Beirta Surabaya
Eri Cahyadi Raih Cumlaude Program S3 Unair, Tulis Disertasi Soal Birokrasi Pemkot Surabaya
Eri Cahyadi menjadi doktor ke-95 dari program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga, lulus S3 dengan predikat cumlaude.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya non-aktif, Eri Cahyadi atau Cak Eri berhasil menyelesaikan program doktoral pada Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair), Senin (28/10/2024).
Setelah menjalani Ujian Doktor terbuka, Eri lulus S3 Unair dengan predikat cumlaude.
Menyampaikan hasil penelitian berjudul "Kesehatan Organisasi Publik untuk Pengembangan Kapabilitas Perubahan dan Peningkatan Kinerja", Cak Eri berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penyanggah yang dipimpin Prof Dr Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin. sebagai Pimpinan Sidang.
"Dengan berbagai pertimbangan tersebut, pimpinan sidang memutuskan disertasi saudara Promovendus diterima. Dengan demikian Eri Cahyadi ST MT telah menyelesaikan pendidikan doktor dalam program studi pengembangan SDM dengan predikat cumlaude atau dengan pujian," kata Prof M Madyan yang juga Wakil Rektor Unair Bidang Sumber Daya ini dalam sidang.
Cak Eri menjadi doktor ke-95 dari program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Unair.
Dia dinyatakan lulus, setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun, 1 bulan, 23 hari.
Memberikan sambutan atas kelulusannya, Cak Eri sempat menitikkan air mata.
Dia mengenang ayahandanya, almarhum Urip Suwondo yang banyak mengilhaminya untuk terus berjuang dan belajar hingga bisa menuntaskan gelar doktor.
Ditemui seusai sidang terbuka, Cak Eri menjelaskan tujuan penelitiannya. Dia ingin mengoptimalkan pelayanan birokrasi kepada masyarakat.
Sebagai pemimpin di Surabaya, Eri Cahyadi mengakui adanya formula khusus untuk mendorong bawahan mengoptimalkan kinerja.
"Saya ingin memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Ternyata apa? Kalau (staf) diminta berubah, nggak bisa begitu saja. Dengan inovasi, nggak bisa begitu saja," ucap Eri dalam penjelasannya.
Berdasarkan penelitiannya, kinerja birokrasi bisa meningkatkan apabila pemimpin dapat menjamin keadilan bagi para bawahan.
Kinerja bawahan tidak dihitung berdasarkan penempatan dinas tertentu, melainkan pada penyelesaian kontrak kinerja di dinas tersebut.
"Ternyata, yang bisa membuat kinerja bertambah adalah keadilan dalam birokrasi. Tidak ada poin dinas tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dinas lain," tuturnya yang didampingi sang istri, Rini Indriani Eri Cahyadi tersebut.
Kedua, kinerja birokrasi bisa meningkat, apabila pemimpin menerapkan mekanisme reward and punishment secara tepat.
Pejabat yang mampu menyelesaikan pekerjaan akan mendapatkan kenaikan pangkat, begitu pun sebaliknya.
"Ketika ada yang berhasil atau menciptakan sesuatu yang bermanfaat, maka dia akan mendapatkan lompatan kenaikan pangkat atau golongan. Ini ternyata berpengaruh. Sekalipun, ini tentu dilakukan secara transparan," jelas mantan ASN Pemkot Surabaya ini.
Tak berhenti di situ, para pemimpin di level yang lebih rendah seperti kepala dinas, jajaran camat dan lurah harus banyak memberikan motivasi kepada anak buah. Perencanaan yang baik ditambah evaluasi secara komprehensif dilakukan kepada bawahan secara berkala.
"Setiap dinas itu harus ada timnya. (Tim akan mengevaluasi) Apakah visi misi tercapai? Apakah kontrak kita bisa tercapai? Program kinerja tercapai?," tutur Cak Eri.
Dengan menerapkan hal tersebut, kinerja Pemkot Surabaya disebutnya berhasil.
Tolok ukurnya, predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) AA (kota pertama dan satu-satunya di Indonesia) dari Kementerian PANRB, Inovasi Pelayanan Publik Terbaik 2024, Kota Layak Anak dari UNICEF dan Kota Sehat dari WHO.
"Alhamdulillah, setelah itu saya terapkan semuanya, dampaknya luar biasa. Di antaranya, Surabaya menjadi kota yang mempunyai pelayanan publik terbaik nomor 1 dan macam-macam banyak yang lainnya," ujarnya.
Penelitian tersebut, menunjukkan bahwa optimalisasi kinerja birokrasi bisa dilakukan.
"Ini ternyata secara ilmiah bisa memberikan perubahan-perubahan yang ada di pemerintah," katanya.
Setelah nantinya kembali aktif menjadi Wali Kota sejak akhir November mendatang, Cak Eri akan menjalankan hasil penelitian tersebut.
Harapannya, para birokrat bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga warga bisa bergotong-royong dalam membangun kota.
"Saya ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat, mereka lah sejatinya pemimpin sejati. Saya bisa buktikan, birokrasi harus kuat. Ketika birokrasi itu kuat, maka rakyatnya dan juga akan menjadi sejahtera dan sesuai dengan disertasi saya," tandas Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut Teknologi 10 November (ITS) Jatim ini.
➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.