SURYA Kampus
Sosok Dimas Landung Penjual Dawet yang Dapat Kuliah Gratis di UNY, Anak Yatim Sejak Kecil
Inilah sosok Dimas Landung, penjual dawet yang dapat kuliah gratis di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Tak pernah terbayangkan di benak Dimas Landung Dwi Prakoso, dirinya bisa mendapat kesempatan kuliah gratis di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sejak kecil, Landung-sapaan akrabnya, hidup dalam kondisi serba terbatas setelah kepergian sang ayah.
Ayah Landung meninggal ketika dirinya masih berusia 5,5 tahun.
Sejak saat itu, Landung hanya tingga bersama ibunya, Sumiriyati.
Kondisi ekonomi yang sangat terbatas membuat Landung sempat pesimis bisa lulus jenjang sekolah menengah pertama (SMP).
Begitu pula untuk melanjutkan ke bangku sekolah menengah atas (SMA) dan kuliah.
Tak heran, keinginan Landung untuk kuliah sempat ditentang keluarga.
Masuk Pondok Pesantren
Baca juga: Sosok Bagus Alumni ITB Sukses Tangani Proyek Emas di Afrika, Dulu Putus Asa dan Pasrah jika DO
Walau begitu, ia memberanikan diri untuk masuk ke pondok khusus yang menampung anak yatim dan dhuafa yaitu Pondok Pesantren Darul Fatihah Pundong, Bantul.
“Saya memberanikan diri untuk masuk pondok tersebut karena dengan ikut pondok tersebut saya dibiayai sekolah sampai lulus dan dijamin uang saku setiap harinya,” kata Landung, beberapa waktu lalu.
Landung akhirnya diterima di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul dan bisa menghasilkan beberapa prestasi salah satunya juara 1 Inovasi Project Moderasi Beragama Kementerian Agama RI tahun 2022.
Saat kelas XII Landung termasuk salah satu siswa eligible dan didukung dengan medali yang didapatkan ia disarankan untuk melanjutkan kuliah melalui jalur SNBP di UNY.
“Namun kembali pihak keluarga saya tidak mendukung sebab berbagai pertimbangan salah satunya seputar pembiayaan."
"Namun cita-cita saya memang ingin meneruskan belajar sampai tamat, karena bagi saya pendidikan merupakan keharusan” ujarnya.
Dukungan dari sekolah juga tidak kurang. Landung berkonsultasi dengan guru BK bernama Eny.
Pasca ORI Campak di Sumenep, FK Unair Tekankan Pentingnya Imunisasi Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sosok Lima Kandidat yang Maju dalam Pemilihan Dekan FK Unair 2025–2030 |
![]() |
---|
16 Produk Teknologi Tepat Guna KKN UMSurabaya Telah Didaftarkan HKI, Ini Pesan Armuji |
![]() |
---|
Grab dan Narasi Hadirkan Generasi Campus Roadshow 2025, Dimulai dari Surabaya |
![]() |
---|
Mahasiswa Untag Surabaya Hadirkan Inovasi IoT untuk Peternakan Ayam Petelur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.