Persebaya Surabaya

Lima Rekor Buruk Persebaya Surabaya di Liga 1 2023/2024, Pantas Jadi Musim Terburuk

Berikut lima rekor buruk Persebaya Surabaya di Liga 1 2023/2024, pantas jadi musim terburuk Bajul Ijo. 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Fatkhul Alami
SURYA/Habibur Rohman
Aksi Bonek pada laga Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri yang berlangsung di Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu (28/4/2024). Matchday ke-34 ini merupakan laga terakhir Persebaya dan menutup Liga 1 musim 2023/ 2024 dengan kemenangan 2-1 lawan Persik Kediri. 

SURYA.co.id, - Berikut lima rekor buruk Persebaya Surabaya di Liga 1 2023/2024, pantas jadi musim terburuk Bajul Ijo. 

Liga 1 2023/2024 mungkin menjadi musim yang penuh pelajaran bagi Persebaya Surabaya

Berbagai drama baik di dalam maupun luar lapangan membuat pencapaian tim kebanggaan arek-arek Suroboyo itu mengalami naik-turun sepanjang musim. 

Lantas, mengapa musim ini menjadi yang terburuk bagi Persebaya? 

Pencetak gol penentu kemenangan Persebaya Surabaya, Paulo Henrique, merayakan kemenangan seusai membobol gawang Persik Kediri pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu (28/4/2024). Matchday ke-34 ini merupakan laga terakhir Persebaya dan menutup Liga 1 musim 2023/ 2024 dengan kemenangan 2-1 atas Persik Kediri.
Pencetak gol penentu kemenangan Persebaya Surabaya, Paulo Henrique, merayakan kemenangan seusai membobol gawang Persik Kediri pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu (28/4/2024). Matchday ke-34 ini merupakan laga terakhir Persebaya dan menutup Liga 1 musim 2023/ 2024 dengan kemenangan 2-1 atas Persik Kediri. (habibur rohman/surya.co.id)

Apa saja catatan dan rekor buruk yang dipegang oleh tim berjuluk Bajul Ijo? 

Simak selengkapnya berikut ini seperti dirangkum SURYA.co.id

1. Posisi Klasemen Terburuk

Buruknya pencapaian Persebaya Surabaya tentu saja ditandai dengan posisi di klasemen akhir. 

Persebaya terdampar di papan bawah, yaitu posisi ke-12 dengan torehan 42 poin. 

Posisi itu tentu menjadi yang terburuk sejak Persebaya promosi ke Liga 1 pada tahun 2018 silam. 

Tak cuma itu, Persebaya dikenal sebagai tim yang konsisten mengakhiri musim di papan atas klasemen. 

Untuk pertama kalinya, Bajul Ijo akhirnya harus menyudahi pencapaian positif itu di musim ini. 

2. Gonta-ganti pelatih

Terombang-ambinya Persebaya Surabaya tentu tak lepas dari pergantian nahkoda berkali-kali sepanjang musim. 

Setidaknya ada tiga kali pergantian pelatih kepala yang terjadi, mulai dari Aji Santoso, Josep Gombau hingga yang terakhir adalah Paul Munster

Diantaranya, Uston Nawawi menjabat sebagai pelatih karteker selama dua kali pergantian antar pelatih kepala. 

Membuat skuad Persebaya dikepalai oleh 4 pelatih berbeda sepanjang musim. 

Pelatih Persebaya Surabaya Paul Munster
Pelatih Persebaya Surabaya Paul Munster (SURYA.CO.ID/Habibur Rohman)

Gonta-ganti pelatih tentu berpengaruh terhadap preferensi taktik serta pemilihan pemain. 

Paul Munster yang datang paling akhir pun tak bisa banyak berbuat untuk membenahi skuad. 

Ini karena pelatih asal irlandia Utara itu datang pada awal Januari 2024, saat bursa transfer paruh musim sudah ditutup. 

Sehingga ia mau tak mau harus memaksimalkan skuad peninggalan dari pendahulunya. 

3. Kartu Merah Terbanyak

Permasalahan disiplin terjadi di atas lapangan. 

Setidaknya, Persebaya Surabaya sudah dihukum 7 kali kartu merah sepanjang musim. 

Dua bek sayap yaitu Reva Adi Utama dan Arief Catur mengoleksi yang terbanyak dengan masing-masing mengantongi 2 kartu merah. 

Sedangkan Paulo Henrique, Andre Oktaviansyah dan Ripal Wahyudi mengantongi 1 kartu merah. 

Jumlah ini menjadi yang terbanyak diantara kontestan Liga 1 lainnya. 

Selain itu, banyaknya kartu merah yang didapatkan juga tentu memperlihatkan kurangnya kontrol emosi atau penilaian pemain di atas lapangan. 

Ini membuat rekan-rekannya harus berjuang dengan 10 pemain sepanjang pertandingan. 

4. Gol Bunuh Diri Terbanyak

Catatan keempat tentu saja adalah menyoal gol bunuh diri. 

Persebaya tercatat empat kali kebobolan lewat pemainnya sendiri. 

Masing-masing dicetak oleh Yohanes Kandaimu, Song Ui-Young, Kasim Botan dan Paulo Henrique. 

Catatan gol bunuh diri ini menjadi noda merah dalam pertahanan Bajul Ijo. 

Terutama melihat tiga dari empat pemain itu bukan seorang pemain bertahan. 

5. Produktivitas Gol Terburuk

Hal yang paling mencolok di Persebaya Surabaya musim ini adalah masalah produktivitas gol. 

Masalah produktivitas gol banyak faktor yang melandasi, salah satunya kurangnya kreativitas untuk membangun serangan. 

Persebaya total hanya mencetak 33 gol dari 34 pertandingan sepanjang musim, artinya rasio gol dari Bajul Ijo tak sampai 1 di setiap pertandingan. 

Padahal di musim-musim sebelumnya, Persebaya dikenal sebagai salah satu tim dengan produktivitas gol tertinggi. 

Torehan gol Bajul Ijo bisa diatas 60 tiap musimnya. 

Pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira ungkap kesan musim ini bersama Bajul Ijo
Pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira ungkap kesan musim ini bersama Bajul Ijo (Brunomoreira99)

Namun musim ini, moncernya lini serang bergantung pada Bruno Moreira seorang. 

Winger asal Brasil itu mencetak total 10 gol dan 4 assist. 

Artinya, ia berkontribusi lebih dari sepertiga total gol Persebaya musim ini. 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved