Pilgub Jatim 2024

BREAKING NEWS Dampingi Risma di Pilgub Jatim 2024, Gus Hans Mundur dari MUI

KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans memutuskan mundur dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

surya.co.id/bobby kolloway
KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans saat bertemu sejumlah pengurus MUI Jatim, Kamis (12/9/2024). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans memutuskan mundur dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

Gus Hans tak ingin ada benturan kepentingan dalam pencalonannya sebagai bakal kandidat Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Tri Rismaharini sebagai Calon Gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Untuk diketahui, Gus Hans dipercayakan sebagai Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (GNAN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

GNAN merupakan bagian dari lembaga yang dinaungi MUI Jatim.

"(Pengunduran) Ini wujud dari komitmen saya. Saya tidak akan membawa nama lembaga untuk kepentingan pribadi saya," kata Gus Hans dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (12/9/2024).

Gus Hans telah menjalin komunikasi dengan Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah.

Menurut Gus Hans, Kiai Mutawakkil mengizinkan pengunduran dirinya.

"Mudah mudahan (pengunduran diri) ini bisa dicontoh oleh pengurus-pengurus yang lain (yang maju di Pilkada). Yang sampai sekarang belum melakukan proses pengunduran diri," katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang ini menjabarkan, sebenarnya tak ada kewajiban pengunduran diri pengurus yang akan maju dalam kontestasi.

"Sebenarnya, tidak harus mundur, cukup cuti. Itupun (boleh dilakukan) setelah penetapan KPU (sebagai calon gubernur/wakil gubernur," tandasnya.

"Tetapi saya tidak ingin membawa beban itu. Yang jelas, bagi saya MUI adalah lahan pengabdian bukan untuk lahan pemanfaatan kepentingan kepentingan pribadi saya," kata putra dari K.H As’ad Umar dan Hj. Ajah As’ad ini.

Tak hanya kali ini, Gus Hans juga sempat mundur dari sejumlah organisasi ketika ia ditunjuk sebagai juru bicara Khofifah-Emil di Pilkada 2018 silam.

Sebelum menjadi Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) sebagai organisasi relawan Khofifah-Emil, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jatim periode 2014-2018.

"Bagi saya track record itu penting komitmen penting. Ucapan dan lelaku itu harus sama. Dan itu yang saya jadikan modal untuk bisa eksis di dunia politik," katanya.

Tanpa adanya pengunduran diri, pihaknya kawatir hal tersebut bisa menggangu kinerja organisasi. "Terutama, untuk kepentingan politik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved