Berita Gresik

Dishub Gresik Berencana Adakan Angkutan Feeder Koneksi Transjatim, Tahap Awal di Perkotaan

Pemerintah Kabupaten Gresik berencana melakukan pengadaan angkutan feeder, untuk mengkoneksikan Transjatim ke rute yang sudah eksis dilalui mikrolet.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Willy Abraham
Suasana Terminal C Bunder Gresik, Kamis (17/10/2024). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Terminal Bunder di Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim), saat ini menjadi terminal yang menghubungkan Gresik dengan Lamongan, Mojokerto, Surabaya dan Sidoarjo melalui Transjatim. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik berencana melakukan pengadaan angkutan feeder, untuk mengkoneksikan Transjatim ke rute yang sudah eksis dilalui mikrolet.

Angkutan feeder, adalah transportasi umum atau angkutan pengumpan sejenis bus kecil yang beroperasi di kawasan perkotaan. 

Feeder ini dapat menjangkau ke bebera titik wilayah, atau jalan medium maupun jalan sempit yang susah diakses bus.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Khusaini mengatakan, untuk tahap pertama trayek perkotaan saja, ada empat trayek, jumlah kendaraan kurang lebih 47. 

Rencananya angkutan feeder kajian akan disampaikan terlebih dahulu tahun 2025. 

Saat ini pembangunan halte feeder di terminal C Bunder, atau yang dulunya terminal angkot.

"Kami tidak akan menghapus keberadaan angkutan pedesaan. Nanti akan diganti dengan spek angkot kota baru. Driver yang lama kami rekrut, untuk kendaraan nanti kami akan komunikasi pihak pengusaha, tidak ada yang dirugikan, ini meningkatkan kesejahteraan mereka," beber Khusaini.

Sopir rencananya akan dikontrak. Armada feedernya, mobil baru, spesifikasinya tidak jauh beda dengan angkutan feeder wara-wiri di Kota Surabaya.

"Tidak ada yang dirugikan, pengusaha dapat mobil baru, driver lama juga bisa bekerja," ucapnya.

Jumlah angkutan feeder tahap awal ada 47 armada, jumlah ini sama dengan jumlah angkot yang masih eksis sampai saat ini di trayek perkotaan. 

Empat trayek kajian angkutan feeder. Mulai dari Terminal Bunder lewat kota ke Jalan Gubernur Suryo, koneksi dengan pelabuhan.

"Jam operasional kami buat sistem seperti  transjatim kajian load factor-nya. Misalkan 20 menit atau harus setiap henti setiap halte 20 menit apa 15 menit, terminal C ke Jalan Gubernur Suryo ada beberapa titik halte, halte Jaksa Agung 20 menit berangkat ada feeder lagi, tidak ngetem berjam-jam," tambahnya.

Anggaran untuk pengadaan angkutan feeder ini, tutur Khusaini, ada dua skema. 

Skema dikerjakan melalui APBD atau mengundang pihak ketiga (investor).

"Besaran nominal belum, rencana ke depan lihat kemampuan daerah, 2025 ada kajian kami selesaikan halte di terminal C dulu," tutup Khusaini.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved