Berita Tulungagung

Perapian Dibiarkan Membara, Habiskan Dapur dan Kandang Sapi di Tulungagung, Warga Merugi Rp 100 Juta

Kebakaran ini diduga berasal dari perapian atau perdiangan untuk mengusir nyamuk yang biasa mengganggu sapi.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/David Yohanes
Petugas Damkar Tulungagung berusaha menguasai api di Dusun Tanjung, Desa Sambijajar, Kecamatan Sumbergempol, Jumat (5/7/2024). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kebakaran besar menghanguskan dua dapur milik warga Dusun Tanjung, Desa Sambijajar, Kecamatan Sumbergempol, Jumat (5/7/2024) menjelang subuh. Dalam kejadian ini, api juga menghabiskan dua kandang sapi di lokasi kejadian, bahkan seekor sapi mati terbakar.

Kebakaran ini diduga berasal dari perapian atau perdiangan untuk mengusir nyamuk yang biasa mengganggu sapi. "Kebiasaan warga membuat perapian lalu disisakan baranya agar banyak asap untuk mengusir nyamuk di kandang sapi,” jelas Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Damkar dan Penyelamatan, Artista Nindya Putra.

Perapian untuk mengusir nyamuk ini dibuat, Kamis (4/7/2024) menjelang malam. Tanpa disadari bara api merembet dan menjadi besar. Puncaknya ketahuan api telah berkobar dan sulit dikendalikan pada Jumat menjelang subuh.

“Saat itu api sudah membakar dua kandang sapi dan dua dapur milik Samin dan Bu Yamini. Keduanya bersebelahan,” sambung Genot, panggilan akrab Artista.

Api membesar saat warga lelap tertidur, sehingga terlambat diketahui. Apalagi di lokasi banyak material yang mudah terbakar, seperti tumpukan jerami untuk pakan sapi.

Saat dua mobil pemadam kebakaran dan 2 mobil penyuplai air tiba di lokasi, api sudah sulit dikendalikan. Dua kandang sapi habis dilalap api, demikian juga seekor sapi ikut terbakar karena tidak sempat diselamatkan.

Sementara dapur rumah Samin dan Yamini juga ludes terbakar. Peralatan elektronik di kamar mandi yang menyatu dengan dapur, seperti pompa air dan mesin cuci juga terbakar.

“Dari kejadian ini diperkirakan nilai kerugian mencapai Rp 100 juta. Tidak ada korban jiwa, namun seekor sapi mati terbakar,” ungkap Genot.

Genot mengingatkan saat ini memasuki musim kemarau hingga memudahkan kobaran api. Karena itu warga diminta mengawasi setiap kali membuat perapian, jangan sampai ditinggal sebelum mati. Bara api mudah membesar jika tertiup angin karena udaranya kering selama musim kemarau.

“Biasanya muncul kobaran api karena tidak diawasi. Atau ada barang yang terbang lalu mengenai barang yang mudah terbakar,” pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved