Doa Minta Ketenangan Hati dan Pikiran Tulisan Arab, Latin Beserta Artinya

SURYA.CO.ID - Dalam menjalani kehidupan, tentu sering ada hal-hal yang membuat hati merasa resah, gelisah atau pun kecewa.

Namu, dengan berdoa hati bisa kembali tenang. Perasaan resah dan gelisah pun hilang.

Lantas doa apa yang dibaca ketika minta ketenangan hati dan pikiran?

Berdoa adalah ibadah sekaligus bentuk takwa kepada Allah Swt.

Mengutip laman Mahad UIN Sultan Syarif Kasim Riau, ada banyak hadis tentang keutamaan berdoa. Selain untuk ketenangan hati, berdoa juga menjauhkan dari bala bencana.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِى أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ».

“Barang siapa di antara kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang lebih Dia senangi dari pada diminta kesehatan (atau keselamatan).”

Berikut beberapa doa minta ketenangan hati dan pikiran lengkap dengan tulisan arab, latin dan terjemahan:

1. Doa minta petunjuk hati

Salah satu doa ketenangan hati dan pikiran berikut diambil sari ayat Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 8:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wa hab lanâ mil ladungka rahmah, innaka antal-wahhâb

Artinya, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia),” (QS Ali ‘Imran [3]: 8).

2. Doa minta ketenangan hati

أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضُرُونِ‏ 

A‘ûdzu bi kalimâtillâhit tâmmâti min ghadhabihî, wa ‘iqâbihī, wa syarri ‘ibâdihî, wa min hamazâtis syayâthîni wa an yahdhurûn.

Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, keburukan hamba-Nya, gangguan setan, dan setan yang hadir.” 

3. Doa minta ketenangan hati dan pikiran

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي 

Allâhumma innīî‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika. Nâshiyatî bi yadika mâdhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhâ’uka. As’aluka bi kulli ismin huwa laka sammayta bihînafsaka, wa anzaltahû fî kitâbika, aw ‘allamtahû ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fî ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’âna rabî'a qalbî, wa nûra shadrî, wa jilâ’a ghammî, wa dzahâba huznî wa hammî. 

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasibku di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang Kau sebut untuk diri-Mu, (nama) yang Kau turunkan dalam kitab-Mu, (nama) yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau (nama) yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghaib agar Kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi (di) hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku