Berita Viral

Vicky Natasha Guru TK di Jerman Curhat Digaji Rp 60 Juta Per Bulan, Bisa Keliling Eropa

Inilah curhatan Vicky Nastasha yang viral. Guru TK tersebut Digaji Rp 60 Juta Per Bulan di Jerman dan Bisa Keliling Eropa.

instagram
Vicky Natasha, Guru TK di Jerman Curhat Digaji Rp 60 Juta Per Bulan. Simak kisahnya. 

SURYA.co.id - Curhatan seorang wanita bernama Vicky Nastasha tengah jadi sorotan publik.

Pasalnya, Vicky mengaku bekerja sebagai guru TK di Jerman.

Yang menarik perhatian adalah sejumlah fasilitas yang didapatnya dari pekerjaan tersebut.

Melansir dari akun instagramnya, Vicky menkau dapat gaji Rp 60 juta per bulan.

Ia juga mendapat fasilitas keliling Eropa.

Ada beberapa hal yang dibeberkan Vicky mengenai kelebihan menjadi guru TK di Jerman yang membuat guru TK di Indonesia iri.

Berikut ulasannya.

1. Gaji Rp 50-Rp 60 Juta per Bulan

Dalam unggahannya, Vicky menyebut bahwa guru TK di Jerman memiliki gaji awal mulai dari 3.000-3.500 euro atau setara dengan Rp 50 hingga Rp 60 juta per bulan.

Meski begitu, nilai ini berbeda-beda di setiap daerah.

"Gaji awal seorang guru TK itu mulai dari 3.000-3.500 euro (bruto/kotor) dan tergantung lokasinya (di setiap Bundesländer akan berbeda lagi tarifnya).

Apakah dengan gaji segitu sudah cukup? Jawabannya tergantung gimana lifestyle kalian," kata Vicky dikutip akun Instagram @vicky_nastasha.

2. Udara Bersih

Vicky juga membeberkan alasan lain mengapa menjadi guru TK di Jerman sangat menyenangkan.

Yakni kualitas udara yang bersih.

Vicky menyebut kualitas udara di Jerman sangat bersih karena masyarakatnya tidak pernah membakar sampah di depan halaman.

Tak hanya itu, masyarakat Jerman juga lebih senang jalan kaki atau naik transportasi umum.

"Di Jerman termasuk negara yang aman dibandingkan dengan negara lain seperti North America atau Indonesia.

Dan di Jerman enggak ada yang bakar sampah di jalanan atau halaman rumah, di sini juga minim polusi karena transportasinya berasa lebih efektif, orang-orang juga sudah biasa jalan kaki," ungkapnya.

3. Cuti 30 Hari

Guru TK di Jerman juga diperbolehkan untuk mengambil cuti selama 30 hari di luar tanggal merah.

Mereka juga akan mendapatkan THR yang diberikan pada Hari Natal.

"Waktu cuti ini kita akan tetap dibayar gaji full plus uang THR (di sini bukan di bulan Ramadan tapi waktu Natal) atau disebutnya 13 Monatsgehalt," tuturnya.

4. Bisa Keliling Eropa

Bonus lainnya yang didapatkan Vicky ketika menjadi guru TK di Jerman adalah bisa keliling Eropa dengan mudah. Hal ini karena setiap negaranya memiliki jarak yang berdekatan.

"Bonusnya bisa keliling Eropa lebih mudah karena antar negaranya berdekatan," paparnya.

Dosen Nekat Jadi Petugas Kebersihan

Di luar negeri pekerjaan yang terbilang sepele memang bisa mendapat gaji yang fantastis.

Seperti seorang dosen di Malaysia, ia lebih memilih bekerja sebagi petugas kebersihan.

Pasalnya, gajinya sebagai dosen beda jauh dengan gaji petugas kebersihan di Singapura.

Tak tanggung-tanggung, perbedaannya hampir 6 kali lipat.

Kalau sebagai dosen di Malaysia ia cuma digaji RM 1900 atau Rp 6 jutaan.

Sedangkan gaji sebagai petugas kebersihan di Singapura bisa mencapai RM 10815 atau Rp 35, 8 juta.

Pantas saja saat pulang dari Singapura utang-utangnya langsung lunas.

S mengaku meninggalkan karier sebagai dosen demi menjadi petugas kebersihan di Singapura.

Dalam unggahan itu, S bercerita soal kondisi ekonominya yang sulit ketika menjadi dosen di Perguruan tinggi swasta (IPTS)

"Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun. Gaji terakhir saya di IPTS berjumlah RM1,900".

“Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang. Terkadang tidak sampai pertengahan bulan."

"Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ujarnya. 

Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.

“Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” ujarnya.

S kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan.

Meski tak lagi menjadi dosen, S merasa keputusan tersebut sudah tepat.

Sebab, ia merasa ada perubahan besar dalam hidupnya setelah menjadi petugas kebersihan.

Apalagi, gaji pokok yang diterimanya jauh lebih besar dari penghasilan bulanan sebelumnya.

“Alhamdulillah saya dapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan, gaji pokok$3,100 (RM10,815),” tambahnya.

Dia juga mengakui bahwa bekerja di negeri jiran merupakan 'jalan pintas' baginya untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang dihadapi.

Kini ia sudah bisa bernapas lega hanya dengan gaji pertama yang diterimanya sebagai petugas kebersihan.

“Di mana tidak ada cara untuk membayar utang, terjebak dalam utang puluhan ribu dan inilah jalan pintasnya. Bahkan gaji pertama sudah bisa membayar segala macam. Kamu tidak akan menyesalinya".

“Kalau orang lain bilang kemacetan di Singapura itu buruk. Percayalah, jika kamu sudah bekerja, kamu bisa menghadapinya karena kamu merasa sepadan dengan apa yang kamu dapatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berbagi tips bermanfaat bagi mereka yang masih mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup.

“Lamarlah pekerjaan, mintalah doa (izin) orang tuamu dan teruslah mencari pekerjaan sampai kamu mendapatkannya. Yang paling penting adalah percaya pada diri sendiri".

“Anda tidak perlu orang lain untuk percaya bahwa Anda bisa bekerja di Singapura. Ibarat mimpi dapat gaji besar, lalu menjadi kenyataan,” jelasnya.

Sayangnya, unggahan tersebut telah dihapus dari grup Facebook, karena bisa meningkatkan keinginan masyarakat untuk bekerja di Singapura.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved