Amalan Islam

Tata Cara Sholat Tahajud yang Benar Menurut Ustadz Abdul Somad

Berikut penjelasan tata cara Sholat Tahajud yang benar oleh Ustadz Abdul Somad. 1

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
YouTube
Ilustrasi, Ustadz Abdul Somad 

SURYA.CO.ID - Berikut penjelasan tata cara Sholat Tahajud yang benar oleh Ustadz Abdul Somad

Sholat Tahajud merupakan sholat sunah di malam hari yang sangat istimewa. 

Sebab, ibadah Sholat Tahajud tercantum dalam Al Qur'an Surat Al Israa ayat 79. 

Di dalamnya menyebut, bahwa Sholat Tahajud adalah sholat sunah utama sebagai tambahan dari sholat fardhu. 

"Dan dalam sebahagian malam hari sembahyang tahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji" (Q.S. Al Israa: 79). 

Lantas, bagaimana tata cara sholat tahajud yang benar? 

Pertama, menurut Ustadz Abdul Somad, umat Islam perlu mengetahui waktu melaksanakannya  

Sholat Tahajud yang benar adalah dilaksanakan setelah bangun tidur. 

"Kalau tidur dulu namanya Sholat Tahajud, kalau tidak tidur namanya qiyamul lail," jelas Ustaz Abdul Somad, dikutip dari unggahan YouTube Dakwah Sejuk pada Jumat (30/8/2019). 

Meski begitu, boleh-boleh saja melaksanakan Sholat Tahajud tanpa tidur terlebih dahulu. 

Namun, ibadah sholat malam yang dikerjakan tanpa tidur itu disebut qiyamul lail (ibadah malam). 

"Jangan gara-gara tidak tidur lalu tidak Sholat Tahajud," kata Usatadz Abdul Somad. 

"Kalau tidak tidur ya qiyamul lail, sholat qiyamul lail," terangnya. 

Sementara jumlah Sholat Tahajud minimal dua rakaat dan sebanyak-banyaknya, karena tidak ada batasan maksimal. 

Namun, menurut anjuran ulama biasa mengerjakannya dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat, 12 rakaat. 

Tata Cara Sholat Tahajud 

1. Membaca niat 

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى 

Latin: Ushollii sunnatat tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa. 

Artinya: Aku (niat) shalat sunat tahajud 2 rakaat, karena Allah Ta’ala 

2. Takbiratul ihram (Allahu Akbar) sembari membaca niat sholat dalam hati. 

3. Membaca doa iftitah 

4. Membaca surat al fatihah 

5. Membaca surat dalam Al Quran (misalnya surat pendek, Al Ikhlas, An Nash, Al Falaq) 

6. Rukuk dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal 

7. I’tidal dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal 

8. Sujud dengan tuma’ninah sambil membaca doa sujud 

9. Mengulang gerakan seperti rakaat pertama 

10. Pada tahiyat akhir, membaca doa tahiyat akhir 

11. Melakukan gerakan salam. 

12. Setelah salam, disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar, kemudian membaca doa sholat tahajud. 

Doa Setelah Sholat Tahajud 

اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ 

اَللّٰهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ 

Allaahumma lakalhamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulku samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa’dukal haqqu, waliqaa uka haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun, wa muhammadun sallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, wassa’atu haqqun. 

Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa’alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a’lantu, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa anta. 

“Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mu lah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan  langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. 

Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. 

Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan, tidak ada tuhan melainkan Engkau”.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved