Persebaya Surabaya

Pertemuan Terakhir Persebaya Surabaya vs PSS Sleman: Bajul Ijo Menang, Kepala Bruno Ditendang

Catatan pertemuan terakhir Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Liga 1, Bajul Ijo menang kontroversi kepala Bruno Moreira ditendang di atas lapangan. 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Abdullah Faqih
Kolase Persebaya dan PSS Sleman
Kolase foto Bruno Moreira dan Wahyudi Hamisi. 

SURYA.co.id, - Catatan pertemuan terakhir Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Liga 1, Bajul Ijo menang kontroversi kepala Bruno Moreira ditendang di atas lapangan. 

Seperti diketahui, Persebaya Surabaya vs PSS Sleman akan kembali bersua pada kompetisi Liga 1 2024/2025. 

Keduanya akan dipertemukan pada pekan pertama di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Minggu (11/8) mendatang. 

Pada pertemuan terakhir antara kedua tim, sejumlah peristiwa terjadi dan sempat menjadi perbincaangan di media sosial. 

Pertemuan terakhir antara Persebaya Surabaya vs PSS Sleman tersaji pada Liga 1 2023/2024 pekan ke-27 lalu. 

Jadwal Terbaru Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di laga perdana Liga 1 2024/2025
Jadwal Terbaru Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di laga perdana Liga 1 2024/2025 (Persebaya Surabaya)

Persebaya Surabaya berhasil meraih kemenangan di depan pendukungnya sendiri. 

Lesakkan M Iqbal (1') dan penalti Bruno Moreira (30) hanya mampu dibalas satu gol oleh Esteban Vizcarra (47'). 

Baca juga: Cara Beli Tiket Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Pekan Perdana Liga 1 2024/2025

Baca juga: Jadwal Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Liga 1 Dimajukan, Ini Jam Kick Off Terbaru

Selain kemenangan Persebaya, sejumlah peristiwa yang terjadi antara lain adalah rekor gol tercepat dan juga kontroversi aksi Wahyudi Hamisi ke pemain bintang Persebaya Surabaya, Bruno Moreira

Gol Cepat M Iqbal

Iqbal berhasil mencetak gol usai memanfaatkan sapuan kurang sempurna dari Ibrahim Sanjaya sesaat setelah kick off babak pertama dimulai.

Mendapatkan bola matang, Iqbal kemudian melewati hadangan dua pemain belakang Super Elja (julukan PSS Sleman) lalu melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti.

Tendangan geledek dari Iqbal tak mampu diantisipasi oleh penjaga gawang Anthony Pinthus.

Berdasarkan catatan waktu dalam tayangan Vidio.com, gol M Iqbal terjadi pada detik ke-10/11 pertandingan.

Catatan ini tentu menjadi rekor baru sepanjang sejarah Persebaya Surabaya berkiprah di Liga 1.

PERSEBAYA UNGGUL - Pencetak gol pembuka untuk tim  Persebaya M Iqbal melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang PSS Sleman pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu (3/3/2024). Pada Liga 1 musim 2023/2024 matchday ke-27 Persebaya melawan PSS Sleman ini berakhir dengan skor 2-1 untuk Persebaya.
PERSEBAYA UNGGUL - Pencetak gol pembuka untuk tim Persebaya M Iqbal melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang PSS Sleman pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu (3/3/2024). Pada Liga 1 musim 2023/2024 matchday ke-27 Persebaya melawan PSS Sleman ini berakhir dengan skor 2-1 untuk Persebaya. (SURYA/Habibur Rohman)

Ini menjadi gol tercepat yang dicetak oleh pemain Persebaya.

Kepala Bruno Moreira Ditendang

Pada laga Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Minggu (3/3) kemarin, Hamisi kedapatan memberikan tendangan ke arah kepala Bruno Moreira yang tergeletak di atas lapangan. 

Tendangan ke arah kepala Bruno itu dianggap Persebaya sebagai tindakan yang membahayakan nyawa pemainnya. 

Bruno seakan tidak mendapatkan perlindungan dari wasit melihat Ginanjar Latief yang memimpin pertandingan hanya memberikan kartu kuning pada Wahyudi Hamisi. 

"Anehnya untuk perbuatan barbar seperti itu, wasit Ginanjar Rahman Latief hanya memberikan kartu kuning ke Hamisi."

Terlebih, ini bukan kali pertama Wahyudi Hamisi melakukan aksi barbar di atas lapangan.

Pada 13 Oktober 2018 silam, Hamisi yang masih memperkuat Borneo FC melakukan tekel dua kaki dari belakang pada pemain asing Persebaya yaitu Robertino Pugliara. 

Tekel itu membuat tulang fibula Robertino patah dan harus mengakhiri karir sepak bolanya lebih dini. 

"Sama seperti kejadian 13 Oktober 2018, Hamisi sangat jelas dan layak untuk diberikan kartu merah, namun hanya diberi kartu kuning. Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung." tulis Persebaya

Persebaya tentu berang dengan insiden ini. 

"Persebaya menilai betapa membahayakan perbuatan Hamisi itu. Tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian. Hari ini, manajemen Persebaya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Bruno untuk memastikan kondisinya baik-baik saja."

Kontroversi Wahyudi Hamisi

Wahyudi Hamisi kedapatan mengacungkan jari tengah ke arah pemain asing Persebaya Surabaya, Robson Duarte. 

Itu terjadi saat keduanya berebut bola di area pertahanan PSS Sleman. 

Robson Duarte yang berupaya untuk menusuk dari sisi kiri dikawal ketat oleh Wahyudi Hamisi. 

Hamisi sukses untuk membuat Duarte tak mampu mengirimkan umpan matang ke arah rekannya. 

Setelah menang dalam perebutan bola, pemain berusia 27 tahun itu mengacungkan jari tengah ke arah Robson Duarte. 

Dalam budaya barat, gestur jari tengah merepresentasikan gestur tak senonoh yang digunakan untuk menghina orang lain. 

Aksi lainnya yang dilakukan adalah Wahyudi Hamisi terpantau memasang kakinya cukup tinggi untuk menghadang lajut Ripal. 

Jika berlanjut pada kontak fisik, gerakan Wahyudi Hamisi akan berpotensi mencederai Ripal di tulang keringnya. 

Hukuman PSSI

Wahyudi Hamisi adalah pemain yang melakukan pelanggaran brutal (sengaja menendang kepala) kepada pemain Persebaya, Bruno Moreira pada laga Minggu (3/3/2024) lalu di Stadion GBT.

Namun, Komdis PSSI hanya menjatuhkan sanksi ringan pada Wahyudi Hamisi berupa larangan bermain tiga laga dan denda Rp 25 juta rupiah.

"Saya terkejut ketika mendengar hasil (sanksi) itu. Itu menggelikan, kalau ada yang melakukan itu di jalanan, minimal tiga tahun penjara," ungkap Paul Munster, Minggu (10/3/2023).

"Tentang situasi ini, Itu memalukan. Ini tidak memberi contoh bagi siapa pun di semua liga, Liga 1 Liga 2 maupun Liga 3. Ini tidak memberi contoh bagi siapa pun dalam semua hukum, hanya dua minggu tiga (sanksi bermain).  Situasi ini tidak memberikan contoh yang baik," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved