Persebaya Surabaya

Pengamat Ungkap Faktor Penyebab Persebaya Tampil Jeblok di 3 Laga

Pengamat Persebaya, Kukuh Ismoyo, menilai ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Persebaya tampil jeblok.

|
Penulis: Khairul Amin | Editor: Cak Sur
Istimewa
Pengamat Persebaya, Kukuh Ismoyo 

SURYA.CO.ID,  SURABAYA - Persebaya sedang dalam situasi sulit pasca kalah 0-2 dari Malut United di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada Jumat (17/1/2025) lalu, melengkapi kekalahan beruntun Persebaya di tiga laga terakhir.

Sekaligus, menjadi kekalahan perdana Persebaya di kandang pada musim ini, setelah 9 laga kandang terakhir tampil perkasa, 7 laga menang serta 2 laga imbang.

Hasil ini, menjadi situasi paling sulit Persebaya di Liga 1 2024/2025 ini, menjadikan Persebaya yang enam pekan sempat menempati puncak klasemen, terancam tergusur ke peringkat tiga.

Pengamat Persebaya, Kukuh Ismoyo, menilai ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Persebaya tampil jeblok.

"Cedera dan absennya Fransisco Rivera sangat berpengaruh sekali terhadap permainan Persebaya," kata Kukuh Ismoyo kepada SURYA.CO.ID, Rabu (22/1/2025).

Rivera, dinilai Kukuh, menjadi jenderal tengah permainan Persebaya sejauh ini. Baik dalam mengatur serangan, maupun memutus serangan lawan. Juga membagi bola, sehingga permainan tim berjalan efektif.

Rivera berhasil menciptakan 3 gol dan 3 assist dari 16 pertandingan yang dijalani bersama Persebaya.

Di tiga laga terakhir, Rivera harus absen karena pemulihan cedera. Sejalan dengan hasil minor Persebaya.

"Tidak ada pemain pengganti Rivera yang cukup apik dalam menyuplai bola, terutama saat membangun serangan, adalah alasan utama mengapa serangan-serangan Persebaya selama 3 match terakhir buntu saat berada di final third," terang pria asal Sukodono, tersebut.

Faktor lain yang dinilainya menjadi penyebab, memaksakan duet center bek asing, Slavko Damjanovic dan Dime Dimov.

Itu coba diterapkan Persebaya saat menghadapi Malut United.

Kadek Raditya yang selama ini menjadi duet Slavko, oleh Paul Munster digeser lebih ke depan sedikit menjadi gelandang bertahan.

"Menurut pengamatan saya, Slavko dan Dimov itu bertipikal sama, yakni ball playing defender," terangnya.

Kesamaan tipe, menurut Kukuh, menjadikan permain kurang efektif.

Berbeda dengan laga-laga di putaran pertama, duet Slavko-Kadek tampil kuat karena perbedaan tipe.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved