SURYA Online,SIDOARJO- Kemarahan warga Desa Keboan Anom, utamanya Dusun Joho, Kecamatan Gedangan tak bisa terbendung lagi.
Ratusan warga mulai anak hingga orang dewasa yang sumurnya tercemar limbah berunjuk rasa di depan PT Pakarti Riken Indonesia (Parin), Senin (19/5/2014).
Warga di lingkungan RW 6 yang meliputi lima RT mulai RT 1 sampai RT 5 menuntut air bersih kepada perusahaan yang memproduksi spare part kendaraan bermotor itu.
Tuntutan yang dilakukan warga itu tidak pertama kali ini saja, melainkan sudah tiga kali tapi tidak ada titik temu.
“Selama 31 tahun berada di sini (Joho) air tidak bisa difungsikan lagi. Memang air sumur saat ditimba kelihatannya putih, tapi setelah diendapkan kelihatan kotorannya,” tutur Ginarto, Ketua RW 6 saat demo.
Tuntutan yang dilakukan warga, sebenarnya tidak muluk-muluk, tetapi hanya minta disediakan air bersih untuk kebutuhan memasak, mencuci, minum, dan mandi.
Karena selama ini, air yang sudah terkena rembesan dari PT Parin sudah tidak bisa difungsikan lagi. Terkadang air sumur warnanya cokelat dan berbau anyir seperti kotoran besi.
“Dibuat mandi, gatal-gatal yang muncul. Untuk mencuci baju putih atau seragam anak sekolah harus membeli air jeriken atau laundry biar warnanya tidak kuning,” tambah Ginarto.
"Bertahun-tahun warga bergelut dengan limbah perusahaan," tukasnya.
Aksi yang dilakukan warga di depan pintu masuk PT Parin, membuat beberapa kendaraan yang akan masuk dan keluar tertahan. Seperti pengiriman bahan baku untuk kebutuhan industri harus antre di Jl Raya Keboan Anom atau tempat dilangsungkannya demo.
Warga yang sudah bosan dengan janji-janji PT Parin, melampiaskan dengan poster kertas yang ditulis dengan spidol di antaranya, Berpuluh-puluh tahun limbahmu mencemari lingkungan, gimana mau hidup sehat kalau air yang kita minum sehari-hari sudah tercemar limbahmu, kami butuh air bersih buat anak cucu kami.
Kapolsek Gedangan Kompol Kamran yang turun ke lokasi mengimbau kepada warga yang menggelar aksi agar tetap bersikap santun dan sopan. Mif
Setiap Hari Warga Menerima Getaran
Keresahan warga sebenarnya tidak hanya pada persoalan air yang mencemari sumur. Sebenarnya warga juga resah akibat aktifitas PT Parin yang terlalu tinggi. Hal yang paling mencolok adalah polusi udara yang setiap hari dikeluarkan pabrik, suara bising hingga larut malam saat warga beristirahat.
“Orang hidup itu butuh sehat. Kalau setiap hari disuguhi limbah, udara yang tidak sehat dan lainnya oleh perusahaan mana bisa sehat,” kata Ginarto, Ketua RW 6.
Rupanya tuntutan warga kepada pihak perusahaan masih belum mebuahkan hasil. Perwakilan warga didampingi Kapolsek Kompol Kamran dan Camat Gedangan diwakili Kasi Pemerintahan, Farkan dijanjikan bertemu, hari ini (Selasa, 20/5) pukul 14.00 WIB. Surat tersebut ditandatangani oleh Presiden Direktur (Presdir) PT Parin Akihiro Otani.
Sementara, Ketua Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sidoarjo, Siswojo yang dihubungi, mengatakan warga agar melaporkan ke BLH, baik itu dilakukan perwakilan RT atau RW.
“Kalau bisa laporannya surat tertulis dan kami tindaklanjuti bersama instansi terkait,” tutur Siswojo.
Apakah di PT Parin tidak ada tempat penampungan limbah slug?
“Nah itu yang belum kami ketahui. Begitu nanti ada surat pengaduan dari warga langsung kami tindaklanjuti,” ungkapnya.
Warga Demo Sumur Tercemar Limbah
Penulis: Anas Miftakhudin
Editor: Yoni
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger