Masyarakat Sudah Teredukasi, Pakar Jepang Apresiasi Penanggulangan Penyakit Kusta di Probolinggo

Kunjungan tersebut, menurut Gus Haris, menjadi bukti nyata bahwa dunia memberi perhatian pada masalah kusta.

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Deddy Humana
surya/Ahsan Faradisi (ahsan1234)
SIDAK KUSTA - Bupati Probolinggo, Muhammad Haris bersama pimpinan The Nippon Foundation sekaligus Goodwill Ambassador WHO penanggulangan kusta, Yohei Sasakawasa berkunjung ke rumah penderita kusta di Desa Jabungsisir, Kecamatan Paiton, Rabu (9/7/2025) lalu. 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Penyakit kusta belum sepenuhnya punah dari bumi Jawa Timur, bahkan masih ratusan kasus di Kabupaten Probolinggo. Namun selama beberapa tahun, penanganan maksimal pada penderita kusta telah berhasil menekan kasus secara drastis.

Program Pemkab Probolinggo dalam penanganan kusta itu mendapat perhatian The Nippon Foundation. Pimpinan The Nippon Foundation sekaligus Goodwill Ambassador WHO penanggulangan kusta, Yohei Sasakawa pun datang, Rabu (9/7/2025) lalu.

Sasakawa juga mendatangi warga penderita kusta di Desa Jabungsisir, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Kunjungan perwakilan WHO asal Jepang itu menjadi hal penting bagi Kabupaten Probolinggo yang sebelumnya masuk daerah endemik kusta. Yang mana, Kabupaten Probolinggo menjadi wilayah nomor 7 dengan penderita kusta di Jawa Timur.

Di Kabupaten Probolinggo sendiri, saat ini ada sekitar 102 penderita kusta yang tersebar di 16 desa di 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Tongas, Gading, Paiton dan Lumbang. Meski begitu, Kabupaten Probolinggo masuk dalam wilayah non endemik.

Bupati Probolinggo, Mohammad Haris mengatakan, langkah ini sebagai wujud nyata kepedulian global terhadap penderita kusta di Indonesia yang tercatat sebagai negara dengan penderita kusta terbanyak ketiga di dunia.

"Probolinggo dulu termasuk daerah endemik. Tetapi kini sudah keluar dari status itu berkat kerja keras tenaga kesehatan kita. Sehingga juga membuat Nippon Foundation berkunjung ke sini," kata Gus Haris.

Kunjungan tersebut, menurut Gus Haris, menjadi bukti nyata bahwa dunia memberi perhatian pada masalah kusta. Terlebih Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka tertinggi untuk kasus penyakit yang berasal dari kuman lalu menyerang saraf tepi. 

"Konsep penanganan tenaga medis di Probolinggo membuat Nippon Foundation tertarik datang dan berinteraksi langsung dengan warga kami. Semuanya bisa disembuhkan dan pengidapnya jangan dikucilkan," tutur Gus Haris.

"Kusta penyakit yang bisa disembuhkan, jangan ada lagi diskriminasi. Mereka berhak kembali hidup normal bersama keluarga, bisa bekerja normal. Semoga zero kusta segara terwujud," pungkasnya.

Sementara Yohei Sasakawa memuji konsep penanganan kusta di Probolinggo yang melibatkan edukasi masyarakat. Deteksi dini dilakukan dengan melibatkan keluarga dan tetangga untuk mengenali gejala awal.

"Begitu ada gejala, langsung dilaporkan. Satu pasien terdeteksi, 40 KK di sekitarnya harus langsung diperiksa meskipun dalam penyakit kusta ini tidak akan langsung menular," ungkap Sasakawa.

"Saya sudah lebih dari 30 kali mengunjungi Indonesia, dari Papua hingga Maluku Utara. Di Probolinggo ini saya melihat semangat luar biasa untuk menanggulangi kusta. Petugasnya aktif dan programnya menyentuh langsung warga," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved