Berita Surabaya

Buku Sosiologi Bonek Karya Dosen Unesa Ajarkan Sikap Humanis untuk Tekan Anarkis Suporter Persebaya

Bonek merupakan suporter Persebaya Surabaya. Tim Bajul Ijo ini merupakan salah satu kesebelasan tertua dalam dunia persepakbolaan di Indonesia

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.Tribunnews/Sulvi Sofiana
Dr Raden Roro Nanik Setyowati MSi, dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tulis buku tentang kajian kekerasan yang dilakukan Bonek 

SURYA.CO.ID | SURABAYA - Stigma yang melekat tentang Surabaya kerap dikaitkan dengan suporter Persebaya yang disebut Bonek (bondo nekat). Bonek dikenal sebagai suporter menakutkan dan identik dengan kekerasan dan tidak jarang berujung tindakan anarkis.

Hal ini lah yang membuat Dr Raden Roro Nanik Setyowati MSi menuangkan karya tulisan. Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menulis buku kajian tentang kekerasan yang dilakukan suporter Bonek.

Penonton sepak bola yang dikenal dengan sebutan Bonek merupakan suporter tim Persebaya Surabaya. Tim berjuluk Bajul Ijo ini merupakan salah satu kesebelasan tertua dalam dunia persepakbolaan di Indonesia.

Persebaya lahir pada 18 Juli 2027. Tim yang kini berkiprah di kompetisi Liga 1 didirikan M Pamoedji pada 18 Juni 1927 di Surabaya, Hindia Belanda dengan nama awalnya Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Buku karya Roro Nanik ini diberi judul Sosiologi Bonek : Memahami Akar Kekerasan Perilaku Suporter Bonek inipun mendapat apresiasi dari para akademisi, khususnya para suporter Persebaya dari kalangan akademisi.

"Lewat buku ini, pembaca saya ajak untuk melihat mengapa sampai terjadi kekerasan. Yang sering dilihat itu kekerasan dari bonek, tetapi ada aspek lain seperti loyalitas, solidaritas dan rela berkorban yang jarang dibahas. Jadi banyak faktor yang mengakibatkan kekerasan dilakukan oleh Bonek," ungkap Roro Nanik usai acara bedah buku yang dilutisnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unesa, Selasa (23/7/).

Nanik mengatakan, Bonek pada dasarnya merupakan suporter yang loyal terhadap klub pujaanya, Persebaya. Tapi memang perilaku kekerasan masih kerap dilakukan segelintir kelompok atau oknum Bonek.

Sehingga, kata Ninik, perlu dilakukan pendekatan kultural yang humanis agar perilaku kekerasan Bonek bisa ditekan atau diminimalisir.

"Mereka (Bonek) ini loyal, dan tahu kalau salah. Jadi memang harus diingatkan, makanya saya dan beberapa dosen lain menjadi pembimbing Bonek Unesa untuk mengorangkan manusia karena membawa nama baik Unesa juga," ujar Ninik.

Ninik pun berharap, pembaca buku yang ditulisnya tahu kenapa pendukung berbentuk komunitas ini melakukan kekerasan. Dan bisa memanusiakan Bonek dan membina agar bisa menjadi pendukung yang baik.

"Saya berharap, setiap suporter bisa saling menghargai perbedaan di luar lapangan. Dan menjadi pendukung yang baik," harap Ninik.

Rojil Nugroho Bayu Aji SHum MA, dosen Pendidikan Sejarah Unesa mengungkapkan, jika buku yang dibuat Nanik patut diapresiasi karena melihat perspektif sosiologi dari perilaku kekerasan yang dilakukan bonek.

"Buku semacam ini harus terus dikembangkan, karena selama ini Bonek itu dikenal kelompok suporter yang identik dengan kekerasan dan kerusuhan," ujar Rojil Nugroho.

Menurut Rojil Nugroho, buku Nanik bisa menjadi kajian untuk menganalisa kenapa kekerasan itu terjadi dan dilakukan oknum Bonek. Sehingga nantinya bisa membuat interaksi dan studi bersama untuk membuat Bonek menjadi suporter yang baik.

"Memang kekerasan simbolik yang dilekatkan pada Bonek terus terjadi, namun dengan penguatan analis akademis terkait suporter yang baik akan membawa Bonek menjadi lebih baik lagi," terang Rojol. (Sulfi Soviana)

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved