Bruin Deklarasikan Perlindungan Sungai di Gresik, Pantau Kualitas Air Lewat Pengujian Biotilik

Deklarasi perlindungan sungai melibatkan berbagai pihak, termasuk pemda, masyarakat lokal, organisasi lingkungan dan pihak swasta. 

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/muhammad sugiyono
DEKLARASI SUNGAI - Para anggota Bruin (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara) memantau kualitas air sungai di wilayah Desa/Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Rabu (7/5/2025). Dalam kegiatan itu, Bruin juga menggelar deklarasi perlindungan sungai. 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Kepedulian pada pelestarian sungai dan lingkungannya semakin gencar. Bahkan Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (Bruin) mendatangi Desa/Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik untuk mendeklarasikan perlindungan sungai, Rabu (7/5/2025). 

Deklarasi itu bertujuan menjaga kelestarian sungai dari berbagai ancaman, seperti pencemaran, kerusakan ekosistem dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan. 

Direktur Eksekutif Bruin, Azis mengatakan, deklarasi tersebut juga untuk membangun kesadaran masyarakat, pemerintah dan pihak terkait tentang pentingnya sungai bagi kehidupan dan lingkungan. 

Deklarasi perlindungan sungai melibatkan berbagai pihak, termasuk pemda, masyarakat lokal, organisasi lingkungan dan pihak swasta. 

“Deklarasi ini berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen dan tujuan perlindungan sungai, atau dapat berupa kegiatan sosialisasi dan aksi nyata di lapangan,” kata Azis.

Azis menambahkan, tujuan deklarasi perlindungan sungai ini untuk meningkatkan kesadaran manusia, membangun komitmen, meningkatkan partisipasi masyarakat, melindungi ekosistem sungai, menciptakan pengelolaan yang berkelanjutan.

“Deklarasi perlindungan sungai adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian sungai dan sumber daya air,” imbuhnya. 

Menurut Azis, deklarasi diikuti aksi nyata dan komitmen yang kuat dari semua pihak, sebab untuk mencapai tujuan perlindungan sungai yang berkelanjutan. 

“Dalam kegiatan ini Bruin melakukan pemantauan sungai yang menggunakan serangga air atau biasa disebut biotikik (pemantauan lingkungan menggunakan indikator biota),” jelasnya. 

Biotilik adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata, hewan tidak bertulang belakang seperti bentos, capung, udang, siput dan cacing.  

“Biotilik merupakan metode yang mudah digunakan, karena hanya memerlukan pengambilan sampel biota di dasar, tepian sungai atau yang menempel di bebatuan,” imbuhnya.

Biota yang ditemukan tinggal dicocokkan dengan biota yang tertera dalam gambar panduan yang terdapat di dalam modul. 

“Keberadaan biota yang sensitif terhadap pencemaran mengindikasikan kondisi suatu sungai masih bagus kualitasnya atau tidak tercemar. Sedangkan biota yang tidak sensitif terhadap pencemaran, mencirikan bahwa sungai telah sakit dan tercemar,” pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved