Persebaya Surabaya
Anak Legenda Persebaya Surabaya Berambisi Ikuti Jejak Sang Ayah, Pernah Bawa Bajul Ijo Juara
Anak Legenda Persebaya Surabaya, Hugo Samir akui ingin ikuti jejak sang ayah, Jacksen F Tiago untuk perkuat Bajul Ijo.
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Abdullah Faqih
SURYA.co.id, SURABAYA - Anak Legenda Persebaya Surabaya, Hugo Samir akui ingin ikuti jejak sang ayah, Jacksen F Tiago untuk perkuat Bajul Ijo.
Sosok Hugo Samir tentu tak asing bagi penikmat sepak bola tanah air.
Pemain muda ini beberapa kali telah mendapatkan panggilan Timnas Indonesia kelompok umur.
Selain itu, namanya juga dikenal karena ia adalah anak dari pemain sekaligus pelatih kenamaan yaitu Jacksen F Thiago.
Hugo Samir yang kini memperkuat Persik Kediri berkesempatan tampil melawan klub yang membesarkan nama ayahnya, yaitu Persebaya Surabaya dalam laga uji coba di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (4/8) lalu.
Di laga itu, Hugo Samir Dkk harus tunduk dengan skor 2-0.
Ikatan khusus seakan dirasakan oleh Hugo Samir kala tampil di depan puluhan ribu Bonek.
Ia mengaku ingin mengikuti jejak ayahnya, yaitu memperkuat Persebaya Surabaya di masa mendatang.
Bahkan Hugo mengaku sedih saat menyanyikan lagu Song for Pride, karena ia ingin menyanyikan lagu itu sebagai pemain Persebaya, bukan sebagai pemain lawan seperti saat ini.

"Sedih waktu nyanyi song for pride, karena cita-cita saya bisa main di Persebaya. Tapi saya ke sini bersama Persik, jadi harus tetap maksimal bersama Persik," kata Hugo Samir pada media, termasuk surya.co.id di Stadion GBT.
Meski saat ini sudah berseragam Persik Kediri. Pemain posisi penyerang sayap itu tidak mengubur impian agar di masa mendatang bisa membela Persebaya.
"Insyaallah kalau ada rejekinya," kata pemain dengan tinggi 1,77 cm itu sambil tersenyum.
Hugo Samir memiliki ikatan kuat dengan Persebaya dari ayahnya, Jackson F Tiago.
Baca juga: Sosok Eks Bek Asing Persija Jakarta Senilai Rp 1,7 Miliar Dikabarkan Merapat ke Persebaya Surabaya
Baca juga: Mengintip Persiapan PSS Sleman, Lawan Perdana Persebaya Surabaya di Liga 1 2024/2025, Pakai 8 Asing
Jackson F Tiago pernah menjadi pemain juga pelatih Persebaya. Ia membela Persebaya musim (1996-1998, 1999-2000) sebagai pemain.
Berhasil mempersembahkan gelar di musim 1996/1997, juga dinobatkan sebagai top skorer dengan torehan 26 gol.
Karier sebagai pelatih, Jackson F Tiago berhasil membawa Persebaya juara Liga Indonesia musim 2004.
Hugo Samir mengaku mendapat banyak petuah dari ayahnya, terutama bagaimana bersikap di dalam lapangan.
"Yang penting jangan emosi, tenang sabar, itu yang disampaikan ayah," pungkas Hugo Samir
Sosok Hugo Samir
Hugo Samir cukup familiar di telinga penikmat sepa bola Tanah Air.
Ia merupakan putra kandung dari pelatih Brasil kawakan di Liga Indonesia, Jacksen F Tiago, dengan istrinya Nadira Bajamal.
Meskipun ayahnya tetap mempertahankan Kewarganegaraan Brasil-nya, pemain kelahiran Surabaya 25 Januari 2005 itu mengambil status sebagai WNI. Sejak kecil, ia ingin melanjutkan jejak sang ayah di dunia sepakbola.
Keinginan itu pun didukung Jacksen F Tiago yang secara eksklusif mengarahkannya Pada usia 14 tahun, ia sudah masuk dalam tim Barito Putera U-16 yang bermain di Elit Pro Academy.
Ia hampir selalu bermain pada level usia yang lebih tinggi dibanding usianya.
Hugo Samir mampu meraih gelar top skor Karlos Cup pada tahun 2016 dengan mencetak 11 gol dari 7.
Kemampuannya membuat dipanggil Shin Tae-yong untuk memperkuat Timnas Indonesia U19 dan U20.

Ia dimainkan pada tiga laga uji coba melawan Fiji U20, Selandia Baru, dan Guatemala.
Di ajang resmi, ia menjadi pilihan pelatih tampil di seluruh pertandingan babak penyisihan grup saat melawan Iraq U20, Syria U20 dan Uzbekistan U20.
Sayangnya, Indonesia gagal melaju ke babak selanjutnya. Dari enam laga tersebut, ia menyumbang dua assist.
Kiprah Hugo Samir berlanjut, di usia yang masih 18 tahun itu dipanggil Indra Sjafri untuk membantu Indonesia U24 di Asian Games 2022.
Ia menyumbang satu gol dan membantu Indonesia lolos ke babak 16 besar melalui slot peringkat ketiga terbaik.
Sayangnya, di babak 16 besar ia membuat keputusan kontroversial.
Dia membuat pelanggaran kepada pemain Uzbekistan yang menyebabkannya diusir karena mendapatkan kartu kuning kedua. Padahal, saat itu Indonesia sedang memiliki momentum untuk bangkit setelah tertinggal.
Pada akhirnya, Uzbekistan menggandakan kedudukan dan Indonesia gugur dengan skor 0-2.
Kartu merah itu membuatnya disalahkan, bahkan pelatih Indra Sjafri mengaku kecewa dengannya. Itu bukan satu-satunya kontroversi yang ia lakukan.
Di kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U18 2021, Hugo Samir tak bisa menahan emosi dan menendang perangkat pertandingan.
Akibat ulahnya itu, PSSI memberikannya hukuman larangan mengikuti seluruh kegiatan sepak bola di bawah PSSI selama 12 bulan dan denda Rp 5 juta. Catatan merah kedua terjadi pada EPA Liga 1 U20 2023-2024.
Ia terbukti melakukan pemukulan kepada pemain Persib Bandung dan menyebabkannya dihukum larangan main dua pertandingan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.