Haji 2024

Pasutri Asal Sukabumi Beda Kloter Haji Akhirnya Bertemu di ‘Pintu Romantis’ Masjid Nabawi Madinah

Pasangan suami istri (pasutri) Irpan Hilmi dan Saptaria Suciani berangkat haji bersama di tahun 2024 ini.

Penulis: M Taufik | Editor: irwan sy
m taufik/surya.co.id
Pasutri Irpan Hilmi dan Saptaria Suciani saat bertemu di Pintu 338 Masjid Nabawi Madinah. Jemaah haji 2024 asal Sukabumi Jawa Barat ini berangkat dari kloter yang berbeda dan akhirnya bertemu kembali di 'pintu romantis' Masjid Nabawi. 

SURYA.co.id | MADINAH - Pasangan suami istri (pasutri) Irpan Hilmi dan Saptaria Suciani berangkat haji bersama di tahun 2024 ini.

Namun sejak berangkat dari tanah air mereka belum pernah ketemu.

Baru ketika di Masjid Nabawi, keduanya janjian di depan pintu pagar 338.

Seusai Salat Asyar, setelah beberapa kali komunikasi lewat ponsel, keduanya pun bertemu di depan pintu yang kerap disebut dengan pintu romantis tersebut.

Pintu 338 disebut sebagai pintu romantis karena menjadi lokasi paling sering dipakai jemaah pasangan suami istri untuk bertemu usai salat berjamaah di Masjid Nabawi.

Biasanya mereka berangkat dari hotel bersama, kemudian berpisah saat di masjid karena lokasi salat untuk perempuan dan laki-laki berbeda.

Seusai salat, pasangan suami istri biasa janjian di depan pintu 338 untuk kembali ke hotel atau jalan-jalan bersama di sekitar Nabawi.

Pintu pagar 338 menjadi lokasi favorit karena tempatnya mudah dijangkau oleh jemaah perempuan.

Pintu itu dekat dengan lokasi salat jemaah perempuan.

Pasutri Irpan Hilmi dan Saptaria Suciani, mereka memilih janjian di pintu pagar tersebut karena mudah.

“Janjian di sini karena mudah saja. Eh, setelah bertemu baru tahu dari teman-teman kalau pintu ini yang disebut pintu romantis,” kata Suci.

Mereka bercerita, sejak berangkat tidak bisa bareng karena beda kloter dan beda waktu keberangkatan.

Suci berangkat 5 hari lebih dulu dibandingkan Irpan.

Dia berangkat dari Sukabumi sementara sang suami dari Ciamis.

Irpan sempat mengantarkan Suci saat sang istri dan ibunya berkumpul di Gedung Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung, Jawa Barat sebelum berangkat ke embarkasi.

Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu, dan baru di gerbang 338 inilah mereka kembali bertemu.

“Rasanya campur-campur. Tapi dalam hati berucap, semoga bisa bertemu di Nabawi,” kisah Suci.

Perjalanan haji Suci dan Irpan tergolong unik.

Suci sebenarnya belum punya porsi untuk berangkat haji.

Awalnya yang akan berangkat adalah ayah dan ibunda Suci.

Pada lima bulan lalu, kedua orangtua Suci sudah mengikuti manasik haji.

Tak disangka, setelah manasik kondisi sang ayah memburuk, sehari setelahnya lalu meninggal.

Suci pun ditawari untuk menggantikan porsi sang ayah dan menemani ibunya untuk berhaji.

“Hasil rapat keluarga, saya yang berangkat. Itu juga suami yang bantu mengurus berkas-berkasnya,” ucap Suci yang asli Sukabumi itu.

Sementara, Irpan sudah mendaftar haji meski belum waktunya berangkat.

Saat tahu ada kebijakan pendamping lansia, dia pun mendafar untuk menemani sang ayah berhaji.

“Jadi kami merasa berkah lah, sama-sama bisa mendampingi orangtua untuk naik haji. Itu bukti bakti kepada orangtua,” ujar Irpan.

Pada musim haji 2024 ini, Pemerintah mengambil kebijakan baru untuk kuota pendampingan lansia, pendamping jamaah haji penyandang disabilitas, dan penggabungan mahram.

Saat tahu sama-sama berangkat haji meskipun berbeda kloter, keduanya sangat senang.

Meskipun ada rasa sedih saat terpaksa berpisah karena berbeda kloter dan waktu keberangkatan.

Suci tiba 5 hari lebih dulu dibandingkan Irpan.

“Selama di Madinah ini saya memang belum bilang tinggal di hotel mana, takutnya suami enggak fokus. Saya bilang, nanti aja kita bertemu di Nabawi,” katanya.

Suci dan Irpan pun akhirnya bertemu Nabawi, di depan gerbang 338, yang lazim disebut gerbang romantis.

Mereka pun dengan semringah berfoto-foto bersama setelah bertemu.

Tak lama setelah bertemu, Pasutri yang telah dikaruniai empat orang anak ini terpaksa berpisah lagi.

Suci akan berangkat lebih dulu ke Mekkah, sementara Irpan masih akan berada di Madinah hingga seminggu setelahnya.

“Tapi tidak apa-apa, nanti Insya Allah bertemu lagi di Mekkah. Yang penting kita semua sama-sama sehat dan bisa menjalankan semua proses ibadah dengan baik,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved