Berita Viral

Alasan Ibu Fatimah Diboyong ke Panti Lansia di Malang: Tak Ada yang Mau Merawat, Tolak Urunan Biaya

Alasan Ibu Fatimah, yang tinggal di kawasan Perlis gang 6, Surabaya, diserahkan secara total oleh empat anak kandungnya ke panti jompo,

Editor: Adrianus Adhi
Capture TikTok Arief Camra
Kondisi Mbah Fatimah sebelum dan setelah dibawa ke Griya Lansia di Malang 

SURYA.co.id - Kisah pilu seorang ibu lansia bernama Fatimah yang dibawa oleh anak-anaknya ke Griya Lansia Khusnul Khatimah di Malang kembali menyentak publik.

Ibu Fatimah, yang tinggal di kawasan Perlis gang 6, Surabaya, diserahkan secara total oleh empat anak kandungnya ke panti jompo, dengan kesepakatan tidak akan ada kunjungan maupun pemberitahuan saat beliau meninggal dunia.

Peristiwa ini menjadi viral setelah direkam oleh pemilik panti, Arief Camra, dan diunggah melalui akun TikTok.

Dalam video tersebut, Arief memperlihatkan momen penjemputan dan menggali alasan anak-anak yang tidak mau merawat ibunya.

“Sebenarnya tidak boleh menerima lansia yang masih punya anak. Tapi kalau keempat anak tidak sanggup atau tidak mau merawat, kami akan rawat total di Griya Lansia,” ujar Arief dalam dokumentasi serah terima.

Arief juga menyampaikan bahwa keputusan anak-anak sudah bulat, bahkan mereka sepakat tak akan protes jika video viral dan tidak akan meminta kabar jika sang ibu wafat.

Baca juga: Disinggung Gibran saat Sentil Emak-emak Pengguna Parfum LV dan Gucci, Ini Sederet Fakta Kemenyan

Alasan Anak Tak Mau Merawat

Dalam wawancara langsung saat penjemputan, Arief sempat bertanya satu per satu mengenai alasan anak-anak Fatimah tidak mau atau tidak sanggup merawat ibu mereka.

Lukman, anak kedua yang mewakili keluarga menjelaskan bahwa mereka berempat tidak punya kapasitas untuk mengurus.

“Kondisi saya kan lagi enggak punya rumah, sedangkan yang mba saya enggak ada, yang perempuan itu di luar pulau,” ujar Lukman.

Arief yang gusar dengan penjelasan itu bertanya ulang apakah anak-anak lain tidak bisa membiayai atau urunan untuk membantu sang ibu.

“Meskipun luar pulau masa enggak bisa urunan, maksudnya membiayai ibu?” tanya Arief.

“Enggak mau,” jawab Lukman singkat.

Baca juga: Kisah Pilu Dea Anak Nelayan di Bali Diterima di ITB saat Rumahnya yang Penuh Piala Mau Digusur

Upaya Panti agar Anak Ubah Pikiran

Melihat keputusan anak-anak yang bulat, Arief mencoba meredam niat mereka dengan mengingatkan aturan panti.

Ia menyampaikan bahwa jika Fatimah masuk Griya Lansia, maka serah terima berlaku total: tidak boleh dikunjungi, dan jika meninggal dunia, tidak ada kabar.

“Di Griya Lansia ini kan sebenarnya tidak boleh untuk yang masih punya anak. Tapi berhubung sampeyan tidak mau merawat, saya siap merawat dengan catatan, serah terima total, sampeyan enggak boleh mengunjungi dan kalau meninggal enggak dikabari. Setuju?” ujar Arief.

“Iya, setuju,” kata Lukman.

“Jadi kalau misalnya nanti rame, sampeyan enggak bisa protes ke saya?” tanya Arief.

“Oke,” jawab Lukman.

Arief bertanya lagi, “Apa tidak dipertimbangkan ulang, apa sudah mantap dengan serah terima ini?”

“Sudah,” sahut Lukman tanpa ragu.

Baca juga: Ibu Fatimah Diboyong ke Panti Lansia di Malang, Anak Kandung Sepakat Tak Akan Menengok Lagi

Ibu Fatimah Kini Dirawat Penuh di Panti Lansia

Setelah menerima persetujuan bulat dari keluarga, Arief memboyong Ibu Fatimah ke Malang. Dalam perjalanan, sang ibu sempat menoleh dan menatap anaknya sebelum meninggalkan rumah.

Begitu tiba di Griya Lansia Khusnul Khatimah, Fatimah langsung mendapatkan perawatan awal dan dibersihkan oleh tim panti. Arief menyatakan bahwa pelayanan akan diberikan secara penuh dan gratis, termasuk pemakaman bila kelak beliau wafat.

“Hari ini ada serah terima ibu secara total ke Griya Lansia oleh empat anak kandungnya yang tidak bersedia merawat ibu kandungnya,” ungkap Arief.

“Insya Allah beliau akan kami rawat dengan baik, dengan layanan gratis 100 persen, dan jika beliau meninggal, akan kami makamkan di Griya lansia Malang,” lanjutnya.

Griya Lansia Khusnul Khatimah sendiri sudah beberapa kali menangani kasus lansia yang dibuang atau ditolak oleh anak-anaknya, yang sebagian besar bermula dari alasan ekonomi, konflik keluarga, atau ketidaksanggupan secara mental.

Arief pun berharap kisah Fatimah tidak hanya viral, tapi juga membangkitkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga orang tua yang telah berjasa seumur hidup.

Ikuti berita-berita viral lainnya dari Surabaya dengan mengklik tautan ini

=====

Dapatkan berita terkini dan terpercaya seputar Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan berbagai peristiwa penting di Jawa Timur, termasuk kabar eksklusif tentang Persebaya Surabaya—langsung dari Harian Surya!

SURYA.co.id menghadirkan rekomendasi bacaan menarik yang tidak boleh Anda lewatkan, mulai dari update seputar klub kebanggaan Bonek, isu strategis daerah, hingga peristiwa terkini dari jantung Jawa Timur.

Bergabung sekarang di platform pilihan Anda:

Whatsapp Channel Harian Surya: Klik di sini untuk bergabung

Facebook SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Twitter SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Thread SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Instagram SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

News Google SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved