Darurat Kekeringan di Jawa Timur, Amartha Fasilitasi Pembangunan Sumur dan Sarana Air Bersih 

Adanya bencana kekeringan mengakibatkan masyarakat kesulitan mengakses air bersih untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan pertanian.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
surya.co.id/istimewa
Amartha fasilitasi pembangunan sumur dan sarana air bersih di tiga desa di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. 

SURYA.CO.ID  - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyatakan sebanyak 28 kabupaten/kota mengeluarkan status darurat kekeringan dan salah satu di antaranya adalah Kabupaten Pacitan.

Salah atunya adalah di Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, menurut data Badan Pusat Statistik masyarakat setempat masih mengandalkan sumur dan mata air sebagai sumber air minum utama.

Adanya bencana kekeringan mengakibatkan masyarakat kesulitan mengakses air bersih untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan pertanian.

Peduli dengan kondisi tersebut, Amartha, perusahaan teknologi keuangan mikro yang fokus pada pemberdayaan segmen akar rumput dengan prinsip keberlanjutan, memfasilitasi pembangunan sumur dan sarana air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Bandar.

Baca juga: Dalam Sepekan 5 Dusun Terdampak Kekeringan, BPBD Nganjuk Sudah Salurkan 75.000 Liter Air Bersih

Program ini merupakan inisiatif keberlanjutan Amartha di bawah pilar Amartha Madani, yaitu menciptakan masyarakat desa yang tangguh melalui pemberdayaan sosial serta pembangunan infrastruktur guna memperlancar akses terhadap layanan publik dan membuka peluang ekonomi baru. 

Fenny Febri Krisdayanti, Head of Marketing Amartha mengatakan pihaknya meyakini  bahwa pemerataan kesejahteraan yang berkelanjutan untuk masyarakat akar rumput harus diiringi dengan upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan sosial secara kontinu. 

Baca juga: Ribuan Warga 12 Desa di Blitar Alami Krisis Air Bersih, Bencana Kekeringan Meluas

“Salah satu bentuk yang dilakukan Amartha adalah membangun sumur dan sarana air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Bandar. Keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat mendorong produktivitas sekitar 330 keluarga di tiga desa sekitar.” Ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9/2024).

Pemilihan Kecamatan Bandar sebagai lokasi pembangunan sumur dan sarana air bersih lantaran terbatasnya debit air di sumber mata air yang hanya memenuhi kebutuhan masyarakat selama kurang lebih enam bulan di musim penghujan. 

Selain itu, lokasi sumber mata air yang berada di pelosok pegunungan dengan medan yang terjal dapat meningkatkan risiko bagi warga desa yang mayoritas sudah lanjut usia.

Amartha menggandeng Kitabisa melalui inisiasi Water Guardian sebagai mitra strategis dalam pembangunan sumur dan sarana air bersih. 

Fahril Wahab, Program Director Water Guardian Kitabisa mengatakan kesamaan komitmen pemberdayaan masyarakat di pedesaan Indonesia menjadi dasar kerjasama antara Kitabisa dengan Amartha. 

“Kami mempromosikan praktik kebersihan dengan memastikan akses ke sumber air bersih, sanitasi yang layak, dan air minum yang aman dikonsumsi oleh masyarakat.” Tukasnya.

Di kesempatan yang sama, Misrati, Mitra Usaha Binaan Amartha, merasakan dampak positif program ini terhadap peningkatan pendapatan dari usahanya. 

“Sulit sekali, kami menunggu sumber air dari jam 12 malam sampai jam 2 pagi di sungai sambil membawa jerigen 40 liter. Program dari Amartha sangat membantu kami tidak perlu lagi ke sungai. Saya bisa fokus mengembangkan usaha saya tanpa perlu mengkhawatirkan air.” jelasnya.

Amartha telah menyalurkan akses pembiayaan kepada UMKM di Pacitan sejak tahun 2020. Hingga Semester I 2024, total pembiayaan yang disalurkan senilai lebih dari 84 Miliar rupiah kepada lebih dari 10 ribu UMKM. 

Sementara di tingkat Provinsi Jawa Timur, total penyaluran modal hingga pertengahan tahun 2024 mencapai lebih dari 3 Triliun rupiah dan telah disalurkan kepada lebih dari 480 ribu UMKM. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved