Isabella Dea Rengelia Rancang Busana untuk Perempuan Bertubuh Petite agar Terlihat Stylish

Isabella Dea Rengelia menghadirkan karya busana yang dikhususkan bagi perempuan petite

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
Nur Ika Anisa/TribunJatim.com
INNOFASHION SHOW - Isabella Dea Rengelia (kanan) di Innofashion Show ke-7 yang digelar di Ciputra World Surabaya, Kamis (17/7/2025). Karya di antaranya juga menampilkan produk fesyen berbeda dengan mengeksplorasi kekayaan kain tradisional menjadi tampilan modern. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Isabella Dea Rengelia, mahasiswi Textile and Fashion Design, atau DFT Petra Christian University (PCU) Surabaya menghadirkan karya busana yang dikhususkan bagi perempuan petite (istilah dalam dunia fashion untuk menggambarkan perempuan dengan tinggi badan di bawah 160 cm).

Kesulitan dalam memilih dan memadupadankan outfit yang sesuai ukuran dan bentuk tubuh kerab dialami perempuan bertubuh petite.

Sekali saja salah memilih ukuran pakaian, terkadang malah membuat penampilan terlihat ‘tenggelam’.

Hal itu dibenarkan Dea, sapaan akrabnya, yang terkadang sukar mencari pakaian yang pas postur tubuhnya dengan tinggi 150 centimeter.

Melalui karya bertajuk Endless, ia ingin menjawab kebutuhan bagi perempuan bertubuh mungil dalam memilih outfit.

“Jujur saya sendiri orangnya pendek, dan saya ingin menjawab permasalahan perempuan petite kalau misal seperti saya yang menyewa baju seringnya rok kepanjangan. Rata-rata tinggi perempuan di Indonesia 154 centimeter,” tutur Dea event Innofashion Show 2025 di Ciputra World Surabaya, Kamis (17/7/2025).

Endless juga ingin memperkenalkan warisan budaya Indonesia dengan desain yang modern dan elegan.

Menggunakan kain batik bledak remekan dari Solo, koleksi busana “Endless” memiliki desain yang unik.

Dea menonjolkan penggunaan rok mini model feminim dan supaya bagian kaki terlihat lebih jenjang.

Atasan bustier dibuat dengan potongan fokus di tengah, untuk kesan ramping.

Setiap looknya dirancang supaya perempuan petite menjadi percaya diri dengan proporsi dan tinggi badannya.

Paduan bahan selain batik bledak remekan Solo, Dea juga menggunakan kain satin dan tule sequin yang sudah memiliki beading (manik-manik).

Pengaplikasian detail manik pada batik disebut untuk menonjolkan motif kain tradisional tersebut.

Dengan karya ini diharapkan dapat menyasar minat anak budaya pada penggunaan batik dengan model atau koleksi busana pesta.

“Supaya batiknya lebih pop art, terlihat, warna juga terlihat. Saya buat lima busana, masih satu nuansa warna yang sama,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved