Berita Viral

TNI AD Ungkap Dalang Kasus Kekerasan Prada Lucky Seorang Perwira, Sudah Ditahan

TNI Angkatan Darat mengungkap adanya seorang perwira yang diduga menjadi dalang dalam kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE
PRAJURIT TNI TEWAS - Pemakaman Prada Lucky di (TPU) Mapoli, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/8/2025). 

Sebelumnya, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengungkapkan ada 20 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan terhadap Prada Lucky

Namo diduga meninggal dunia setelah dianiaya seniornya saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT. 

"Sudah 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," kata Piek di Kupang, Senin (11/8/2025) seperti dilansir Antara. 

Hal itu ia sampaikan ketika berkunjung ke rumah orangtua Prada Lucky di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang. 

Salah satu dari 20 tersangka tersebut adalah perwira yang diduga terlibat langsung dalam kekerasan hingga mengakibatkan kematian Prada Lucky

Proses penyelidikan masih berlangsung dan melibatkan Detasemen Polisi Militer (Denpom) bersama Kodam IX/Udayana.

Fakta-fakta Prada Lucky

Jenazah Prada Lucky dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Maupoly, Sabtu (9/8/2025) sore ini dihadiri ratusan pelayat. 

Sebelum pemakaman digelar ibadah di rumah duka yang beralamat di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Ibadah yang dipimpin Pendeta Leni dari Jemaat GMIT Batu Karang Kuanino Kupang, itu dimulai pukul 12.00 Wita dan selesai pukul 13.45 Wita. 

Berikut kesaksian keluarga hingga pejabat setempat: 

1. Dianggap pembantaian

Perwakilan keluarga Lucky, Otniel, meminta pimpinan TNI mengusut tuntas kasus ini dengan memproses hukum para pelaku penganiayaan terhadap Lucky.

"Kepada pemimpin tertinggi TNI, usut semua yang ada sampai tuntas. Mereka adalah preman yang berseragam. Preman itu tidak boleh dibiarkan. Mereka ibarat duri dalam daging," kata Otniel.

Otniel mengaku, jika Lucky gugur di medan juang, keluarga bisa menerimanya, tetapi kenyataannya meninggal karena dianiaya oleh para seniornya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved