Persebaya Surabaya

Bonek Made Konsisten Rawat Hubungan Harmonis Antar Suporter

Komunitas Bonek Made ada di wilayah Surabaya paling barat, tepatnya di Kecamatan Sambikerep. Usianya sudah menginjak 25 tahun

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Bonek Made
Komunitas Bonek Made menggelar acara bakti sosial bagi-bagi takjil saat bulan Ramadan 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Bonek Made. Sekilas nama komunitas ini mirip nama kebanyakan orang Bali. Namun ternyata tidak.

Malahan, komunitas ada di wilayah Surabaya paling barat, tepatnya di Kecamatan Sambikerep. Usianya sudah menginjak 25 tahun.

"Tahun 1998 itu anak-anak Kampung Made itu masih kumpul-kumpul. Setahun berikutnya barulah Bonek Made terbentuk," ujar Dedik Hariyanto, salah seorang Bonek Made.

Ada sekitar 200 orang masuk dalam komunitas Bonek Made.

Dalam diri mereka tertanam sepak bola adalah olahraga yang mengajarkan nilai sportivitas.

Persaingan hanya terjadi di lapangan demi untuk menjadi yang terbaik.

Selebihnya, mereka bersaudara sesama warga Indonesia bersaudara.

Dulu sebelum ada larangan tim tamu datang ke kandang lawan, mereka kerap melakukan aksi nyata.

Setiap Persebaya menjalani laga kandang, suporter tim tamu selalu dijamu dengan baik.

Begitu pula jika ada kelompok suporter lain yang melintasi Surabaya. Bonek akan menyambut dengan tangan terbuka.

"Ada tamu dari luar pulau Palembang, Makassar, Balikpapan singgahnya pasti di tempat kami," ujarnya.

Semangat mengedepankan persaudaraan terhadap sesama suporter ini kerap mendapat rispek dari sesama Bonek.

Semua pentolan Bonek era 2000-an, katanya, pernah singgah di Kampung Made.

Bersilaturahmi sesama antar komunitas Bonek atau sekedar ngobrol santai sembari menikmati hawa yang masih asri di Kampung Made.

Sedikit cerita tentang Kampung Made, di kampung ini memang semua terasa tidak buru-buru.

Di sini masih banyak hamparan hijau persawahan memanjakan mata.

Semilir angin dari sawah masih bisa dirasakan sepoi-sepoi menyapa lembut di wajah.

Bahkan sampai sekarang kampung ini setiap tahun masih ada acara sedekah bumi.

"Suasana tempo dulunya memang terasa kalau di Made. Mungkin itu yang bikin komunitas suporter sering datang ke sini ," ucapnya.

Merawat nama baik Persebaya juga dilakukan Bonek Made dengan melakukan tindakan di luar urusan sepak bola.

Misalnya, kerap melakukan kegiatan sosial kepada anak yatim piatu.

Terbaru saat Ramadan lalu Bonek Made kerap bagi-bagi takjil, dan penggalangan dana untuk kemudian disalurkan kepada korban gempa.

Pria usia 40 tahun itu berharap apa yang sudah dibangun bisa terus abadi.

Makin banyak suporter Indonesia yang datang ke Kampung Made.

Syukur-syukur bisa berdampak membuat suporter seratus persen damai.

Tidak ada lagi cerita suporter takut melintas di kota orang.

Pria yang kerap dipanggil Dedik Made itu mengatakan, apa yang sudah dilakukan Bonek adalah sebuah kedewasaan sebagai suporter.

Harapannya, Green Force (julukan Persebaya) memiliki semangat yang selaras.

Salah satunya menunjukkan Persebaya adalah klub yang layak disebut sebagai kebanggaan.

"Bangkit dari jalur negatif musim ini amankan diri dari zona degradasi. Selanjutnya, berbenah perbaiki prestasi bikin bangga perjuangan pendukungmu," tandasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved