Berita Surabaya

Bank HSBC Indonesia Ajak Pengusaha Surabaya Join Ekosistem HSBC agar Bisa Berkembang ke Pasar Global

HSBC mengajak kalangan pebisnis dan pengusaha di Surabaya dan Jawa Timur untuk bergabung ke ekosistem bisnis perseroan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
Head of Economic Agency and Financial Technology Kadin, Pandu Sjahrir (tengah) berbincang dengan Delia Melissa, Country Head of Global Trade Solutions, PT Bank HSBC Indonesia (kanan) dan Senior Economist and Founder Core, Hendri Saparini (kiri) di sela-sela HSBC Road to Summit 2024 di Surabaya, Kamis (12/9/2024). 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Bank HSBC Indonesia atau HSBC memiliki ekosistem dengan terlibat dalam 90 persen perdagangan global, menjangkau 60 negara dan melibatkan 1,3 juta perusahaan.

Hal ini mendorong HSBC mengajak kalangan pebisnis dan pengusaha di Surabaya dan Jawa Timur untuk bergabung ke ekosistem bisnis perseroan.

"Sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas," kata Delia Melissa, Country Head of Global Trade Solutions, PT Bank HSBC Indonesia, disela kegiatan HSBC Road to Summit di Surabaya, Kamis (12/9/2024).

Delia menjelaskan ekosistem bisnis HSBC ini menjangkau sisi buyer maupun supplier.

Sebagai penyedia jasa keuangan, HSBC bisa mendukung rantai pasok (supply chain) pebisnis maupun permodalan.

Kedua segmen yang dicontohkan ini bisa disinergikan dengan pebisnis di negara lain, tak terkecuali di Asean.

"Surabaya ini home base 200 start up, juga daerah yang memiliki visi sebagai smart city, digital economy tumbuh, didukung sebagai hub ekonomi, maka potensi berkembang ke skala Asean besar," jelas Delia.

Senior Economist and Founder Core, Hendri Saparini, dalam kesempatan yang sama menambahkan, Surabaya dan sekitarnya merupakan daerah yang memiliki posisi strategis dalam ekonomi.

Fungsi penghubung (hub) ekonomi ke Indonesia timur sudah berlangsung sejak dulu.

"Tantangannya tinggal bagaimana fungsi hub economy ini diperluas ke Asean. Bisa mengarah ke arah kota jasa perdagangan seperti Singapura," tambah Hendri.

Menurutnya, untuk menjadi kota jasa perdagangan yang kuat maka tidak boleh melupakan sektor manufaktur.

Karena permintaan jasa yang tinggi harus didukung sektor manufaktur yang linier, jadi ekonomi daerah ini nantinya tidak hanya mengantarkan jadi kota besar.

"Harapannya bila sektor riil manufaktur kuat bersesuaian dengan kinerja jasa perdagangan, didukung digitalisasi, bisa jadi kota modern yang well connected," lanjut Hendri.

Head of Economic Agency and Financial Technology Kadin, Pandu Sjahrir, menjelaskan, bisnis digital sangat potensial dikembangkan di Indonesia, termasuk di Surabaya.

Pasalnya, bisnis data akan berkembang, termasuk transaksi via teknologi, melalui ponsel.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved