Berita Sidoarjo

Tilang Manual Kembali Diterapkan di Sidoarjo, Banyak Warga Mengaku Kaget

Banyak masyarakat di Kabupaten Sidoarjo, Jatim, mengaku kaget saat tahu ada tilang manual kembali diberlakukan oleh petugas kepolisian

Penulis: M Taufik | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/M Taufik
Ribuan warga Sidoarjo saat antre sidang tilang, Sabtu (3/8/2024). Banyak warga yang mengaku kaget, karena tilang manual kembali diterapkan. 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Banyak masyarakat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), mengaku kaget saat tahu ada tilang manual kembali diberlakukan oleh petugas kepolisian beberapa waktu belakangan.

Johan misalnya, pekan lalu kena tilang di kawasan Kota Sidoarjo gara-gara tidak memakai helm.

“Pas lewat ternyata ada operasi. Jadi ya kena tilang,” kata bapak satu anak tersebut, Sabtu (3/8/2024).

Johan mengaku kaget, setelah tahu polisi kembali menerapkan tilang manual. Karena setahu dirinya, sistem tilang sudah berganti menggunakan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik memakai kamera.

Hal serupa disampaikan Dimas, juga warga yang kena tilang manual.

“Ternyata sedang ada Operasi Patuh. Sehingga tilang manual diberlakukan kembali,” sebut pemuda asal Buduran itu, usai kena tilang beberapa waktu lalu.

Ya, Polresta Sidoarjo sedang menggelar Operasi Patuh Semeru 2024 selama 14 hari. Terhitung sejak tanggal 15 hingga 28 Juli 2024 kemarin.

Operasi digelar sebentar untuk mewujudkan kepatuhan masyarakat tertib berlalu lintas, sehingga dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.

"Operasi Patuh Semeru 2024 kami laksanakan secara preemtif dan preventif, guna mewujudkan kepatuhan pada masyarakat mematuhi peraturan-peraturan tertib berlalu lintas. Sehingga harapannya dapat menekan faktor kecelakaan lalu lintas," kata Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Indra Budi Wibowo, Sabtu (3/8/2024).

Menurutnya, prioritas dari pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2024, adalah pada anak-anak usia produktif.

Selama operasi, polisi lebih mengedepankan upaya edukasi, khususnya bagi para pelajar tentang budaya tertib berlalu lintas.

Targetnya ada 14 macam pelanggaran. Seperti tidak mematuhi marka jalan, berkendara menggunakan ponsel, berkendara tidak mengenakan helm SNI dan mengemudi tidak mengenakan sabuk pengaman.

Kemudian, berkendara dalam pengaruh alkohol, berkendara melebihi batas kecepatan, berkendara di bawah umur atau tidak memiliki SIM, berboncengan lebih dari satu dan memasang rotator dan sirine tidak sesuai peruntukannya.

target pelanggaran lainnya, menggunakan pelat nomor atau TNKB palsu dan parkir liar.

Dalam prosesnya, petugas melakukan penindakan menggunakan ETLE Statis, ETLE Mobile dan tilang manual.

Hasilnya, selama operasi berlangsung 14 hari, tilang dari ETLE Statis sebanyak 1.757, ETLE Mobile 184 pelanggaran, tilang manual 8.781 dan teguran sebanyak 12.198.

“Memang, masyarakat banyak yang kaget ketika diberlakukan kembali tilang manual. Wajar, karena sistem ini sudah agak lama tidak dipakai. Dan hal Itu juga tertuang dalam evaluasi kami setelah operasi patuh berakhir,” ujar Indra Budi.

Menurutnya, tilang manual sangat efektif untuk menjaga ketertiban lalu lintas. Untuk menekan pelanggaran yang ujungnya bisa menekan angka kecelakaan. Karena mayoritas kecelakaan lalu lintas diawali dengan pelanggaran.

“Kami tidak memungkiri, jaman dulu ada oknum-oknum petugas yang nakal memanfaatkan tilang manual. Tapi itu terus kami perbaiki. Karena ketika dilakukan dengan baik dan benar, tilang manual sangat efektif mencegah terjadinya kecelakaan,” tegasnya.

Selama operasi patuh kemarin, lanjut Indra Budi, pihaknya juga banyak memberi kelonggaran. Misalnya pengendara yang SIM-nya mati atau pajak kendaraannya telat, hanya ditegur atau diperingatkan. Tidak sampai ditilang. Karena fokus utama dalam operasi ini adalah pelanggaran kasat mata yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan.

Seperti tidak memakai helm, kelengkapan kendaraan, melanggar marka, main handphone saat berkendara, melawan arus dan sebagainya.

Indra Budi juga mengatakan, pihaknya berharap, ketertiban itu terus berlanjut setelah operasi selesai. Bahkan seterusnya meski tidak sedang ada operasi.

Karena semakin kecil pelanggaran lalu lintas, semakin kecil pula potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved