Berita Madiun

Mulyono Terpaksa Percepat Panen Tembakau, Antisipasi Ancaman Hujan di Wilayah Madiun

Daunnya jadi rusak berwarna hitam. Ini panen kelima. Kalau sudah turun hujan tembakau terpaksa dibiarkan mati

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
surya/Febrianto Ramadani (Febrianto)
Perajang tembakau di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun menjemur tembakau di bawah matahari, Jumat (4/10/2024) pagi. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Peralihan musim alias pancaroba yang sulit ditebak belakangan ini menjadi dilema bagi para petani tembakau di Kabupaten Madiun. Bahkan sejumlah petani tembakau di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, sudah memanen tanamannya lebih awal, Jumat (4/10/2024).

Panen dini itu menjadi pilihan ketimbang mengalami kegagalan panen saat memasuki musim peralihan, dari kemarau ke hujan. Selain itu musim hujan juga dipastikan akan merusak kualitas daun tembakau.

“Daunnya jadi rusak berwarna hitam. Ini panen kelima. Kalau sudah turun hujan tembakau terpaksa dibiarkan mati,” kata salah satu petani di Desa Ngale, Mulyono.

Hal senada disampaikan petani lain, Wariyem yang menuturkan, dalam sebulan bisa memanen tembakau sebanyak 4 kuintal. "Sudah beberapa kali hujan deras sehingga tanaman jadi layu tidak layak dijual. Takutnya rusak satu lahan,” tuturnya.

Menurutnya, meski harga tembakau stabil di angka Rp 48.000 sampai Rp 49.000 per KG namun panen lebih awal bisa menjadi solusi terbaik. “Tujuannya untuk menghindari kerusakan tembakau akibat hujan,” pungkasnya.

Sementara perajang tembakau di desa setempat, Sukamto mengungkapkan, musim hujan yang datang lebih dini, berpotensi mengganggu tahapan penjemuran tembakau. “Kalau tiba-tiba hujan, tembakau yang dijemur harus buru-buru dibawa masuk ke dalam. Begitu sudah reda, dijemur lagi,” ungkap Sukamto.

Jika hujan lebat, lanjut Sukamto, tembakau bisa rusak dan tidak bisa dipanen. Terlebih dalam semusim ia bisa memanen sebanyak 10 kuintal.

“Musim tanam mulai bulan 7. Proses jemur 2-4 hari tergantung cuaca. Harga jual baik, antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per KG,” tandasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved