Persebaya Surabaya

Persebaya Tidak Pernah Kehabisan Talenta Muda

Kompetisi Elite Pro Academy (EPA) sudah bergulir sejak 2018 silam. Kompetisi yang diselenggarakan PSSI ini pesertanya berasa dari tim-tim Liga 1

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Fatkhul Alami
dok persebaya
Suasana pertandingan Persebaya saat lawan Persis Solo di kompetisi Elite Pro Academy (EPA) 2023-2024. Bajul Ijo Cilik tidak kehabiskan melahirkan pemain-pemain berkualitas. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kompetisi Elite Pro Academy (EPA) sudah bergulir sejak 2018 silam. Kompetisi yang diselenggarakan PSSI ini pesertanya berasa dari tim-tim yang bermain di Liga I.

Sistem kompetisinya, klub liga satu harus mengutus klub binaan untuk berpartisipasi di EPA. Sehingga harapan PSSI setiap klub memiliki regenerasi pemain.

Nah, Persebaya seakan tak pernah kehabisan stok untuk mencari pemain untuk mengikuti EPA. Pasalnya, skuad berjulukan Bajul Ijo ini memiliki 20 klub binaan. Setiap tahun klub-klub itu selalu menyelenggarakan kompetisi internal, Liga Persebaya.

Setiap kali Liga Persebaya berlangsung, biasanya ada tim pemantau yang melihat permainan. Mereka mencari pemain berbakat. Mereka-mereka yang terpilih kemudian dijadikan satu menjadi tim Persebaya Young untuk mengarungi liga EPA.

Sony Setiawan, mantan pelatih EPA Persebaya U-20 menuturkan, kompetisi baik bagi pemain muda mengenal sistem liga. Waktu pertandingan sangat padat. Dengan pertandingan yang banyak dari kaca matanya sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan pemain.

"EPA itu salah satu contoh perubahan besar dalam dunia sepak bola, khususnya di Indonesia," ucap Sony.

Sekedar diketahui meski namanya tak setenar Mat Halil, tapi Sony Setiawan merupakan orang yang cukup lama mengurus pemain muda di Persebaya. Ia pelatih Indonesia Muda. Dan tercatat pernah bersama eks pemain Persebaya, Dedy Sutanto menemani Bejo Sugiantoro menjadi pelatih Persebaya U-19.

Menurut Sony Setiawan, ada beberapa poin penting yang harus dilakukan demi mendukung talenta muda melangkah ke tim utama. Perlu ada pengembangan dari segi kualitas dan kuantitas dari segi teknis, maupun pengembangan kompetisi.

“Misalnya adanya fasilitas lapangan yang bagus untuk anak-anak bisa berlatih dengan maksimal. Kemudian, harus ada pelatihan bagi perangkat pertandingan kompetisi internal. Sehingga pemain muda benar-benar terasa bagaimana bertanding di liga," ujarnya.

Ia pun menyinggung soal kompetisi EPA. Ia ingin penerapan Video Assistant Referee (VAR) yang sempat diuji coba pada EPA musim sebelumnya dapat dimaksimalkan. Sehingga tidak ada oknum wasit menjalankan tugas dengan tidak adil.

Dan harapannya kompetisi seperti ini bisa rutin dijalankan setiap tahun supaya muncul bibit baru menjadi pemain Timnas Indonesia.

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved