Didominasi PMDN, Realisasi Investasi Jatim Telah Tembus Rp 74,6 Trilliun

Meski kondisi ekonomi global kian tak menentu, namun investasi Jawa Timur terus menunjukkan tren positif.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Fatimatuz
REALISASI INVESTASI- Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dyah Ermawati saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Selasa (5/8/2025). Melewati semester pertama di tahun 2025, realisasi investasi Jatim telah tumbuh 4,1 persen (y-o-y) dengan nilai total mencapai Rp 74,6 triliun. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Meski kondisi ekonomi global kian tak menentu, namun investasi Jawa Timur terus menunjukkan tren positif.

Melewati semester pertama di tahun 2025, realisasi investasi Jatim telah tumbuh 4,1 persen (y-o-y) dengan nilai total mencapai Rp 74,6 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dyah Ermawati menegaskan, berdasarkan data periode Januari-Juni 2025, investasi Jatim masih kuat didominasi dari penanaman modal dalam negeri.

“Investasi yang sudah masuk per semester satu 2025 di Jatim tembus Rp 74,6 Trilliun. Yang disumbang Rp 23,6 triliiun dari PMA dan Rp 51 Triliiun dari PMDN. Artinya bahwa PMDN kita masih mendominasi dan kuat,” ujar Erma saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Selasa (5/8/2025).

Tumbuhnya investasi yang masuk ke Jatim berseiring dengan serapan tenaga kerja. Dari Rp 74,6 trilliun investasi yang masuk, sudah menyerap sebanyak 130.870 tenaga kerja Indonesia.

Lebih lanjut Erma menegaskan ada lima daerah di Jatim yang menyumbang investasi terbesar. Yaitu Kabupaten Gresik menyumbang 21,6 persen dengan angka Rp 16,1 trilliun, kemudian Kota Surabaya menyumbang 21,9 persen dengan angka Rp 16,4 trilliun, lalu Kabupaten Sidoarjo menyumbang 13,9 persen dengan angka Rp 10,4 trilliun.

Selain itu Kabupaten Pasuruan juga menjadi daerah penyumbang investasi yang signifikan sebesar 10,3 persen dengan nilai Rp 7,7 trilliun, dan yang terakhir Kabupaten Malang yang menyumbang 3,5 persen dengan total nilai Rp 2,6 trilliun.

“Kontributor tertinggi adalah sektor industri makanan, kemudian perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi, Gudang dan telekomunikasi, perdagangan dan reparasi dan indutsri kimia farmasi,” ujar Erma.

Sedangkan untuk PMA yang paling besar menyumbang adalah Freeport di Gresik. Sedangkan untuk PMDN yang menyumbang investasi terbesar adalah Kota Surabaya dengan sektor industru dan perkantoran.

“Untuk realisasi PMA kita, ada lima negara asal yang paling tinggi menyumbang investasi Jatim. Pertama adalah dari Amerika Serikat yaitu PT Freeport di sektor pertambangan, kemudian dari Singapurasi melalui PT Tri Sakti Purwosari Makmur di Kabupaten Pasuruan untuk industri Makanan,” kata Erma.

Selain itu ada Hongkong RRT melalui industri logam di Kabupaten Sidoarjo yaitu New Asia Internasional, berikutnya adalah Tiongkok melalui industri mineral non logam Xinyi Glass Indonesia di Kabupaten Gresik. 

Dan terakhir di posisi kelima adalah Jepang melalui Waitana Karya Pembangunan yang mengembangan perumahan dan kawasan industri di Kabupaten Jember. 

Jika dilihat secara nasional, di periode semester satu tahun 2025 ini, realisasi investasi Jawa Timur berperan sebesar 7,9 persen atas total realisasi nasional. Dan menempatkan Jatim di posisi ketiga setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

“Yang sedang kita dorong saat ini adalah hilirisasi. Baik itu di sektor mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, maupun perkebunan dan kehutanan, serta perikanan dan kelautan,” pungkas Erma.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved