Dosen Universitas Surabaya Bagikan Strategi Efektif Kelola THR dengan Metode Amplop Prioritas

YouGov Indonesia 2025, sekitar 79 persen masyarakat Indonesia cenderung menggunakan THR untuk belanja kebutuhan seperti pakaian serta makanan dan min

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Adrianus Adhi
Dok FEB Ubaya
Prof. Dr. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), 

SURYA.co.id, Surabaya - Menjelang hari raya, Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi momen yang dinantikan oleh banyak karyawan. 

Selain sebagai tradisi, THR juga merupakan bentuk apresiasi perusahaan terhadap pekerjanya.

Berdasarkan survei terbaru dari YouGov Indonesia 2025, sekitar 79 persen masyarakat Indonesia cenderung menggunakan THR untuk belanja kebutuhan seperti pakaian serta makanan dan minuman.

Menanggapi kebiasaan ini, Prof. Dr. Liliana Inggrit Wijaya, Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), mengusulkan metode amplop prioritas sebagai solusi pengelolaan THR yang lebih terstruktur.

“Metode ini tidak harus berbentuk amplop fisik, tetapi bisa diaplikasikan melalui dompet digital atau tabel keuangan. Kuncinya adalah memberikan nama pada setiap kategori sesuai tingkat kepentingannya, lalu menyusunnya berdasarkan skala prioritas,” ungkapnya.

Sebagai bentuk aplikasi konkret, Prof. Liliana memperkenalkan metode 4321 dalam pengelolaan THR.

Ia menjelaskan bahwa alokasi dana dapat dibagi menjadi empat kategori utama. Yaitu 40 persen untuk kebutuhan primer seperti makanan dan pendidikan, 30 persen untuk membayar kewajiban finansial seperti cicilan produktif atau investasi dalam pengembangan keterampilan, 20 persen untuk investasi jangka panjang, dan 10 persen sisanya untuk keinginan pribadi atau self-reward.

“Kebutuhan setiap individu bisa bervariasi, namun prinsip utamanya tetap pada prioritas. Jika suatu kebutuhan tidak terpenuhi dan berpotensi menimbulkan dampak besar, maka itu harus didahulukan. Hal ini berlaku terutama untuk kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda atau digantikan,” jelasnya.

Sebagai Kepala Laboratorium Manajemen Keuangan Prodi Manajemen Ubaya, Prof. Liliana menekankan pentingnya kesadaran dalam berinvestasi. Menurutnya, tren masyarakat mulai beralih ke investasi seperti logam mulia adalah langkah positif.

“Mengalokasikan 20 persen THR untuk investasi bisa membantu membangun kestabilan keuangan jangka panjang. Sementara itu, 10 persen bisa digunakan untuk menikmati hasil kerja keras dengan cara yang tetap terkendali,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam perilaku belanja impulsif atau yang dikenal dengan istilah doom spending. Fenomena ini dapat merugikan kondisi finansial dalam jangka panjang jika tidak dikendalikan. 

“Besarnya penghasilan bukan satu-satunya faktor dalam kestabilan keuangan, tetapi bagaimana cara kita mengelolanya. Jangan sampai euforia menerima THR membuat kita kehilangan kontrol dalam membelanjakannya,” tegas Prof. Liliana.

Sebagai penutup, Prof. Liliana mengajak masyarakat untuk memahami bahwa uang memiliki kekuatan dan dampak yang besar jika dikelola dengan baik. 

“THR bukan sekadar bonus tahunan, tetapi bisa menjadi peluang untuk memperkuat kondisi finansial melalui perencanaan yang matang dan disiplin dalam pengelolaannya,” katanya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur. Klik di sini untuk untuk bergabung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved