Trans Jatim Koridor Madura

Penumpang Bus Trans Jatim Rute Surabaya–Bangkalan Makin Ramai, Minta Waktu Tunggu Diperpendek

Penumpang Bus Trans Jatim Koridor V atau K5 rute Surabaya-Bangkalan, Jatim, saat ini makin ramai. Mereka meminta waktu interval antar bus diperpendek

|
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Nuraini Faiq
MENUNGGU - Puluhan penumpang setia dan antusias menunggu Bus Trans Jatim Koridor V atau K5 jurusan Surabaya-Bangkalan di Terminal Purabaya, Selasa (22/7/2025). Total bus dengan label CAKRANINGRAT yang dioperasikan itu, saat ini masih 14 unit. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Penumpang Bus Trans Jatim Koridor V atau K5 rute Surabaya-Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), saat ini makin ramai. 

Setiap hari shelter keberangkatan dari Terminal Purabaya di Bungurasih, Waru, Sidoarjo, hampir selalu dipadati calon penumpang.

Mereka antusias dan setia menunggu bus berlabel CAKRANINGRAT tersebut. 

Setelah dilaunching pada September 2024, pergerakan penumpang menunjukkan peningkatan signifikan.

Pantauan di Terminal Purabaya, Selasa (22/7/2025) siang, shelter keberangkatan Bus Trans Jatim rute Surabaya–Bangkalan itu dipadati penumpang. 

Baca juga: Lamanya Waktu Tunggu Bus Trans Jatim Koridor V Rute Surabaya–Bangkalan Direspons Pakar Transportasi

Meski bukan jam sibuk pulang kerja atau berangkat kerja, jalur keberangakatan bus tersebut selalu ramai. Penumpang rela bediri menanti kedatangan bus berangkat. Mereka ada yang membawa putra-putrinya. 

Namun, para penumpang ini mengaku, lebih senang kalau masa menunggu kedatangan bus berangkat lebih cepat.

"Sudah lebih dari setengah jam. Sebenarnya kami ogah juga kalau nunggu lama. Tapi tidak apa-apa. Bisa berhemat. Cuma bayar Rp 5.000 sudah sampai Bangkalan," ucap Maulidiyah, penumpang yang hendak ke Bangkalan, Madura.

Penumpang yang lain pun seperti mafhum meski harus menunggu setengah jam lebih. 

Mereka membandingkan daripada naik bus reguler yang tarifnya lebih mahal. Tujuan Bangkalan tarif bus reguler bisa sampai Rp 35.000. Kalau bus patas bisa lebih.

Penumpang yang lain, Qomaruddin, juga mengaku ingin interval antar bus di satu koridor ini kalau bisa diperpendek. Headway Bus Trans Jatim K5 sebaiknya memang dipangkas.

"Kalau bisa menunggu busnya jangan lama-lama. Saya pernah lebih dari 40 menit," tutur Qomaruddin yang kerap naik bus CAKRANINGRAT tersebut.

Namun secara umum, penumpang terbantukan dengan beroperasinya Bus Trans Jatim K5. Selain busnya nyaman, AC tidak sumuk, juga yang paling senang karena tarifnya murah Rp 5.000 per penumpang.

Bahkan untuk pelajar, mahasiswa dan santri bayar separuh harga, Rp 2.500. 

Dari Terminal Purabaya ke Terminal Bangkalan kurang lebih 1 jam perjalanan. Bisa bayar secara tunai maupun nontunai.

Rutenya, dari Terminal Purabaya langsung Tol Perak, kemudian menyusuri Sidotopo, Kedung Cowek, melintasi jembatan Suramadu. 

Selain penumpang asal Pulau Madura, juga tidak sedikit penumpang dari Sidotopo, Kedung Cowek dan sekitarnya.

Pangkas Headway

Manajer Operasional Bus Trans Jatim K5, Feyzar Defan Adrian, mengakui bahwa semakin hari semakin banyak masyarakat yang menaruh kepercayaan kepada bus jurusan Madura tersebut.

Namun, ,saat ini jumlah unit armada bus masih terbatas. Masih baru 14 unit bus yang saban hari operasional melayani penumpang. 

Pada jam-jam tertentu saat kondisi jalan Perak-Sidotopo macet, bus akan telat sampai di Terminal Purabaya.

Akibatnya, berpengaruh pada interval waktu antarbus. 

Defan mengakui, bahwa headway antarbus masih belum bisa optimal. Sementara penumpang makin banyak yang naik Bus Trans Jatim K5 ini.

Salah satu solusinya, adalah penambahan unit Bus Trans Jatim rute Surabaya–Bangkalan. 

Diakuinya, memang keterbatasan armada menjadi salah satu penyebabnya.

Defan menyebut, bahwa rata-rata interval antar bus saat lalu lintas lancar masih 20 - 30 menit. Artinya kalau kondisi jalan rute bus macet, masa tunggu penumpang di shelter juga lama.

Defan juga mengakui, bahwa ada kecenderungan meningkat jumlah penumpang Bus Trans Jatim K5. Apalagi saat libur panjang sekolah kemarin, peningkatannya sangat signifikan.  Load factor akan menjadi acuannya untuk petimbangan pengajuan penambahan unit. 

Load factor atau faktor muat penumpang, adalah perhitungan dari nilai kegunaan dari kapasitas muatan yang tersedia dari moda transportasi. 

Cara perhitungan load factor adalah, jumlah penumpang dibagi dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia, lalu dikalikan dengan banyaknya frekuensi perjalanan yang dilakukan.

Hal tersebut, berguna untuk mengetahui rata-rata okupansi pada rute perjalanan bus.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved