Dari Lapak 1X2 Meter, Onde-Onde Bu Jaka Menjadi Ikon Baru Bondowoso, Pelanggannya Dari Banyak Daerah

Meski sudah terkenal, siapa sangka onde-onde buatannya ini pertama kali hanya dijual dengan cara dititipkan kepada para pedagang sayuran

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
Dari Lapak 1X2 Meter, Onde-Onde Bu Jaka Menjadi Ikon Baru Bondowoso, Pelanggannya Dari Banyak Daerah - onde-onde-khas-Bondowoso1.jpg
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
ONDE-ONDE BONDOWOSO - Pemilik usaha Onde-onde Bu Jaka di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Nangkaan, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso menggoreng penganan yang terkenal dengan rasanya yang legit dan gurih dengan isian kacang ijo.
Dari Lapak 1X2 Meter, Onde-Onde Bu Jaka Menjadi Ikon Baru Bondowoso, Pelanggannya Dari Banyak Daerah - onde-onde-khas-Bondowoso-2.jpg
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
DISUKAI BANYAK DAERAH - Onde-Onde Bu Jaka di Bondowoso sudah menjadi idaman para pecinta kuliner dari berbagai daerah. Pemiliknya sudah berjualan onde-onde enak ini selama 11 tahun.


SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Kota Mojokerto mendapat pesaing baru dalam sajian jajanan tradisional  onde-onde. Datangnya dari Bondowoso, yaitu Onde-Onde Bu Jaka yang sudah menjadi buruan masyarakat dari dalam dan luar daerah selama 11 tahun terakhir.

Jajanan tradisional khas Indonesia ini memang dirindukan dengan bentuknya yang bulat dan berlapis taburan wijen, serta di dalamnya ada isian kacang hijau.

Meski dapat dijumpai di berbagai wilayah, namun onde-onde Bu Jaka ini memberikan rasa legit dan gurih. Para pelanggannya sudah datang dari berbagai daerah padahal hanya dijual di sebuah lapak berukuran 1X2 meter di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Nangkaan, Kecamatan Bondowoso.

Sudah banyak pelanggan dan penggemar yang menikmati onde-onde ini, misalnya dari Jember, Lumajang, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Malang, Surabaya, Sidoarjo, dan wilayah lainnya. 

Mereka memang tak setiap hari datang, namun setiap berkunjung ke Bondowoso sudah pasti Onde-onde Bu Jaka masuk dalam daftar kuliner mereka.

Ahmad Fauzi (44), pemilik usaha Onde-onde Bu Jaka mengatakan, usahanya ini pertama kali dibuka pada tahun 2014 lalu setelah ia dan istrinya berhenti sebagai karyawan toko. Jika dihitung berarti sudah 11 tahun ia menekuni usaha ini.

Meski sudah terkenal, siapa sangka onde-onde buatannya ini pertama kali hanya dijual dengan cara dititipkan kepada para pedagang sayuran saja.

Saat itu pun onde-onde Fauzi merupakan buatan keponakannya. Kemudian ia bersama istrinya mencoba membuat onde-onde dengan cara menyempurnakan resep keponakannya itu dan berjualan di pinggir jalan sembari menjual kue yang lain.

"Kita jualannya pakai rombong, tidak punya tempat. Kita pindah-pindah dulu, masih diuji terus," kenangnya.

Namun sebelum resepnya valid seperti sekarang, Fauzi selalu meminta pembelinya memberikan masukan pada rasa onde-ondenya. Ia menanyakan mulai rasa, tekstur, tingkat kemanisan, dan lainnya. 

Beruntung, para pelanggan menyampaikan review jujur. "Saya minta pendapat pelanggan terus memberi masukan. Pelanggan yang nomor satu bagi kami," terangnya.

Saat ini Fauzi sudah mempekerjakan 5 orang perempuan di sekitar rumahnya. Mereka setiap hari membuat onde-onde di rumahnya. 

Meski begitu, untuk racikan dari adonan onde-onde dan isian kacang hijau tetap istrinya yang turun tangan. "Mereka hanya membentuk bola-bolanya. Ukuran tidak boleh kurang, harus sesuai. Kalau berubah saya minta disortir saja," jelasnya.

Pada hari-hari biasa, onde-onde Bu Jaka bisa terjual hingga 1.500 biji. Khusus hari libur atau pun Sabtu dan Minggu, bisa laku hingga 2.000 biji.

Para pelanggan tidak hanya membeli onde-onde Bu Jaka dalam bentuk yang sudah goreng. Mereka banyak juga membeli dalam bentuk belum matang. Biasanya mereka yang dari luar kota, menelepon untuk pemesanan.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved