Uniknya Pasar Segoro di Desa Campurejo Panceng Gresik, Pakai Kerang Sebagai Alat Transaksi

Kegiatan ini untuk melestarikan budaya dan jajanan khas desa Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
BAYAR PAKAI KERANG - Kegiatan Pasar Segoro di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng,Kabupaten Gresik Jawa Timur, Jumat (11/7/2025). Kegiatan dilakukan untuk melestarikan budaya dan jajanan khas desa, sehingga transaksi tidak menggunakan uang tunai tapi menggunakan kerang sebagai alat tukar. 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Komunitas Ngayom Jagad di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik Jawa Timur, menggelar Pasar Segoro, Jumat (11/7/2025).  

Kegiatan ini untuk melestarikan budaya dan jajanan khas desa Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Uniknya, transaksi di Pasar Segoro Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik Jawa Timur inii tidak menggunakan uang tunai, tetapi menggunakan kerang sebagai alat tukar.  

Ketua Pelaksana Pasar Segoro, Khoirul Fatiqin, mengatakan Pasar Segoro untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional.

Menurutnya, transaksi menggunakan alat kulit kerang bisa menciptakan pengalaman yang unik dan menyenangkan.

Jajanan yang dijual yaitu aneka kuliner dan produk UMKM.

Ada juga pertunjukan seni bertema budaya pesisir, serta pameran seni yang mengangkat kehidupan nelayan.

“Alat transaksi di Pasar Segoro ini bukan menggunakan uang, namun menggunakan alat transaksi kulit kerang, dengan nilai tukar satu kerang sama dengan dua ribu rupiah,” kata Khoirul Fatiqin, Jumat (11/7/2025).

Khoirul menambahkan, Pasar Segoro bebas dari penggunaan plastik sekali pakai. 

Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan laut. Dan dibuka secara gratis untuk seluruh masyarakat.

“Dengan menghadirkan suasana tempo dulu, bebas plastik dan menyatu dengan kehidupan warga pesisir, Pasar Segoro menjadi ruang bersama untuk mengenang, merayakan dan merawat kebudayaan lokal,” katanya.

Dari menariknya kegatan tersebut, masyarakat akan mengadakan setiap pekan.

“Pasar Segoro dirancang sebagai kegiatan berkelanjutan yang akan digelar satu sampai dua kali dalam sebulan, mengikuti hari-hari tertentu dalam kalender Jawa, yakni Wage dan Pon,” katanya.

Sementara Kepala Desa (Kades) Campurejo, Amudi, mengapresiasi Pasar Segoro yang dilaksanakan Komunitas Ngayom Jagad yang merupakan golongan-golongan anak muda di Gresik Utara.

“Kami, mengapresiasi pelaksanaan Pasar Segoro ini yang dilaksanakan oleh anak-anak muda. Apalagi mengangkat kebudayaan dan kuliner-kuliner lama Campurrejo yang diangkat kembali untuk dilestarikan,” kata Amudi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved