Berita Lamongan

Kajian Bersama Para Eks Teroris Jadi Siraman Rohani, YLP Lamongan Datangkan Inspirator Sukses

Pemateri langsung kajian ini adalah pendiri sekaligus Direktur YLP, Ali Fauzi yang juga mantan teroris.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Mantan napiter Ali Fauzi memberi paparann dalam Kajian Jalan Terang di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jumat (8/11/2024) malam. 


SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Lamongan sudah seperti menjadi safe house sekaligus rumah pemulihan para eks teroris agar kembali diterima bumi pertiwi.

Berbagai upaya dilakukan YLP, salah satunya lewat Kajian Jalan Terang, Jumat (8/11/2024) malam.

Kajian yang digelar YLP ini rutin setiap Jumat pada pekan pertama setiap bulan yang tidak hanya diikuti ratusan mantan napi teroris (napiter), tetapi juga masyarakat umum.

Kajian ini digelar digelar di pelataran PT Hanah Mitra Wisata di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro.

Kajian ini sudah seperti siraman rohani karena memberikan inspirasi kepada semua peserta untuk melangkah ke arah lebih baik.

Pemateri langsung kajian ini adalah pendiri sekaligus Direktur YLP, Ali Fauzi yang juga mantan teroris.

Setiap kajian digelar, Ali Fauzi mendatangkan inspirator sukses untuk memberikan pengalaman keberhasilannya kepada para eks napiter.

Kali ini YLP menghadirkan pengusaha sukses dari Yogyakarta, Muhammad In'am Amin, pemilik Gandrung Kafe, Bebek Kendil Lamongan dan sejumlah usaha lainnya.

"Kajian Jalan Terang ini terbuka untuk untuk umum dan kita gelar setiap bulan,  yaitu Jumat pada pekan pertama," kata ustadz Ali Fauzi, Jumat (8/11/2024) malam.

Mantan kombatan ini membawakan materi kajian terkait potret kehidupan insan beriman menuju jalan kebahagiaan. Ali Fauzi mengurakani gaya hidup mukmin, gaya hidup bahagia yang sumbernya dari  surat A- Nahl 97.

"Siapa pun yang beriman, maka sungguh akan diberikan kehidupan yang baik," kata Ali Fauzi mengutip ayat suci itu.

Yang belum diberi kehidupan yang baik, lanjutnya, maka imannya perlu diperbaiki. Orang yang paling tenteram itu sejatinya orang yang beriman. "Sesungguhnya akan diberi kebaikain sesuai dengan amalannya," katanya.

Bicara bahagia atau kehidupan yang baik itu adalah orang yang menerima apa adanya (qonaah), merasa kecukupan dalam rizki.

 Rizki yang halal dan ketenangan dalam menjalani hidup. "Garis tangan itu harus diterima secara ridlo. Tetapi tetap harus diupayakan," katanya. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved