Berita Surabaya

Kadin Jatim: Kemudahan Perizinan dan Fasilitas Jadi Kunci Pertumbuhan Investasi di Jatim

Investasi di Jawa Timur dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan diprediksi akan terus tumbuh di tahun 2024

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Investasi di Jawa Timur dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan diprediksi akan terus tumbuh di tahun 2024 hingga tahun-tahun mendatang.

Namun Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) meminta pemerintah untuk tetap memberikan kebijakan yang bisa menjaga dan mendorong peningkatan investasi tersebut.

"Yang paling utama adalah kemudahan investasi seperti yang telah dijanjikan pemerintah. Yaitu perizinan dan fasilitas pendukung," kata Adik Dwi Putranto, Ketua Umum Kadin Jatim, Kamis (22/2/2024).

Khusus untuk perijinan, ditegaskan Adik, masih menjadi keluhan terbesar pengusaha.

Di  samping singkronisasi aturan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) atau Pemerintah Kota (Pemkot), dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov).

"Serta dukungan seluruh stakeholder pemerintah yang seringkali masih perlu waktu lama," tambah Adik.

Setelah terkait perizinan dan fasilitas, strategi lain yang harus ditingkatkan adalah penguatan dan peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia).

Terkait SDM, Kadin Jatim juga telah melakukan berbagai langkah startegis untuk mendukung kebutuhan pelaku usaha terkait SDM.

Terbaru dengan peluncuran vokasi.net, sebagai platform untuk menjembatani kebutuhan industri dengan SDM yang sesuai, serta SDM yang ingin meningkatkan kompetensinya agar bisa mengikuti kebutuhan industri.

Hal lain yang bisa menjadi pendorong peningkatan investasi, menurut Adik adalah adanya stimulus.

"Seperti keringanan pajak atau sejenisnya, yang membuat pelaku usaha menjadi lebih agresif dalam mengembangkan usahanya," ujar Adik.

Apalagi tren investasi di Jatim dan 38 kabupaten kota dalam 3 tahun terakhir cukup bagus dam terus mengalami kenaikan.

Secara berurutan, data dari Pemprov Jatim menunjukkan, realisasi investasi tahun 2021 Rp 79,5 triliun, tahun 2022 Rp 110,3 triliun dan pada tahun 2023 mencapai Rp145,1 triliun.

"Dengan daerah yang berkontribusi tinggi, pertama adalah Gresik, di antaranya investasi pabrik kaca di JIIPE dan Smelter Freeport," jelas Adik.

Kedua, Tuban, dengan adanya pembangunan Mega proyek Petrokimia Pertamina.

Untuk Surabaya dan Sidoarjo juga masih memiliki prospek tinggi karena kelengkapan dan kedekatan infrastruktur pelabuhan.

Pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 lalu, prospek investasi di Jatim masih akan tumbuh.

"Jatim semakin memiliki daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah Incremental Capital-Output Ratio (ICOR) Jatim yang rendah, ICOR Jatim (5,27) dibanding ICOR rata-rata nasional (6,81)," beber Adik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa berinvestasi di Jatim lebih efisien.

Apalagi Pemprov Jatim optimistis mampu berkontribusi mewujudkan target investasi nasional tahun 2024 yang dicanangkan mencapai Rp 1.650 triliun.

Selain Gresik, Tuban, Surabaya dan Sidoarjo, Adik menyebut masih banyak daerah yang punya potensi besar untuk menerima investasi.

"Di antaranya daerah yang sudah memiliki kawasan industri. Seperti KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Singosari di Malang, Jombang, Ngawi, Nganjuk, Madiun dan Pasuruan," papar Adik.

Selain infrastruktur yang telah siap, di daerah-daerah itu juga masih dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang rendah, sehingga masih menjadi daya tarik untuk sektor tenaga kerja.

Saat ini dalam catatan Kadin Jatim, komposisi investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 60 persen dan sisanya 40 persen Penanaman Modal Asing (PMA).

Sementara itu dalam Pemilu pada 14 Februari 2024 lalu dan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada November 2024, Adik melihat tidak akan memberi pengaruh pada investasi.

"Saat Pemilu 14 Februari lalu, dampaknya ke investasi di Jatim, ada, tapi kecil. Karena pengusaha biasanya memilih untuk menunggu selama pemilu. Momen Pemilu justru banyak berkontribusi terhadap sektor perdagangan, makanan dan minuman serta UMKM. Juga terhadap industri digital karena banyak dimanfaatkan para caleg untuk kampanye," terang Adik.

Tentunya dengan Pilkada 2024 pada November mendatang, dampak positif pada ekonomi Jatim akan terjadi, mengingat banyak daerah termasuk Provinsi yang akan menjalani Pilkada.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved