Berita Surabaya

Hippindo Jatim Dorong Pemerintah Segera Lakukan Kebijakan Tambah Stok dan Amankan HET Beras Premium

Hippindo Jatim mengakui adanya peningkatan harga jual dan permintaan beras kemasan premium di toko-toko ritel.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Ketua Hippindo Jatim, April Wahyu Widati. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Jatim mengakui adanya peningkatan harga jual dan permintaan beras kemasan premium di toko-toko ritel.

Sementara suplai juga mengalami penurunan dan keterbatasan.

"Terutama untuk beras premium kemasan 5 kg yang masuk ke pasar ritel," kata April Wahyu Widati, Ketua Hippindo Jatim, Kamis (15/2/2024).

Lebih lanjut April menyebutkan, keterbatasan suplai beras tersebut disebabkan belum masuknya masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024, serta bersamaan pula dengan belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah ke ritel-ritel.

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET (harga eceran tertinggi) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional)," jelas April.

Hal ini diperparah pula dengan segera datangnya bulan suci Ramadhan pada pertengahan bulan Maret 2024 dan Idul Fitri di bulan April 2024.

"Faktanya saat ini tidak ada pilihan dan harus membeli beras dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal, bagaimana menjualnya. Seperti apa kerugiannya, siapa juga yang akan bertanggung jawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual rugi," ungkap April.

Karena itu dia meminta agar pemerintah merelaksasi HET dan harga acuan, serta aturan mainnya untuk sementara waktu atas komoditi bahan pokok dan penting seperti Beras, Gula, Minyak Goreng dan beberapa komoditi lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga di bulan Februari 2024 hingga periode tertentu.

Hal ini, lanjut April untuk bisa mencegah kekosongan atau kelangkaan atas bahan pokok dan penting tersebut pada gerai-gerai ritel modern di Indonesia.

"Bilamana kelangkaan terjadi maka akan bermuara kepada panic buying konsumen, yang akan berlomba membeli bahkan menyimpan bahan pokok dan penting itu karena kuatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil," lanjut April.

Pihaknya juga mengaku tidak dapat mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan produsen.

"Karena harga ditetapkan oleh produsen sebagai sektor hulu yang selanjutnya mengalir kepada mereka di sektor hilir melalui jaringan distribusi, untuk selanjutnya dibeli atau dibelanjakan oleh masyarakat pada gerai ritel modern," terang April.

Dia pun kembali menegaskan, mengharapkan sikap arif, bijak, dan jaminan dari pemerintah serta pihak berwenang, untuk merelaksasi aturan main dari HET, yang ditetapkan dan segera membuka stok yang ada di Bulog.

Apalagi Indonesia merupakan negara agraris dimana tidak mungkin negara ini kekurangan pasokan beras.

Saat ini harga beras rata-rata di retail modern untuk kelas premium mencapai Rp 15.000 hingga Rp 17.500 per kg.

Sementara, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, pemerintah menetapkan HET beras berkisar Rp10.900-Rp11.800 per kg medium dan Rp13.900-14.800 per kg premium, tergantung zona masing-masing.

Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp. 10.900/kg sedangkan beras premium Rp 13.900/kg. Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp 11.500/kg dan beras premium Rp 14.400/kg dan zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved