Sesalkan Jual-Beli Kendaraan Bodong Marak, Wabub Bangkalan Fauzan Ja’far Dukung Polisi Rutin Razia

Wakil Bupati Bangkalan, M Fauzan Ja’far, mengakui masih adanya praktik jual-beli kendaraan tanpa surat (bodong) di daerahnya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
BERI PENJELASAN - Wakil Bupati Bangkalan M Fauzan Ja'far, pada acara Forum Group Discussion (FGD) Wawasan Series Suara Surabaya, Rabu (4/6/2025). Wakil Bupati Fauzan Ja'far mengakui masih adanya praktik jual-beli kendaraan tanpa surat (bodong) di daerahnya. Pihaknya pun mendukung langkah kepolisian untuk melakukan patroli sekaligus razia. 

Menurutnya, pihaknya telah melakukan berbagai langkah preventif untuk mencegah praktik dugaan penadahan hasil curanmor.

Pertama, pihaknya akan memperbaiki infrastruktur di Bangkalan, terutama akses jalan.

Kedua, pihaknya juga akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan investasi di berbagai bidang, mulai industri, wisata, dan berbagai potensi lainnya.

Ketiga, pihaknya juga akan memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat untuk malu membeli kendaraan bodong.

"Startegi ini memang tidak mudah. Namun, kami optimis apabila pola kolaborasi ini diperkuat maka bukan tidak mungkin berbagai tindak kriminal tersebut bisa dicegah," kata Wabup Fauzan pada acara yang mengangkat topik 'Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan' tersebut.

Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono mengungkapkan telah merutinkan operasi kendaraan bodong dalam beberapa bulan terakhir.

Hasilnya, 40 kendaraan tanpa surat diamankan dan satu kendaraan dikembalikan ke pemiliknya.

Polres Bangkalan juga telah menyelesaikan sekitar 40 perkara curanmor dan menetapkan 6 pelaku sebagai penadah.

Menariknya, satu unit kendaraan telah dikembalikan kepada korban yang berada di Surabaya.

"Berdasarkan hasil operasi kami, 1 unit kendaraan hasil curanmor 2 tahun lalu telah ditemukan. Pemilik kendaraan ini merupakan warga Sukolilo, Surabaya," katanya.

Sekalipun mendapatkan dukungan dari Pemkab Bangkalan, ternyata operasi ini tidak mendapat sambutan masyarakat.

"Ternyata, setelah ada operasi ini banyak orang tua yang mengeluhkan untuk tidak razia di titik tertentu karena kawatir anaknya nggak mau sekolah. Berdasarkan penyelidikan, memang banyak murid yang membawa motor bodong," katanya.

Karenanya, pihaknya akan terus melakukan upaya razia hingga promotif preventif untuk mengajak masyarakat tidak membeli kendaraan bodong.

Pihaknya juga menyampaikan berbagai sanski penadah kendaraan tanpa surat.

Selain dengan Pemkab setempat, kolaborasi juga dilakukan dengan kepolisian di daerah lain.

"Dari sekitar 6 penadah yang kami amankan, tidak semuanya dari Bangkalan. Namun, ada juga yang dari Sampang," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved