Laka Maut Bus Di Subang
Kematian Mahesya Putra Korban Bus Maut Malah Dimanfaatkan Penipu, Ngaku Paman Korban di Surabaya
Kematian Mahesya Putra, salah satu korban kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok, malah dimanfaatkan penipu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Rosdiyana, ibunda almarhum Mahesya Putra mengatakan oknum di balik donasi palsu itu itu mengaku di Surabaya.
Sementara keluarga korban berasal dari Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Perjuangan Mahesya Putra Korban Bus Maut, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Study Tour Rp 800 Ribu
"Ini kayaknya orang random saja, soalnya kami kan asli Depok tapi dia klaimnya ternyata di Surabaya," katanya, Rabu (15/5/2024).
Rosdiyana dan keluarga besar pun heran lantaran tidak merasa memiliki kerabat dari kota di Jawa Timur itu.
"Masalahnya, kami juga enggak punya keluarga di Surabaya. Orang-orang deket sini saja sih semua (asal tempat tinggalnya)," tutur dia.
Sebelumnya, banyak kisah pilu di balik suasana duka yang menyelimuti keluarga korban kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok.
Sejumlah korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.
Salah satu korban adalah Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana Depok yang tinggal di Jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat.
Saat jenazah Mahesya Putra tiba di pemakaman, langsung disambut sejumlah petugas penggali kubur.
Mereka membuka keranda yang berisi jasad korban untuk segera dikebumikan.
Sebelum diturunkan ke liang lahat, jasad korban yang sudah terbungkus kain kafan itu terlebih dulu dibaringkan di samping kuburannya.
Beberapa petugas serta perwakilan keluarga tampak ikut turun ke liang lahat untuk menyambut jasad korban dari pusara tempat peristirahatan terakhir Mahesya Putra.
Setelah lantunan adzan berkumandang, petugas penggali kubur pun langsung menutup jasad yang sudah dibaringkan di liang lahat menggunakan bambu dan langsung menguruknya dengan tanah.
Baca juga: Siapa Pemilik Bus Putera Fajar yang Tewaskan 11 Orang di Subang? Dibidik Polisi Usai Sopir Tersangka
Terungkap, perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang mudah.
Demi tak mau memberatkan orangtuanya, siswa SMK ini rela jadi kuli pengangkut pasir demi dapat uang untuk membayar acara perpisahan yang ternyata menjadi perpisahan sesungguhnya itu senilai Rp 800 ribu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kematian-Mahesya-Putra-Korban-Bus-Maut-Malah-Dimanfaatkan-Penipu-Ngaku-Paman-Korban-di-Surabaya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.