3 Amalan di Bulan Dzulqa'dah Sesuai Sunah

Bulan Dzulqadah merupakan salah satubbulan yang dimuliakan dalam Islam. Berikut tiga amalan di Bulan Dzulqadah sesuai sunnah

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Surya.co.id
Ilustrasi -Bulan Dzulqadah merupakan salah satubbulan yang dimuliakan dalam Islam. 

SURYA.CO.ID - Bulan Dzulqadah merupakan salah satubbulan yang dimuliakan dalam Islam. Berikut tiga amalan di Bulan Dzulqadah sesuai sunnah atau menurut tuntunan Rasulullah Saw.

Selain Dzulqadah, terdapat tiga bulan mulia lainnya di antaranya Dzulqadah, Rajab, Muharram dan Dzulhijjah sebagaikana dijelaskan dalam Firman Allah Swt:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْم خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُم

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) iti (QS. at-Taubah [9]: 36)

Mengutip laman resmi MUI, dalam tafsir al-Kabir karya Fakhruddin ar-Razy makna hurum dalam Al Qur'an adalah berlipat gandanya dosa sebab maksiat dan berlipat gandanya pahala sebab taat. (Tafsir al-Kabir 16/41).

Masih melansir sumber yang sama, inilah tiga amalan yang bisa dikerjakan untuk meraih pahala berlipat ganda di Bulan Dzulqadah.

1. Puasa sunnah

Abu Bakar Usman ad-Dimiyathy dalam karyanya Ianah at-Thalibin menuliskan bahwa puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan-bulan haram.

Urutannya paling afdal adalah puasa pada Rajab, kemudian Dzulhijjah, Dzulqadah, dan terakhir puasa pada Syaban. (Ianah at-Thalibin, 2/307)

Hal ini juga didasarkan pada hadits Nabi Saw:

صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمْ أَشْهُرَ الْحُرُ

“Puasalah pada bulan Ramadan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram.” (HR Ibnu Majah)

2. Umroh

Umroh di Bulan Dzulqadah, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu.

Rasulullah Saw mengerjakan umroh sebanyak empat kali, satu di antaranya berlangsung pada Bulan Dzulqadah.

Hal ini berdasarkan pads riwayat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang terdapat pada kitab Shahih al-Bukhari.

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ اعْتَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيْثُ رَدُّوهُ وَمِنْ الْقَابِلِ عُمْرَةَ الْحُدَيْبِيَةِ وَعُمْرَةً فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ حَدَّثَنَا هُدْبَةُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ وَقَالَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي اعْتَمَرَ مَعَ حَجَّتِهِ عُمْرَتَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَمِنْ الْعَامِ الْمُقْبِلِ وَمِنْ الْجِعْرَانَةِ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ

Dari Qatadah berkata, “Aku bertanya kepada Anas radhiyallahu ‘anhu tentang sesuatu, lalu dia berkata, “Nabi ﷺ melaksanakan umrah sebanyak empat kali. Yaitu umroh ketika mereka (Kaum Musyrikin) menghalangi beliau, umrah pada tahun berikutnya yaitu umroh Al Hudaibiyah, umroh pada Dzulqadah dan umroh saat Beliau menunaikan haji.”

Telah menceritakan kepada kami Hudbah telah menceritakan kepada kami Hammam dan dia berkata, “Beliau Saw melaksanakan umroh sebanyak empat kali yang kesemuanya pada bulan Dzulqadah kecuali umrah yang Beliau laksanakan bersama hajinya. Yaitu umroh beliau dari Al Hudaibiyah, umroh pada tahun berikutnya, umrah Al Ji’ranah saat Beliau membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) Hunain dan umrah dalam ibadah haji Beliau.” (HR Bukhari).

3. Bersedekah

Amalan ketiga yaitu bersedekah dan saling membantu terhadap sesama.

Pada Dzulqadah umat Islam juga dianjurkan untuk mrenahan diri agar tidak berbuat zalim baik kepada diri sendiri terlebih kepada orang lain.

Persis sejalan dengan penamaan bulan ini, sebagaimana disebutkan Ibnu Mandzur, Dzulqadah berarati menahan diri dari konflik, pertengkaran, dan peperangan. (Lisan Al- Arab, 3/357) Wallahu A’lam. (Ilham Fikri Ma’arif, ed: Nashih)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved