Berita Viral 

Rezeki Nomplok Siswa SMP Kerap Bolos jika Lulus Program Barak Militer, Dedi Mulyadi Janji Beri Ini

Seorang siswa sekolah menegah pertama (SMP) sekaligus peserta program barak militer bakal mendapat rezeki nomplok dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH
PROGRAM BARAK MILITER - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berdialog dengan siswa SMP asal Sumedang, yang mengikuti program barak militer di Markas Kodim 0610/Sumedang, Jumat (9/5/2025) 

SURYA.CO.ID - Seorang siswa sekolah menegah pertama (SMP) sekaligus peserta program barak militer bakal mendapat rezeki nomplok dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Awalnya, Dedi Mulyadi meresmikan pendidikan Barak Militer tingkat SMP di markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0610/Sumedang, Jumat (9/5/2025) siang.

Di momen tersebut, Dedi Mulyadi berdialog dengan seorang siswa yang mengaku sering membolos sekolah.

Dedi lantas menanyakan alasan siswa tersebut sering tidak masuk sekolah.

"Jadi lebih senang ngurus kuda dari pada sakola (Sekolah)? Mau ngurusnya kalau saya kasih kuda? Tapi tetap harus sekolah, ngurus kudu jalan, sekolah wajib," ujar Dedi.

Siswa tersebut terlihat senang mendengar pertanyaan itu dan dengan polos meminta Dedi untuk membelikannya kuda jantan.

Ia menjelaskan, mengurus kuda dan ikut pentas seni Kuda Renggong memberinya kesempatan untuk mendapatkan uang.

"Benar pak, mau kuda jantan. Bisa dapat Rp 100.000 kalau ngurus kuda," katanya.

Dedi kemudian berjanji akan memberikan kuda tersebut setelah siswa menyelesaikan pendidikan karakter di markas Kodim 0610/Sumedang selama satu bulan.

"Nanti beres pendidikan ku (oleh) saya dikasih kuda, urus bari sakola (urus sambil sekolah). Kalau tidak sekolah, masih bolos, kudanya saya bawa lagi, setuju?" tutur Dedi.

Baca juga: Santai Meski Dilaporkan Adhel Setiawan ke Komnas HAM soal Barak Militer, Ini Tanggapan Dedi Mulyadi

Saat diwawancara awak media, Dedi Mulyadi menyebut siswa SMP itu tidak termasuk kategori nakal.

"Dia itu punya hobi ngurus kuda, sudah tahu uang makanya jadi sering bolos sekolah. Nanti saya kasih kudanya dengan catatan sekolahnya harus rajin," katanya.

Siswa Minta Dibina

Pada kesempatan lain, Dedi Mulyadi justru salut dengan sikap siswa sekolah menengah atas (SMA) yang ingin ikut program barak militer.

Saat itu, Dedi Mulyadi mewawancarai seorang siswi SMA.

Dedi Mulyadi menanyakan kepada siswi tersebut apa masalah yang dihadapinya sehingga ingin mengikuti program militer.

Siswi tersebut mengatakan bahwa ia suka terlambat ke sekolah karena suka bangun siang.

Dedi Mulyadi pun menyimpulkan bahwa masalah siswi tersebut adalah karena susah tidur.

“Problemnya susah tidur,” imbuh Dedi Mulyadi.

Menyadari kesalahannya, siswi tersebut meminta kepada orang tua untuk mengikuti pendidikan militer yang merupakan kebijakan Dedi Mulyadi ini.

Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi pun sontak memberikan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi atas keberanian remaja putri tersebut.

“Salut! Dibina di barak tentara karena keinginan sendiri,” tulis Dedi Mulyadi dalam unggahan di akun Instagram miliknya, @dedimulyadi71.

Didukung Menham

Terkait program barak militer yang diinisiasi Dedi Mulyadi, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, memberikan tanggapan.

Dia menyebut langkah Dedi Mulyadi itu tidak melanggar HAM.

Menurut Pigai, program ini dapat menjadi sarana pembentukan karakter, kedisiplinan, serta tanggung jawab siswa yang dinilai memiliki perilaku menyimpang.

Ia menegaskan pendekatan militer bukanlah bentuk pelanggaran HAM, melainkan bagian dari proses pendidikan.

"Mereka mau dididik mental, karakter, dan disiplin, serta tanggung jawab. Kebijakan Gubernur Jawa Barat yang mau, bukan mengirim, ya, mau mendidik anak-anak nakal di barak tentara, dalam perspektif HAM, saya pertegaskan tidak melanggar HAM," katanya.

Tak cuma mendukung program yang digagas Dedi Mulyadi ini, Pigai bahkan berencana mengusulkan penerapannya secara lebih luas kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. 

"Ya, kami meminta Menteri Dikdasmen untuk mengeluarkan sebuah peraturan supaya ini bisa dijalankan secara masif di seluruh Indonesia, kalau bagus," ujar Pigai di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Berbeda dengan Pigai, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro meminta pelibatan lembaga militer dalam pendidikan untuk masyarakat sipil sebaiknya dievaluasi kembali. 

 "Sebetulnya itu bukan kewenangan TNI untuk melakukan civil education. Mungkin perlu ditinjau kembali rencana itu," ujar Atnike saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Atnike menambahkan, keterlibatan TNI dan Polri dalam dunia pendidikan sebaiknya sebatas pada edukasi karier, seperti memperkenalkan peran dan tugas TNI kepada siswa, bukan sebagai institusi pelatihan disipliner bagi anak-anak yang dianggap bermasalah.

Seperti diketahui, program pendidikan karakter ala militer yang digagas Gubernur Dedi Mulyadi telah berjalan di dua lokasi, yakni Purwakarta dan Bandung.

Pada Jumat (2/5/2025), sebanyak 39 siswa SMP yang dinilai “sulit diatur” oleh sekolah dan keluarganya, dikirim untuk mengikuti pelatihan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta.

Di Bandung, 30 pelajar yang dianggap memiliki perilaku menyimpang menjalani program serupa di Rindam III Siliwangi.

Program ini melibatkan TNI dan Polri dalam pelaksanaan pelatihan selama 14 hari, dengan fokus pada pembentukan karakter dan penanaman nilai bela negara.

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah memberikan alternatif pembinaan kepada siswa yang rentan terseret pergaulan bebas atau terindikasi melakukan tindakan kriminal.

Ia menekankan bahwa pendekatan militer dianggap mampu membentuk karakter dan meningkatkan kedisiplinan siswa.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved