Berita Surabaya

Ritme Investasi Lumajang di Tahun Politik Masih Landai, Kadin Lumajang: Investor Masih Pikir-Pikir

Kadin Lumajang sebut ritme investasi di Lumajang disebut sedang landai pada periode tahun politik 2024.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
erwin wicaksono/surya.co.id
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lumajang, Agus Setiawan. 

SURYA.co.id | LUMAJANG - Ritme investasi di Lumajang disebut sedang landai pada periode tahun politik 2024.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lumajang, Agus Setiawan, menilai para investor sedang menimang-nimang untuk menanamkan modal di Lumajang pada tahun politik penyelenggaraan pemilu seperti saat ini.

"Masih landai, ritme investasi di Lumajang juga mengikuti pola di tingkat nasional. Masih wait and see. Bahkan sedikit menurun karena event politik," ujar Setiawan ketika dikonfirmasi, Senin (12/2/2024).

Menurut Setiawan, investor selalu mengambil keputusan berdasarkan analisa situasi pasar yang sedang berkembang pada periode tersebut.

"Kecenderungan para pengusaha jika pada masa periode politik maka masih menunggu dan melihat. Hingga saatnya mereka mau untuk berinvestasi," tutur pria yang juga menjadi Ketua Pemuda Pancasila Lumajang itu.

Jika melihat kencenderungan pasar di Lumajang, Setiawan menilai kedatangan investor ke Lumajang harus digenjot.

Kata dia, pengaruh investor masih belum besar lantaran penyerapan pasar di Lumajang cenderung hanya sebatas konsumsi rumah tangga.

"Yang saya lihat, wilayah Lumajang ritme investasi  harus diigenjot. Karakteristik pasar di Lumajang mayoritas masih pada konsumsi rumah tangga," katanya.

Alhasil, Setiawan mengkiaskan Lumajang mau tidak mau harus mendatangkan investor lebih banyak jika mau daerahnya lebih berkembang pesat.

"Kalau mau pertumbuhan ekonomi di Lumajang bisa 5 persen ke atas, tentu harus dibarengi dengan investasi. Baik dari pemerintah maupun swasta," paparnya.

Pria yang akrab disapa Sam Setiawan ini mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menarik investor, di antaranya mengenalkan Lumajang ke seluruh nusantara.

"Peran dari kadin, kami sering melakukan sosialisasi dan menggelar event. Kami juga melakukan kunjugan ke berbagai daerah untuk mengenalkan potensi Lumajang. Juga melaui media sosial," sebut pengusaha bidang tambang tersebut.

Selama ini Lumajang potensinya seakan tak terdengar.

Hal tersebut diakui Setiawan jadi salah satu kendala kurang masifnya investor datang ke Lumajang.

"Lumajang belum terlalu dikenal. Maka dari tugas kami dan juga pemerintah daerah harus mengenalkan Lumajang ke seantero nusantara. Pertanyaan yang sering muncul adalah Lumajang itu bagaimana?," ujarnya.

Dengan berbagai kendala yang ada, Setiawan menyarankan pemerintah daerah harus mulai mempermudah perizinan investasi di Lumajang.

"Kami mendorong Pemkab Lumajang untuk mempermudah perizinan dan membuka seluas-luasnya pintu investasi," tutur Setiawan.

Setiawan mengkiaskan pemerintah daerah jadi salah satu pintu pembuka investor dalam menanamkan modalnya.

Jika pada tahap tersebut sudah berbelit, Setiawan tak menampik kedatangan investor juga akan alot.

"Kunci investasi itu yakni dari perizinan. Kalau dari segi itu saja sudah lambat dan susah tentunya investasi tidak akan datang. Kadin Lumajang menaungi 247 perusahaan di Lumajang," ungkapnya.

Di sisi lain, dengan struktur topgrafi pegunungan serta lahan yang subur karena dekat dengan Gunung Semeru, Setiawan menegaskan kekuatan utama Lumajang ada di sektor pertanian.

Dirinya menerangkan jika potensi bisnis berbasis pertanian di Lumajang sangat potensial untuk digarap investor.

"Kekuatan Lumajang sebenarnya di sektor agro, agribisnis atau agroekonomi. Karena Lumajang sebagian besar bergerak di sektor pertanian. Jika dilihat dari demografi kita mayoritas orang di sini bekerja sebagai petani," tandasnya.

Potensi pertanian di Lumajang juga dikuatkan dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di Lumajang.

"Pertumbuhan ekonomi di Lumajang lebih dari 35 persennya berasal dari sektor pertanian. Itulah potensi yang paling utama," tutup Setiawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved