Berita Viral
Ingat Sopyah Gadis Nyamar Jadi Pria untuk Hidupi Adiknya? Nasibnya Berubah, Tak Perlu Jadi Kuli Lagi
Ingat dengan Sopyah Supriatin gadis yang viral nyamar jadi pria untuk menghidupi adiknya? Kini nasibnya berubah, tak perlu jadi kuli lagi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Ingat dengan Sopyah Supriatin gadis yang viral nyamar jadi pria untuk menghidupi adiknya?
Kini nasib Sopyah berubah, ia tak perlu kerja jadi kuli bangunan lagi.
Diketahui, Sopyah Supriatin, wanita berusia 22 tahun di Indramayu, Jawa Barat, terpaksa menyamar jadi laki-laki demi mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan.
Perjuangan Sopyah ini pun menjadi viral hingga keduanya diundang dalam podcast Deddy Corbuzier.
Kini setelah kisahnya viral, Sopyah dan Samsul kedatangan tamu istimewa.
Baca juga: Kisah Pilu Sopyah Wanita di Indramayu Nyamar Jadi Laki-laki Demi Jadi Buruh, Pernah Tak Makan 3 Hari
Yakni perwira polisi Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar, sengaja berkunjung ke rumahnya.
Fahri bertemu langsung dengan Sopyah dan juga Samsul, kebetulan hari ini adik mereka Juwita juga sedang pulang ke rumah.
Pada kesempatan itu, Kapolres Indramayu juga memberikan kejutan bagi mereka semua.
Kapolres membawa hadiah berupa gerobak es teh manis untuk Sopyah agar ia bisa berjualan.
“Sopyah ini sebenarnya adalah perempuan, tapi ia mencoba untuk merubah identitasnya sebagai laki-laki, jadi perjuangan Sopyah ini sangat luar biasa,” ujar Fahri kepada Tribun Cirebon, Rabu (5/6/2024).
Fahri mengatakan keluarga besar Polres Indramayu sangat terkesan dengan kisah hidup yang dilalui oleh Sopyah yang berjuang untuk bertahan hidup bersama adik-adiknya.
Oleh karenanya, diputuskan para anggota Polres Indramayu berinisiatif menggalang dana lewat aksi sedekah.
Sedekah yang berhasil terkumpul kemudian disumbangkan dalam bentuk gerobak es teh untuk Sopyah.
Dengan harapan ia bisa berjualan dan mencukupi kebutuhannya sehari-sehari.
Tidak sampai disitu, Kapolres Indramayu juga akan menyediakan lapak atau tempat untuk Sopyah berjualan di tempat yang ramai.
“Kami sudah tugaskan Kapolsek dan Bhabinkamtibmas karena untuk berjualan ini dibutuhkan tempat di keramaian,” ujar Fahri.
Pada kesempatan itu, Fahri juga mendoakan agar usaha es teh yang akan dilakukan Sopyah berjalan dengan lancar dan mendapat untung yang besar.
Sopyah sendiri mengaku sangat senang bisa mendapat hadiah tersebut.
Ia bahkan mengaku tidak menyangka akan mendapat gerobak es teh untuk berjualan.
Baca juga: Cerita Sopyah Perempuan Asal Indramayu yang Menyamar Jadi Laki-laki, Agar Diterima Kerja Jadi Buruh
Apalagi, hadiah tersebut sudah komplit dengan peralatan dan bahan baku untuk membuat es teh.
Usai mendapat hadiah tersebut, Sopyah mengaku mulai hari ini akan langsung berjualan.
“Gak nyangka banget dapat hadiah begini, terima kasih banyak bapak Kapolres Indramayu,” katanya.
Sebelumnya, Sopyah Supriatin, wanita berusia 22 tahun di Indramayu, Jawa Barat, terpaksa menyamar jadi laki-laki demi mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan.
Untuk memuluskan penyamaran, Sopyah rela memotong pendek rambutnya bak laki-laki.
Semua ini dilakukan semata-mata untuk menghidupi adiknya, Samsul Ramadan (15).
Mereka tinggal berdua di sebuah rumah sederhana di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan Indramayu, setelah ibu meninggal dan sang ayah memutuskan merantau menjadi buruh serabutan.
Uang dari sang ayah belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Sopyah dan Samsul.
Sopyah sampai rela putus sekolah sejak beberapa tahun lalu. Kini, Samsul pun turut putus sekolah karena biaya.
Padahal, Samsul adalah sosok murid yang berprestasi.
Ia pernah membawa pulang piala Juara 2 ajang Wall Climbing Competition (WCC) bersama Mahameru Climbing Club (MCC) Indramayu yang diadakan oleh Mahasiswa Kehutanan Pecinta Alam (Mahakupala) Universitas Kuningan.
Selama ditinggal orang tuanya, Sopyah mengaku, tetangga kerap memberikan bantuan makanan.
Namun, Sopyah Supriatin bertekad untuk tidak membebani siapapun dan mencari penghasilan dengan keringatnya untuk menyambung hidup.
"Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan," ujar Sopyah pada Tribunjabar.id, Kamis (16/5/2024).
Apapun Sopyah Supriatin lakukan ketika bekerja, mulai dari mengangkut semen, mengaduk semen, dan lainnya.
Jika bekerja, Sopyah bisa membawa upah hingga Rp120 ribu dalam satu hari.
Namun, pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.
"Ini juga lagi enggak kerja-kerja," ujar dia.
Ketika tidak bekerja, Sopyah Supriatin dan adiknya terkadang sampai tidak makan karena tidak memiliki uang.
"Kadang pernah dua hari enggak makan, kadang pernah tiga hari," ujar dia.

Beruntung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu bertindak cepat dengan mendatangi rumah keduanya.
Mereka turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.
"Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul," ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin, kepada Tribuncirebon.com, Kamis (16/5/2024).
Caridin menyampaikan, pihaknya sudah berbicara dari hati ke hati dengan kakak-beradik tersebut. Mereka mengaku sangat ingin melanjutkan sekolah.
Samsul Ramadan sekarang pun sudah kembali bersekolah lagi.
Ia pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.
Sementara Sopyah Supriatin, ia juga punya keinginan yang sama untuk sekolah.
Hanya saja, sebagai kakak, ia mengaku tidak bisa melakukan keinginan tersebut karena etap harus jadi tulang punggung menghidupi adiknya.
Faktor usia pun menjadi alasan bagi Sopyah, sehingga tidak memungkinkan untuknya kembali bersekolah.
"Sehingga inginnya itu ia membuka usaha saja. Insyaallah untuk Sopyah kita fasilitasi untuk ikut kejar paket B dan nanti diteruskan ke kejar paket C," ujar dia.
Caridin menyampaikan, pihaknya juga akan memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan sekolah untuk Samsul, mulai dari seragam hingga peralatan sekolah lainnya.
Disdikbud Indramayu juga akan mengupayakan agar Samsul mendapat beasiswa.
Mengingat, Samsul merupakan salah satu siswa yang berprestasi di bidang olahraga panjat tebing.
"Untuk alasan keduanya tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi," ujar dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.