Berita Tulungagung

1 Meninggal Dalam Keracunan Massal Nasi Tingkepan, Kondisi 7 Warga Tulungagung Mulai Membaik

Kondisi mereka sudah membaik, tidak ada lagi yang mual dan muntah. Kawan-kawan dari Dinkes (Dinas Kesehatan) masih memantau

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/David Yohanes
Sampel sisa makanankorban keracunan massal Tulungagung dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Surabaya. 


SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Puskesmas Bendilwungu telah selesai menangani para korban keracunan massal di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol.  Kejadian keracunan massal itu dialami warga usai mengonsumsi nasi berkat selamatan 7 bulanan, Jumat (20/9/2024) lalu.

Sekurangnya ada 12 warga yang mengalami gejala keracunan,usai mengonsumsi nasi berkat. Satu warga meninggal dunia atas nama Binti Tri Wahyuni (55), sementara 7 lainnya saat ini masih dirawat di rumah sakit. 

Kepala Puskesmas Bendilwungu, Sigit Jaka Purnama, mengatakan ada 3 pasien yang dirawat di RSUD dr Iskak, 1 pasien di RS Bhayangkara, 2 pasien di RS Madinah dan 1 pasien di Klinik dr Emi. 

“Kondisi mereka sudah membaik, tidak ada lagi yang mual dan muntah. Kawan-kawan dari Dinkes (Dinas Kesehatan) masih memantau,” jelas Sigit, Senin (23/9/2024).

Personel Puskesmas Bendilwungu bersama personel Inafis Satreskrim Polres Tulungagung dan Polsek Sumbergempol sudah mengumpulkan sampel makanan yang dimakan korban. 

Sampel itu berupa sisa nasi, nasi dengan lauk pauk, nasi kering dan jajan berupa tape, pisang serta keleman. Sampel ini kemungkinan akan ditambah dengan sisa muntahan pasien.  “Kami tidak menemukan sisa muntahan korban. Kemungkinan bisa diambil dari rumah sakit,” sambung Sigit. 

Dari semua sampel yang diambil belum bisa dipastikan mana yang berpotensi menjadi penyebab keracunan. Untuk memastikan pemicu keracunan, seluruh sampel akan dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Surabaya. 

Sigit yakin jumlah warga yang mengalami keracunan ini tidak akan bertambah lagi. “Ini sudah hari kedua, menurut saya ini sudah tidak ada tambahan pasien lagi. Pasien yang dirawat juga sudah membaik,” ujarnya.

Keracunan massal ini bermula dari tingkepan atau upacara 7 bulan kehamilan di Dusun Kambingan, Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (20/9/2024). 

Enam orang warga Dusun Pasir datang ke acara itu, pulangnya membawa 20 bungkus nasi berkat ditambah masing-masing satu kotak jajan.  Lauk di dalamnya ada daging ayam dan sambal goreng hati.

Hari Sabtu (21/9/2024) banyak warga sudah merasakan gejala keracunan, seperti mual, muntah, pusing, demam dan diare. “Ada yang berselang 2 jam setelah makam nasi berkat itu sudah mulai merasakan gejala keracunan,” ungkap Sigit.

Sementara menurut Kepala Desa Junjung, Hari Santoso, korban Tri Wahyuni sempat dirawat di RS Bhayangkara. Selama perawatan kondisinya sempat memburuk, Minggu (22/9/2024) pukul 05.00 WIB. Ia kemudian meninggal dunia pada pukul 10.00 WIB.  *****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved