Amalan Islam
Hukum Merayakan Ulang Tahun dalam Islam, Menurut Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya
Hari ulang tahun adalah hari spesial yang ditunggu setiap orang. Lantas, bagaimana hukum merayakan ulang tahun menurut Islam? Simak penjelasannya.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Di Indonesia, perayaan ulang tahun biasa diisi dengan berbagai acara. Namun, sebenarnya bagaimana hukum merayakan ulang tahun dalam Islam?
Berikut penjelasan hukum merayakan ulang tahun menurut Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya
Hari ulang tahun adalah hari spesial yang ditunggu setiap orang. Apalagi, pada momen tersebut biasanya seseorang mendapatkan hadiah atau kejutan.
Di Indonesia, perayaan ulang tahun seringkali dilakukan oleh masyarakat termasuk Muslim. Lantas, bagaimana hukumnya?
Hukum Merayakan Ulang Tahun Menurut Ustadz Abdul Somad
Dilansir dari kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official berjudul "Hukum Mengucap Ulang Tahun", hukum merayakan ulang tahun tergantung pada substansinya.
Perayaan ulang tahun yang diisi dengan saling mendoakan, diperbolehkan
Ucapan ulang tahun populer yang banyak digunakan orang yaitu Happy Birthday (HBD) artinya selamat ulang tahun, barakallahu fii umrik, atau mabruk alfa mabruk.
Ustadz Abdul Somad menerangkan, ucapan-ucapan tersebut diperbolehkan.
"Pertama Happy, Happy itu kan senang," jelas Ustad Abdul Somad.
Oleh sebab itu, merujuk pada kata 'Happy' dalam ungkapan Happy Birthday atau HBD memiliki substansi senang.
Kemudian ucapan dalam bahasa Indonesia, selamat ulang tahun yang memiliki substansi selamat.
"Selamat ini dari bahasa Arab, 'Allahumma inna nas-aluka salamatan'. Makanya disebut doa selamat," jelasnya.
Ucapan ketiga, lanjut UAS adalah ucapan barakallahu fii umrik yang memiliki arti semoga Allah memberkahi umurmu'.
Ucapan dalam Bahasa Arab ini bermakna keberkahan.
Dan yang terakhir ucapan mabruk alfa mabruk sebagaimana dijelaskan oleh UAS bahwa sebenarnya kalimat ini kurang tepat.
"Sebetulnya yang tepat itu adalah mubarak, karena fi'il madhi-nya baraka-yubaarik," terang UAS.
Namun di seluruh negara Arab lebih populer penyebutan mabruk sehingga ucapan ini disebut sebagai ungkapan yang salah namun populer.
Hal ini sebagaimana dicontohkan dalam penggunaan kalimat Dzahir dan Batin di Indonesia, dimana kata Dzahir lebih populer dan sering dijumpai dengan tulisan 'lahir'.
Dari penjabaran substansi masing-masing ungkapan, semuanya itu mengandung doa.
"Nah, dari empat ungkapan ini, senang, selamat, berkah, apa ? Kalau digabungkan ketiganya ini senang selamat berkah, sebetulnya isinya ni apa ? doa, kan itu isinya," jelasnya.
Doa-doa ini bisa memberi memberi semangat untuk mereka yang berulang tahun.
Sementara itu, ditambahkan oleh UAS bahwa yang haram bukanlah mengucapkan selamat ulang tahun, melainkan tradisinya seperti meniup lilin.
Hukum Merayakan Ulang Tahun Menurut Buya Yahya
Dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah, Buya Yahya mengatakan bahwa umat Islam boleh saja merayakan ulang tahun.
Namun, perlu diingat agar merayakan ulang tahun dengan niat dan tujuan yang mulia.
Misalnya, bertujuan untuk mensyukuri kehidupan sekarang dan bersiap untuk kehidupan yang akan datang.
"Ulang tahun untuk mengingat hari kelahirannya untuk tujuan yang mulia, adalah sah, untuk mensyukuri kehadirannya, untuk mempersiapkan kehadiran yang akan datang dan yang mencontohkan Nabi sendiri, 'hari ini hari aku dilahirkan di hari Senin' jadi menyebut hari kelahiran gak masalah," kata Buya Yahya.
Selain itu, niatkan saat anda ulang tahun untuk bersedekah sebagai bentuk syukur bertambahnya umur, hal ini diperbolehkan.
"Jika ada orang hari kelahirannya digunakan untuk yang baik 'hari kelahiranku aku akan bersedekah, tetangga aku kasih duit atau sembelih kambing', kan enak," sambung Buya.
Dilihat daru tujuannya yang mulia, ulang tahun bukanlah sesuatu yang bid'ah dan dilarang.
"Jangan dikatakan bid'ah merayakan ulang tahun, tapi yang menjadi bid'ah yang menjadi salah adalah cara merayakannya," timpal Buya.
Adapun yang dimaksud Buya Yahya adalah cara merayakan ulang tahun yang salah, seperti merayakannya meniru budaya orang tidak beriman, bercampur cewek dan cowok, berdansa dan sebagainya.
"Cara itu berarti budaya, budaya siapa itu, ada budaya orang tidak beriman, kumpul laki-laki perempuan, kemdudian ada balon, di dalamnya ada kertas, kemudian dipecahkan terus tunjuk namanya laki-perepmuan mereka disuruh berdansa biarpun gak ada hubungan apa apa. Ini kan bukan budaya kita," tegas Buya Yahya.
"Itu bukan budaya yang baik, bahkah sampai ada kematian, sampai menuduh, bukan budaya seperti itu," ujar Buya.
Buya Yahya kemudian mengimbau, jika anda berniat merayakan ulang tahun baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sebaiknya membuat kejutan yang menyenangkan, berkesan sehingga menjadikan lebih baik.
"Kalau bikin kejutan yang menyenangkan bukan dzolim, buat mereka gembira, terkenang, terkesan dan saling menumbuhkan cinta karena Allah tentunya dengan cara yang tidak memberatkan, kalau ada kejadian yang tidak tidak harus dihentikan. Ingat kalau anda ingin meryakan ulang tahun sahabat anda, bikin dia terkesan, indah, termotivasi karena Allah dan termotivasi menjadi lebih baik," pungkas Buya Yahya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.