Berita Viral

Pembelaan Sudarsono usai Dicopot dari Jabatan Camat Baito, Ini Alasannya Rela Bantu Kasus Supriyani

Sudarsono bereaksi setelah dicopot dari jabatan Camat Baito, Sulawesi Tenggara (Sultra), imbas turun tangan menangani kasus guru Supriyani.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Tribun Sultra
Sudarsono, yang dicopot dari jabatan Camat Baito (kiri) imbas bantu kasus Supriyani (kanan) 

SURYA.CO.ID - Sudarsono bereaksi setelah dicopot dari jabatan Camat Baito, Sulawesi Tenggara (Sultra), imbas turun tangan menangani kasus guru Supriyani.

Sudarsono mengatakan, selama ini hanya membantu guru Supriyani dari segi fasilitas, seperti rumah dan kendaraan. 

Keterlibatannya dalam kasus guru Supriyani pun karena diminta pihak pengacara terlapor, agar memberikan perlindungan.

"Kami pada saat menjemput di Lapas Perempuan Kendari, ada penangguhan."

"Kemudian pihak pengacara sampaikan bahwa kalau bisa ibu Supriyani titip di rumah jabatan," jelasnya dalam wawancara khusus, dikutip dari Kompas.com. 

Baca juga: Gelagat Istri Aipda WH Jadi Saksi Sidang Kasus Guru Supriyani, Bingung Disinggung soal Luka Anaknya

"Saya juga menerima, sebagai Camat wajib memberi tempat warga kita yang dalam keadaan aman," jelasnya.

Namun, ia menegaskan tidak ikut campur terkait urusan hukum.

Dirinya justru menyerahkan semua proses hukum pada pengadilan. 

"Jadi ibu Supriyani ini kalau masalah hukumannya kami tidak campuri." 

"Yang kita pastikan di sini kebutuhannya selama dalam proses menjalani sidang," jelasnya. 

Ia terkejut saat mengetahui dirinya tiba-tiba diganti buntut kasus tersebut. 

Penjelasan Bupati

Sudarsono dan Supriyani. Sudarsono Camat Baito Dicopot Imbas Kasus Guru Supriyani. Segini harta kekayaannya.
Sudarsono dan Supriyani. Sudarsono Camat Baito Dicopot Imbas Kasus Guru Supriyani. Segini harta kekayaannya. (kolase Tribun Sultra)

Baca juga: Sosok Sudarsono yang Dicopot dari Jabatan Camat Baito Imbas Bantu Tangani Kasus Guru Supriyani

Terpisah, Bupati Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga menjelaskan pencopotan Sudarsono buntut dari kasus guru honorer di Sultra, Supriyani. 

Surunuddin mengaku, selama ini dirinya tidak mendapat laporan terkait perkembangan kasus guru Supriyani.

“Camat tidak pernah menyampaikan atau menginformasikan. Sudah viral di mana-mana saya hanya mendengar dari informasi. Jadi kita tarik, kita tugaskan eselon II untuk menyelesiakan,” ujar Surunuddin.

Alasan lain, agar masalah guru Supriyani dan pihak keluarga Aipda WH cepat terselesaikan.

Sementara itu, dirinya menyebut bahwa proses hukum tetap berjalan antara kedua belah pihak sesama warga Desa Baito harus tetap aman. 

“Langkah ini saya ambil, bukan berarti camat tidak mampu, tapi agar lebih mumpuni persoalan ini diselesaikan. Apalagi Pak Kasat Pol PP kan mantan camat juga,” katanya.

Surunuddin juga mengatakan, pihaknya mengganti Camat Baito akibat melaporkan dirinya sedang diteror akibat melindungi guru honorer Supriyani.

“Kedua yang bersangkutan (camat) merasa diteror, sudah tidak nyaman. Melapor kepada saya mobilnya ditembak, padahal mungkin hanya diketapel. Jadi semua ini pemda (pemerintah daerah) ambil alih agar kondisi daerah stabil,” jelasnya.

Surunuddin menambahkan penyelesaian persoalan antara guru Supriyani dan keluarga Aipda WH juga sulit akan tercapai jika ada salah satu pihak yang tidak netral dan terkesan pro kepada salah satu pihak. 

“Ini kan masyarakat Baito mereka. Jadi kita perlakukan sama. Sebenarnya mudah saja menyelesaikan ini karena istri Aipda WH kan ASN. Bu Guru Supriyani kan pegawai kita juga,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved