Persebaya Surabaya

In Memoriam Rudy Wiliam Keltjes, Legenda Persebaya yang Berpulang

Rudy William Keltjes, legenda sepak bola Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia meninggal dunia di usia 72 tahun, Rabu (23/10/2024) pukul 12.30 WIB.

Penulis: Fatkhul Alami | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Fathkul Alami
SEMASA HIDUP - Rudy Keltjes (ketiga dari kanan) saat kumpul bersama rekannya sebagai pelatih, seperti Fakhri Husaini, Fairrel Raimon Hattu, Maura Hally dan Subangkit di Surabaya belum lama ini. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sepak bola Indonesia kehilangan salah sosok terbaiknya. Rudy William Keltjes, legenda sepak bola Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia meninggal dunia di usia 72 tahun, Rabu (23/10/2024) pukul 12.30 WIB.

Kabar duka berpulangnya Rudy Keltjes diterima Surya melalui Grup WhatsApp (GWA) komunitas sepak bola Surabaya, Rabu siang. "Kabar duka. Telah meninggal dunia Om Rudy William Keltjes. Berita duka baru saya terima dari keluarga," tulis pesan di GWA yang berisi mantan pemain, pelatih dan komunitas sepak bola Jatim.   

Sosok Rudy Keltjes tidak asing bagi penggila sepak bola Indonesia, terutama di Surabaya. Dilahirkan di Situbondo 1952 dan besar di Surabaya, ia mengawali karier sepak bola dan besar bersama Niac Mitra Surabaya yang bermain di kompetisi Galatama pada 1970 hingga 1980-an.

Bersama Niac Mitra, Rudy Keltjes yang bermain sebagai gelandang berjaya dengan meraih gelar juara Galatama musim 1980-1982 dan 1982-1983, juara Tugu Muda Cup di Semarang 1981, juara Aga Khan 1979 di Bangladesh.

Selain bermain bersama Niac Mitra, Rudy Keltjes juga membela Persebaya Surabaya yang berkompetisi di Perserikatan. Bersama tim Bajul Ijo, ia sukses membawa Persebaya juara 1977 sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik saat itu. Berkat performa menawan bersama Persebaya, ia dipanggil memperkuat Timnas Indonesia.

Saat berseragam Timnas Indonesia, Rudy yang tidak lain ayah dari pelatih Gresik United Steefan Kltjes ini ikut berkiprah di sejumlah ajang internasional, seperti SEA Games 1979 dan 1983, serta turnamen laainnya.

Setelah gantung sepatu sebagai pemain, Rudy Keltjes melanjutkan karir sebagai pelatih yang dimulai pada 1980. Niac Mitra menjadi tim pertama yang dilatihnya sebagai asisten pelatih Muhamad Basri. Karier kepelatihannya langsung bersinar dengan membawa Niac Mitra juara pada musim 1987-1988.

Setelah kompetisi Galatama berhenti, Rudy Keltjes melanjutkan kiprahnya sebagai klub-klub besar Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi pelatih Persebaya, PSMS Medan, Persipura Jayapura dan PSM Makassar dengan torehan prestasi yang cukup bagus. Ia juga pernah tercatat sebagai pelatih Timnas Indonesia Junior, seperti Timnas U-22 dan U-19.

Rudy Keltjes juga pernah menjadi pelatih tim Kalimantan Timur (Kaltim) di PON Riau 2012 dan juara. Ia terakhir menjadi pelatih Jawa Timur di PON Papua 2021 yang dibawanya lolos semifinal.

Muhammad Zein Alhaddad, pelatih sepak bola asal Surabaya ini mengaku kehilangan dengan berpulangnya Rudy Keltjes yang sudah merupakan sahabat dekatnya sejak sama-sama di Niac Mitra. Semasa jadi pemain, Rudy merupakan sosok yang baik, disiplin dan tanpa kompromi di lapangan.

"Saya masuk Niac Mitra tahun 1980, Rudy sudah ada dan pemain bagus. Dia sangat baik, selalu membimbing, beri masukan dan motivasi kepada pemain muda." sebut Alhaddad.

Menurut Mamak -pangglan Zein Alhaddad, Rudy tidak hanya baik di lapangan saat main bala. Di luar lapangan juga sosok yang enak diajak berteman. "Dia jadi sahabat dekat saya, senang cerita lucu dan bergurau. Dulu kalau pulang latihan (di Niac Mitra), dia selalu saya bonceng naik motor," tutur Mamak.

Mamak menuturkan, dirinya kali terakhir bertemu dengan Rudy Keltjes dua pekan silam di Surabaya. Saat itu ada acara kumpul mantan pemain dan juga pelatih yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya. "Dua minggu lalu pas acara makan-makan di Surabaya," ucap Mamak.

Rasa kehilangan atas berpulannya Rudy Keltjes juga dirasakan Ferrel Raymon Hattu. Katen Timnas Indonesia SEA Games 1991 yang meraih medali emas menuturkan, almarhum merupakan sosok yang disiplin, berkarakter keras, punya jiwa kepemimpinan kuat, konskuen, dan jujur.

Saat di lapangan sebagai pemain, lanjut Ferrel, Rudy juga merupakan pemain pemberani dan tanpa kompromi yang membuat disegani lawan. "Tapi di luar sepak bola, dia orang yang sabar, penyayang, lembut hatinya.sangat peduli dengan keadaan kawannya dan dermawan. "Kami kehilangan salah satu panutan," aku Ferrel.

Selamat jalan Rudy William Keltjes!!! 

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved