Berita Viral

Alasan Menteri Komdigi Dukung Gebrakan Baru Dedi Mulyadi Soal Larangan Siswa Bawa HP: Mereka Rentan

Begini alasan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mendukung gebrakan Dedi Mulyadi terkait larangan siswa bawa HP.

Kompas.com/Farida
SISWA BAWA HP - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat Sosialisasi PP Tunas dan Literasi Digital untuk Anak dan Remaja bersama Menteri Komunikadi dan Digital (Komdigi) Meutya Viada Hafid di SMA Negeri 2 Purwakarta, Rabu (14/5/2025). 

Walaupun PP ini memberi tenggat waktu maksimal dua tahun untuk pelaksanaan penuh, Meutya menegaskan pemerintah pusat berharap implementasi bisa berjalan lebih cepat.

Kuncinya, ada pada kolaborasi aktif antara pusat dan daerah.

“Kalau kepala daerah aktif seperti di Jawa Barat, Insya Allah kita bisa lebih cepat. Yang terpenting adalah kombinasi antara regulasi, edukasi, dan teknologi,” tegas dia.

Sebagai informasi, PP Tunas diluncurkan pada 28 Maret 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Diterbitkannya PP Tunas bertujuan untuk melindungi anak-anak di ruang digital.

Larang Sekolah Gelar Wisuda Berbayar

Selain itu, Dedi Mulyadi telah membuat aturan baru yakni melarang sekolah TK sampai SMP untuk menggelar acara wisuda.

Sebab kata Dedi Mulyadi, wisuda saat TK hingga SMP tidak cocok dibuat, lantaran mengeluarkan biaya sia-sia.

"Saya kan melarang di sekolah itu bikin kegiatan wisuda. Karena wisuda itu menurut saya cocoknya S1, atau diploma 3. Ini TK wisuda, SD wisuda, SMP wisuda."

"Nah ujung wisuda ini kan biaya lagi, ribut lagi," kata Dedi Mulyadi, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunnewsBogor.com, Minggu (2/3/2025).

Alih-alih wisuda, Kang Dedi lebih menyarankan agar kelulusan siswa TK sampai SMP dilakukan dengan cara menggelar acara kesenian.

Nantinya Kang Dedi siap menyiapkan anggaran guna pembangunan gedung serba guna di semua sekolah di Jabar.

"Bisa enggak di sekolah itu kelulusannya, misalnya ya di sekolah aja diselenggarakan, seperti zaman dulu kita, kan kita pernah sekolah. Kelulusan dibikin di sekolah, bila perlu nanti pemerintah Provinsi membangun ruang pertunjukan di setiap sekolah, yang kapasitasnya 1000 orang, nanti secara bertahap kita bangunkan," ujar Kang Dedi.

Gedung serba guna tersebut kata Dedi juga bisa dipakai untuk pertunjukkan di luar kelulusan siswa.

Misalnya untuk pertunjukkan tari sekolah, musik, menonton film berkualitas bersama murid, dan kegiatan positif lainnya.

Dedi juga mengimbau agar tiap sekolah dapat menggelar acara perpisahan secara sederhana.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved