Berita Nasional

Sosok Fahri Hamzah yang Ucapannya Disoal Usai Ganjar Pranowo Dilaporkan KPK, Eks Pengkritik Jokowi

Ucapan Fahri Hamzah disoal setelah Ganjar Pranowo dilaporkan KPK oleh Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso. Ini sosoknya!

Editor: Musahadah
kolase tribunnews
Ucapan Fahri Hamzah yang menyebut bakal ada calon yang menjadi tersangka pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 disorot TPN Ganjar-Mahfud. 

SURYA.CO.ID, JAKARTA - Nama politisi Fahri Hamzah ikut dicatut dalam polemik pelaporan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso

Fahri Hamzah dicatut karena statemennya yang diucapkan jauh sebelum Sugeng Teguh Santoso melaporkan Ganjar Pranowo ke KPK atas dugaan gratifikasi atau suap cashback asuransi. 

Saat itu, Fahri Hamzah yang menjadi juru bicara TKN Prabowo-Gibran mengatakan bakal ada calon yang menjadi tersangka pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pernyataan Fahri Hamzah ini lah yang dinilai bahwa pelaporan Ganjar Pranowo ke KPK kental nuansa politis. 

Direktur Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Ronny Talapessy, mengaku masih ingat betul pernyataan yang disampaikan Fahri Hamzah lewat akun X pada awal Januari lalu itu.

Baca juga: Harta Kekayaan Sugeng Teguh Santoso yang Laporkan Ganjar Pranowo ke KPK, Totalnya Rp 82 M

"Kami TPN masih ingat betul pernyataan Fahri Hamzah dalam salah satu video bahwa akan ada salah satu capres jadi tersangka. Jadi, kami sungguh berharap tidak ada politisasi hukum pasca-pemilu ini karena dampaknya sangat besar," kata Ronny kepada Kompas.com, Selasa (5/3/2024).

Ronny berpandangan, ucapan Fahri Hamzah itu justru bisa menimbulkan dampak bagi stabilisasi politik setelah Pemilu 2024.

Dia pun berharap stabilitas politik tetap terjaga.

"Ini yang saya kira perlu kami ingatkan agar jangan bermain-main politisasi hukum," ungkapnya.

Politikus PDI-P ini meyakini, Ganjar bersih dari kasus hukum karena telah melewati serangkaian proses yang memenuhi syarat sebagai calon presiden.

Kendati begitu, TPN disebut bakal berdiskusi terlebih dulu dengan Ganjar soal laporan itu sebelum mengambil tindakan atau upaya hukum selanjutnya.

"Sebenarnya ini bukan ranah TPN karena laporannya diduga pada waktu Mas Ganjar Gubernur Jawa Tengah. Tentu saja TPN tidak tahu apa yang terjadi pada masa itu. Dan tugas TPN tidak mengurusi hal-hal di luar masalah pemilu dan pilpres," tutur dia.

"Tetapi bagaimana pun karena menyangkut Mas Ganjar Pranowo, kami akan mempelajarinya terlebih dahulu dan akan berdiskusi dengan Mas Ganjar," lanjut Ronny.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) melaporkan Ganjar Pranowo dan eks Direktur Utama Bank Jateng berinisial S ke KPK.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan pihaknya melaporkan Ganjar ke KPK atas dugaan penerimaan cashback dari perusahaan asuransi.

Nilai dugaan gratifikasi atau suap itu mencapai lebih dari Rp100 miliar.

"IPW melaporkan dugaan tindak pidana korupsi gratifikasi dan atau suap penerimaan cashback beberapa perusahaan asuransi kepada Dirut Bank Jateng (inisial S) dan juga pemegang saham kendali Bank Jateng Ganjar Pranowo (GP) diperkirakan terjadi sejak 2014 sampai dengan 2023," kata Sugeng.

Sugeng menjelaskan bahwa perusahaan asuransi itu memberikan pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng yang dipahami sebagai cashback.

Adapun Bank Jateng mengendalikan cashback dari perusahaan asuransi sebesar 16 persen dari nilai premi.

Nilai 16 persen tersebut kemudian diduga dialokasikan ke tiga pihak.

"Lima persen untuk operasional Bank Jateng, baik pusat maupun daerah, 5,5 persen untuk pemegang saham Bank Jateng yang terdiri atas pemerintah daerah atau kepala-kepala daerah,” ucap Sugeng.

“Yang 5,5 persen diberikan kepada pemegang saham pengendali Bank Jateng yang diduga adalah Kepala Daerah Jawa Tengah dengan inisial GP.”

Juru Bicara KPK, Ali Fikri membenarkan adanya laporan tersebut.

"Setelah kami cek, betul ada laporan masyarakat dimaksud. Kami segera tindaklanjut dengan verifikasi lebih dahulu oleh bagian pengaduan masyarakat KPK," tuturnya.

Sementara Ganjar Pranowo membantah tuduhan yang dilayangkan IPW.

"Saya tidak pernah menerima pemberian atau gratifikasi dari yang dia tuduhkan," kata Ganjar saat dikonfirmasi di Jakarta pada Selasa (5/3/2024).

Sosok Fahri Hamzah

Nasib Pilu Fahri Hamzah Terbongkar seusai Tak Jadi Anggota DPR
Nasib Pilu Fahri Hamzah Terbongkar seusai Tak Jadi Anggota DPR (dok.surya)

Fahri Hamzah lahir pada 10 November 1971 di Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Diketahui bahwa Ayah Fahari Hamzah bernama Hamzah dan Ibunya bernama Nurjannah.

Keluarga Fahri termasuk keluarga yang mempunyai kehidupan sederhana.

Orangtua Fajri bekerja sebagai pembuat kopi tepal khas daerah Sumbawa.

Fahri sendiri, setiap hari bertugas untuk menjual kopi yang diproduksi keluarganya tersebut ke pasar.

Selain itu, ketika menduduki sekolah dasar atau SD, Fajri juga sering menjual permen di sekolahnya.

Kemudian kehidupan pribadi Fahri tercatat menikah dengan Farida Briani pada 1996.

Dari pernikahannya tersebut, Fahri dikaruniai lima orang anak.

Lima orang anak Fahri tersebut bernama Fahya Haniya, Farah Nashita, Faris Nabhan, Keneisya, dan Fayqa Hanifa.

Berikut riwayat pendidikan yang ditempuh Fahri sejak kecil:

- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sumbawa

- SMP Muhammadiyah Sumbawa

- SMA Muhammadiyah Sumbawa

- S1 Universitas Mataram (Unram) jurusan Pertanian

- S1 Universitas Indonesia (UI) Fakultas Eknonomi

- S2 UI Magister Ilmu Kebijakan Publik

Ketika menempuh pendidikan di Universitas Mataram (Unram) , Fahri mengambil cuti pada semester ke enam.

Lantaran Fahri sangat ingin berkuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), tetapi tidak pernah lolos seleksi.

Kemudian ia pergi ke Jakarta meskipun tidak disetujui orangtuanya.

Di Jakarta, Fahri mengikuti bimbingan belajar di Bimbel Nurul Fikri demi bisa masuk universitas ternama.

Akhirnya, Fahri diterima di Fakultas Ekonomi UI pada 1992.

Semasa kuliah, Fahri dikenal menjadi seorang aktivis di organisasi.

Bahkan, karena aktivitasnya di organisasi tersebut membuta Fahri harus merelakan jam kuliahnya atau bolos.

Fahri menjadi seorang aktivis di beberapa organisasi,di antaranya:

- Ketua Umum Forum Studi Islam Fakultas Ekonomi UI

- Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan di Senat Mahasiswa UI periode 1996/1997

- Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada 1998

Sebagai seorang aktivis kampus, Fahri juga sering disorot berbagai media karena beberapa kegiatan organisasinya.

Seperti diskusi, rapat, hingga aksi-aksi demonstrasi yang Fahri gagas.

Diketahui, Fahri juga menjadi satu di antara sekian banyak aktivis mahasiswa dalam gerakan reformasi 1998.

Dalam menggelar aksi-aksi besar di berbagai kota di Indonesia, Fahri sering bekerja sama dengan Amien Rais.

Karir Fahri di politik semakin moncer saat dia terpilih ke DPR pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2004 lewat daerah pemilihan NTB, tanah kelahirannya.

Ia terpilih ke komisi III yang membidangi hukum dan menjadi wakil ketua, dan terus di sana sampai terpilih kembali dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 2009.

Pada 15 November 2011, ia dipindahkan ke komisi IV yang membidangi antara lain BUMN dan perdagangan, sekaligus ke Badan Kehormatan DPR menggantikan Ansory Siregar.Posisinya sebagai wakil ketua di komisi tersebut digantikan oleh Nasir Djamil, rekannya di fraksi PKS.

Pada Mei 2013, Fahri dan Nasir (yang sebelumnya dipindahkan ke komisi VIII), dikembalikan ke komisi III.

Pada 4 April 2016, Fahri yang saat itu duduk sebagai Wakil Ketua DPR RI dipecat oleh PKS.

Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri menilai Fahri dituding tidak memenuhi amanah dari Ketua Majelis Syuro untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR.

Namun, Fahri menilai ia tidak membuat kesalahan fatal yang membuat nama partainya tercemar

Setelah tak lagi menjadi anggota DPR dan keluar dari Partai Keadilan SEjahtera, Fahri Hamzah membuta partai baru bernama Partai Gelombang Rakyat (Gelor) Indonesia. 

Fahri yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gelora mampu meloloskan partainya itu sebagai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Hal tersebut diputuskan melalui keputusan rapat pleno rekapitulasi nasional yang menetapkan partai politik (parpol) calon peserta Pemilu 2024 pada Rabu (14/12/2022).

Berikut daftar riwayat karier Fahri Hamzah:

- Ketua Departemen Pengembangan Cendikiawan Muda Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Pusat

- Staf Ahli MPR RI pada 1990-2002

- Anggota DPR RI pada 2004

- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS pada 2003-2005

- Wakil Komisi III DPR RI Bidang Legislasi pada 2009

- Presiden Direktur CGN Consulting

- Dosen di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi UI

- Wakil Ketua DPR RI pada 2014-2019

Eks Pengkritik Keras Jokowi

Saat masih menjadi anggota DPR RI, Fahri kerap berseberangan dengan Presiden Jokowi.

Bahkan, Fahri sangat lantang mengkritik kebijakan Presiden Jokowi.

Fahri juga dikenal dekat dengan politisi Partai Gerindra Fadli Zon.

Di beberapa kesempatan Fahri kerap membela Fadli Zon.

Seperti ketika Fadli Zon ditegur Prabowo karena menyindit Presiden Jokowi yang menjajal langsung Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, NTB.

Seraya memberi apresiasi, Fadli Zon menyindir Jokowi soal banjir Sintang.

"Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah 3 minggu banjir belum surut," tulis Fadli di akun Twitter pribadinya, @fadlizon, seperti dilihat, Sabtu (13/11/2021).

Sindiran Fadli Zon kali justru berbuah teguran dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Fahri Hamzah pun ikut membela Fadli Zon. 

Bahkan kini, Fahri berada di barisan pendukung Prabowo-Gibran dan beberapa kali justru membela Presiden Jokowi. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar Dilaporkan ke KPK, TPN Singgung Ucapan Fahri Hamzah soal "Capres Jadi Tersangka"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved