Berita Viral

Kisah Aiptu Agus Riyanto, Anggota Polisi yang Dirikan Sekolah Gratis untuk Anak Pemulung di Jakarta

Di tengah kesibukan sebagai anggota polisi, Aiptu Agus masih memikirkan nasib pendidikan anak-anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Polri TV
Aiptu Agus Riyanto 

SURYA.CO.ID - Aiptu Agus Riyanto membuktikan bukti nyata atas dedikasinya kepada masyarakat.

Di tengah kesibukan sebagai anggota Bhabinkamtibmas Srengseng Polsek Kembangan, Jakarta Barat, Aiptu Agus masih memikirkan nasib pendidikan anak-anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu.

Karena kepedulian itulah, ia kemudian mendirikan sekolah gratis di tengah permukiman kumuh kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak setempat yang mayoritas orang tuanya bekerja sebagai pengumpul barang bekas alias pemulung.

“Jadi kami sebagai Bhabinkamtibmas mendirikan sekolah untuk anak-anak yang putus sekolah slum area, daerah kumuh, dan mereka ini anak-anak yang tidak punya kesempatan untuk sekolah formal."

"Kemudian kita dirikan sekolah, kita ajarkan mereka agar ke depan mereka bisa mendapatkan ijazah dan bisa berguna untuk mencari pekerjaan,” kata Aiptu Agus, dikutip SURYA.CO.ID dari reshulusungaiutara.kalsel.polri.go.id.

Agus mendirikan sekolah itu sejak empat tahun lalu, setelah melihat kondisi masyarakat sekitar.

“Sebagai Bhabinkamtibmas yang tugas kesehariannya selalu interaksi dengan masyarakat, kita melihat apa yang ada di masyarakat itu."

"Saya temukan setiap hari banyak anak-anak yang usia sekolah tapi tidak bersekolah, mereka membantu orang tuanya mengumpulkan barang-barang bekas,” ucapnya.

Agus menceritakan perjalanan membangun sekolah gratis itu.

Awalnya, ia hanya mengumpulkan anak-anak yang tidak sekolah di sebuah gubuk kosong.

Kemudian, ia memberikan pembelajaran. 

Seiring berjalannya waktu, antusias anak-anak untuk belajar semakin meningkat.

Akhirnya, Agus berinisiatif mendirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Maju Bersama di Jalan Sawah Balong, Srengseng.

“Usia anak yang belajar usia 4 tahun sampai dengan 13 tahun. Jumlahnya sekitar 80 anak. Jadi anak-anak peserta dididik kita ada di sekitar slum area."

"Ada Paud atau TPA setingkat TK, ada juga PKBM atau sekolah paket untuk anak-anak yang memang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan sekolah formal,” jelas Agus.

“Untuk peserta didik yang sekolah paket maupun TPA ini semuanya gratis. Untuk operasional swadaya kita bersama, kita dengan elemen masyarakat sekeliling yang memang mendukung kegiatan kita,” tambahnya.

Agus tidak memungut biaya dari anak-anak setempat untuk bisa belajar di sekolah tersebut.

Namun, kata Agus, anak-anak yang sekolah paket perlu mengumpulkan botol-botol bekas minuman setiap dua minggu sekali untuk dijual yang hasil penjualannya akan dipakai untuk operasional sekolah tersebut.

“Jadi sekolah ini memang di tempat sampah, jadi sampah yang ada di sini kita manfaatkan, bukan dibuang sia-sia, tapi kumpulkan untuk kelangsungan sekolah di sini."

"Guru-guru dari relawan yang memang sudah cukup lama dalam program ini,” ujarnya.

Hingga kini, operasional sekolah itu berjalan dengan baik. Sesekali Agus juga mengajar di sekolah tersebut ketika senggang bertugas di Polsek Kembangan.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved