Berita Viral
Senasib Dedi Mulyadi, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Dijuluki Gubernur TikTok, Duplikasi Program KDM
Inilah profil Gubernur Bengkulu Helmi Hasan yang bernasib sama dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
SURYA.CO.ID - Inilah profil Gubernur Bengkulu Helmi Hasan yang bernasib sama dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kalau Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dijuluki gubernur konten oleh rekan sejawatnya, Helmi Hasan mendapat julukan gubernur TikTok.
Hal ini karena Helmi Hasan kerap mengunggah aktivitasnya di media sosial TikTok.
Menanggapi hal itu, ia justru membuka biaya publikasi Pemprov selama ini sebelum ia menjabat.
"Main TikTok apo? Main TikTok ini bukan main, tetapi kerja, jadi kerja bagaimana mendengar suara masyarakat secara langsung dan banyak program pemerintah yang kami dapatkan dari TikTok," ujar Helmi Hasan dalam video yang diterima sejumlah wartawan, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: 3 Gebrakan Terbaru Dedi Mulyadi Bikin Heboh, Imbasnya Diancam Hercules hingga Dituding Langgar HAM
Ia mengatakan, kalau dikaitkan dengan pemborosan anggaran, justru menggunakan TikTok tidaklah boros.
Dulu, anggaran biaya publikasi terbesar mencapai Rp51 miliar.
"Dulu anggaran publikasi besar sekali, Rp 51 miliar. Sekarang kami drop, kami potong, pangkas menjadi 89 persen untuk bangun jalan. Jadi, hanya 11 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mendapat sindiran dari Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud.
Dalam rapat Komisi II DPR RI pada Selasa (29/4/2025), Rudy menyebut Dedi Mulyadi sebagai “Gubernur konten”.
“Kang Dedi, Gubernur konten, mantap ini Kang Dedi,” ucap Rudy sambil tertawa. Suasana rapat pun sempat pecah oleh gelak tawa peserta lainnya.
Mengenai hal itu, Dedi Mulyadi tidak tersinggung. Ia justru menjawab dengan santai dan menyisipkan fakta menarik soal efisiensi anggaran.
“Terakhir tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan gubernur konten, alhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” ujar Dedi dikutip dari tribunnews.
Menurut Dedi Mulyadi, sebelumnya anggaran iklan Pemprov Jabar mencapai Rp50 miliar. Tapi sejak fokus pada media sosial, anggaran itu bisa ditekan jadi hanya Rp3 miliar.
“Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp50 miliar, sekarang cukup Rp3 miliar tapi viral terus. Terima kasih,” katanya sembari tersenyum.
Duplikasi Program Dedi Mulyadi
Sebelum dijuluki Gubernur TikTok, Helmi Hasan ternyata kerap mencontoh atau menduplikasi program Dedi Mulyadi.
Bukannya gerah, Helmi Hasan justru secara terang-terangan akan mengikuti beberapa kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi.
"Insya Allah, satu hal yang baik. Kita tidak akan hanya menduplikasi, tetapi juga menyesuaikan dengan kondisi daerah kita. Kita tahu bahwa Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi, adalah gubernur yang inovatif dengan banyak gagasan positif," kata Helmi, Kamis (1/5/2025).
Berikut program Helmi Hasan yang diduga meniru Dedi Mulyadi:
- Larang Siswa Pakai Motor ke Sekolah
Sama dengan Dedi Mulyadi, Helmi juga akan melarang siswa bermotor ke sekolah.
Helmi menilai hal itu sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan pelajar di Provinsi Bengkulu.
Menurutnya, kebijakan tersebut terbukti memberikan dampak positif, salah satunya mengurangi kecelakaan di jalan raya.
Hal ini semakin mendesak setelah tragedi menyedihkan yang menimpa dua siswi di Bengkulu, yang tewas ditabrak truk batu bara saat berkendara ke sekolah beberapa hari lalu.
"Tragedi tersebut sangat mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan, terutama bagi anak-anak kita. Banyak siswa yang mengendarai motor tanpa helm, belum memiliki SIM dan tidak mematuhi aturan lalu lintas, dan ini jelas berbahaya," beber Helmi.
Lebih lanjut, Helmi Hasan mengatakan jika kebijakan ini diterapkan ada banyak manfaat bagi siswa.
“Pertama, ketika anak sekolah berjalan kaki, mereka akan bangun lebih pagi. Kemudian, mereka akan jauh lebih sehat, karena berolahraga saat berjalan. Selain itu, akan ada kebersamaan antar siswa, dan ini menghilangkan jarak sosial antara si miskin dan si kaya,” terang Helmi.
Dikatakan Helmi, kebijakan ini masih dalam tahap kajian oleh pemerintah provinsi.
"Insya Allah, kita akan coba terapkan nanti di Provinsi Bengkulu. Kita ingin menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak kita,” ujar Helmi.
2. Libatkan TNI Gembleng Siswa Nakal

Helmi Hasan, mengumumkan program baru khusus untuk anak-anak nakal di daerah itu di akun TikTok resmi miliknya.
Ia mengatakan, program ini akan melibatkan kepolisian dan TNI.
"Insya Allah anak-anak nakal yang melawan orangtua, narkoba, pulang malam, tidak masuk sekolah, dan kenakalan lainnya, siap-siap akan ditangkap, lalu diserahkan ke tentara dan polisi untuk digembleng," kata Helmi dalam akun TikTok-nya, Senin (28/4/2025).
Ia melanjutkan, pembinaan dan gemblengan itu akan dilakukan oleh TNI dan Polri.
Proses lamanya penggemblengan dilakukan hingga anak yang dianggap nakal dinyatakan berubah.
Bahkan, dalam TikTok-nya, ia menggambarkan sistem penggemblengan anak-anak di China.
Ia juga menegaskan, orang tua yang ingin menggembleng anaknya yang nakal dapat berkoordinasi dengan kepolisian terdekat atau mengirimkan data anak melalui pesan di TikTok Helmi Hasan.
"Anak-anak itu akan dibawa ke camp untuk dilatih disiplin serta bertanggung jawab dan menghormati kedua orangtuanya," tuturnya.
"Nah, kalau orang tua memiliki anak seperti ini, silakan dilaporkan ke pesan di TikTok ini, no WA saya, Polres, Polsek, atau kantor tentara terdekat," demikian Helmi Hasan.
Helmi Hasan memiliki pendekatan tersendiri dalam menangani siswa-siswa yang dianggap "nakal".
Pendekatan ini berbeda dengan yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Menurut Helmi, Pemprov Bengkulu mengusung konsep berbasis keagamaan, di mana para siswa tersebut akan dibina di rumah ibadah sesuai agama masing-masing.
"Kalau dia Islam di masjid, kalau Kristen di gereja, Hindu dan Buddha di rumah ibadah masing-masing," kata Helmi saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (2/5/2025).
Selama menjalani pembinaan di rumah ibadah, para siswa akan dibekali materi hukum dan kepemimpinan dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan Kejaksaan.
"Agar anak-anak tahu risiko bila melanggar hukum," ungkapnya.
Helmi menjelaskan bahwa TNI akan dilibatkan untuk memberikan pelatihan disiplin seperti baris-berbaris dan materi kedisiplinan lainnya.
Selain itu, tokoh-tokoh agama juga akan turut serta memberikan motivasi, penguatan, dan ajaran untuk taat beragama.
Helmi menegaskan bahwa program seperti ini bukanlah hal baru baginya, karena saat menjabat sebagai Wali Kota Bengkulu, ia sudah kerap menerapkan metode serupa.
"Selama jadi wali kota, kegiatan seperti ini sering kami lakukan. Selama tiga hari, anak-anak itu digembleng," ujarnya.
Ia kemudian menceritakan salah satu pengalaman ketika menjabat wali kota.
Saat itu, ada orangtua yang mengaku kewalahan menghadapi anaknya yang kerap melawan ketika tidak diberi uang jajan.
Namun setelah mengikuti program penggemblengan, anak tersebut menunjukkan perubahan sikap yang drastis.
"Orangtuanya keheranan atas perubahan anaknya usai digembleng. Anak-anak akan digembleng keagamaan, maka buahnya adalah memuliakan orang tua. Konsep kita humanis dan religius," tegasnya.
Terkait pendanaan, Helmi memastikan bahwa anggaran akan disiapkan oleh Pemprov Bengkulu serta didukung oleh kabupaten dan kota yang siap melaksanakan program tersebut.
"Anggaran tentu akan dibackup oleh Pemprov dan kabupaten/kota yang siap," jelasnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan kriteria siswa "nakal" yang menjadi sasaran program ini.
Antara lain siswa yang suka tawuran, berkelahi, melawan orang tua, melakukan tindak pidana, bolos, tidak masuk sekolah, hingga tindakan melawan hukum lainnya.
"Program ini akan segera dimulai. Program ini sudah biasa dibuat, tinggal dibuat untuk tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Insya Allah," tutupnya.
Seperti diketahui, Dedi Mulyadi hari ini mulai menerapkan program pendidikan militer untuk siswa nakal.
Dedi bekerja sama dengan pihak TNI untuk menggembleng disiplin para siswa di markas TNI selama enam bulan hingga satu tahun.
3. Larang study tour
Helmi Hasan secara tegas melarang sekolah menggelar studi tur dan wisuda di Provinsi Bengkulu.
"Saya meminta seluruh kepala dinas dan kepala sekolah di Provinsi Bengkulu untuk tidak lagi mengadakan studi tur maupun wisuda yang membebani orang tua murid," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan melalui pesan elektronik kepada awak media.
Keputusan ini sebagai respons dari keluhan orang tua siswa terkait biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk studi tur dan wisata.
Helmi Hasan berharap, kebijakan ini dapat dipahami dan didukung oleh semua pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
Dia menekankan bahwa sistem pendidikan seharusnya lebih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran daripada menyelenggarakan kegiatan yang dapat menciptakan ketimpangan ekonomi antar siswa.
"Pendidikan di Bengkulu harus tetap berjalan sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu menciptakan generasi yang berkualitas."
Baca juga: Ikuti Jejak Dedi Mulyadi Larang Sekolah Adakan Study Tour, Inilah Sosok Wagub Banten Achmad Dimyati
"Anggaran pendidikan seharusnya lebih banyak dialokasikan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, kesejahteraan guru, serta pengembangan sarana dan prasarana sekolah, bukan untuk kegiatan seremonial yang membebani masyarakat," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Bengkulu Ungkap Beda Pendidikan Militer ala Dirinya dan Dedi Mulyadi"
Rekam Jejak Yuda Heru Dokter Hewan yang Praktik Sekretom Ilegal untuk Manusia, Ternyata Dosen Juga |
![]() |
---|
Rekam Jejak Ahmad Sahroni yang Ditantang Debat Salsa Erwina, Dijuluki Crazy Rich Tanjung Priok |
![]() |
---|
Tabiat Rohmat alias RS, Ahli IT di Balik Kasus Penculikan Bos Bank Plat Merah, Pekerjaan Misterius |
![]() |
---|
Imbas Tanggapi Soal Ijazah Jokowi, Rektor UGM Ova Emilia Kena Sentil Mahfud MD: Sudah Cukup |
![]() |
---|
Rekam Jejak Gus Irfan yang Disebut Berpeluang Jadi Menteri Haji dan Umrah, Cucu Pendiri NU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.