Mudik Lebaran 2024

Incip Kelezatan Nasi Boranan Lamongan saat Mudik Lebaran 2024, Rasanya Menggoyang Lidah

Pembeli bebas memilih berbagai lauk pauk dan ikan yang disediakan penjual yang khas nasinya ditempatkan dalam boran.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/hanif manshuri
Satu di antara penjual nasi boranan, Nuri yang mangkal di Jalan KH Ahmad Dahlan. Sambal dan ikannya bikin ngiler, Selasa (2/4/2024) 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Anda hendak mudik Lebaran 2024 ke Lamongan atau sekadar melintasi wilayah utara Jawa Timur ini?

Anda bisa mampir mencicipi makanan khas Lamongan.

Selain soto ada nasi boranan yang sering menjadi jujugan para pemudik.

Sebenarnya, sasi boranan tak hanya saat Lebaran bisa dinikmati oleh para pemudik yang sedang melintas.

Setiap hari, atau selama 24 jam, nasi boranan bisa didapatkan.

Nasi boran sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan nasional, termasuk di sudut-sudut dalam kota Lamongan.

Pembeli bebas memilih berbagai lauk pauk dan ikan yang disediakan penjual yang khas nasinya ditempatkan dalam boran.

Rasa khas basi boranan ini tidak didapatkan di luar, kecuali di Lamongan.

Nasi boranan berbeda dengan masakan serba sambal yang dijual di luar Lamongan.

Nasi ditaruh di wadah (namanya boran) yang terbuat dari anyaman bambu.

Sementara ikan dan lauk pauk lainnya ditempatkan di bejana yang umum dipakai emak-emak di dapur.

Satu porsi terdiri dari nasi berbeda lauk pauk dan ikannya, tergantung selera dan permintaan sang pembeli

Ada ikan gabus, bandeng, sili, ditambah pilihan lauk lainnya seperti daging ayam, rempeyek, endok-endokan (telur muda), empukan, tahu, tempe, telur asin, dadar, jeroan dan urap-urap

Ikan sili satu dari khas nasi boranan, selain rasa sambalnya.

Ikan sili tergolong ikan super mahal, Rp 300 ribu perkilo dalam kondisi mentah.

Rasa nasi boran memang khas, ada manis pedas di bumbunya bahkan gurihnya pun menyembul saat dikunyah.

Ada banyak lapak nasi boranan yang berjajar di pinggir jalan di dalam kota Lamongan.

Beberapa kawasan jalan di Lamongan yang selalu ada dengan penjual nasi boranan di antaranya adalah Jalan Basuki Rahmat, Panglima Sudirman, Ahmad Dahlan, Kusuma Bangsa dan beberapa ruas jalan lainnya di Lamongan.

Nasi boranan ini lebih enjoy dinikmati lesehan yang digelar penjualnya. Dan air minum kemasan.

Pembeli bisa bawa pulang alias dibungkus dibawa pulang juga lazim.

Karena penjual juga menyiapkannya dengan cara sambal dipisahkan dengan nasinya, termasuk lauknya.

Selama bulan Ramadan seperti saat ini, bukanya mulai jam 3 atau jam 4 sore hingga pagi dini hari.

Dalam sehari, para penjual bisa menjual setidaknya ratusan bungkus nasi boranan.

Harga per porsi tahun ini naik dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan itu dipicu tingginya harga bahan mentah serta ikan dan lauknya.

"Naik, sekarang apa-apa juga naik," ungkap penjual nasi boranan, Nuri yang setiap hari mangkal di JL KH Ahmad Dahlan, Selasa (2/4/2024).

Nuri merinci, satu porsi dengan ikan sili, tahu, peyek dan empukan Rp 20 ribu, sebelumnya hanya Rp 18 ribu.

Dengan ikan gabus semula Rp 20 ribu per porsi kini naik Rp 25 ribu per porsi.

Satu porsi memakai jeroan kini Rp 13 ribu dari sebelumnya Rp 15 ribu per porsi, lauk ayam sebelumnya Rp 13 ribu naik Rp 15 ribu per porsi, dan pakai ikan udang dari sebelumnya Rp 13 ribu kini Rp 15 ribu per porsi.

Yang ingin menikmati nasi boranan, baik pagi, siang, sore, malam hingga dini hari tidaklah sulit didapatkan.

Para penjual bergantian menggelar nasi borana di tempat yang sama tanpa jedah.

Namun jangan pernah bertanya atau mencari penjualnya ada kaum Adam, sebab penjual nasi boranan di Lamongan semuanya kaum Hawa.

Nasi boranan Lamongan bahkan telah dipatenkan sebagai makanan khas Lamongan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved