Berita Surabaya

Bogasari Optimistis Penjualan Terigu Naik 5 Persen di Momentum Pemilu 2024

PT Indofood Sukes Makmur Tbk Divisi Bogasari optimistis kinerja penjualan dalam negeri tahun ini bakal moncer seiring adanya Pemilu 2024.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Salah satu peserta lomba menghias kue yang digelar di Festival Bogasari 2024 di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Indofood Sukes Makmur Tbk Divisi Bogasari optimistis kinerja penjualan dalam negeri tahun ini bakal moncer seiring adanya Pemilu 2024.

Untuk penjualan terigu di wilayah Jawa Timur, Bogasari yakin bisa meningkatkan kinerja hingga 5 persen dibanding realisasi penjualan di tahun kemarin yang mencapai sekitar 20.000 ton per bulan.

"Target penjualan untuk wilayah Jatim tahun ini bisa naik 5 persen dari realisasi tahun kemarin. Ada banyak faktor yang menjadi pemacu, diantaranya adanya momen pemilu tahun ini, banyak kampanye, ekonomi juga sudah stabil, sehingga permintaan terigu naik," kata Julius Romawi, Vice President (VP) Sales Bogasari Area 3, disela hari terakhir Festival Bogasari di Surabaya, Minggu (4/2/2024).

Terlebih harga terigu juga relatif stabil karena komponen-komponen yang  menentukan kenaikan harga terigu juga bergerak normal, seperti kurs dolar, harga gandum di negara asal dan fred kapal.

"Saat ini semua komponen tersebut cukup dibanding tahun sebelumnya sehingga kami optimis harga terigu, termasuk menjelang lebaran  tidak ada masalah, tidak ada kenaikan. Saat ini harga terigu Bogasari yang level paling bawah, terigu payung berada dikisaran Rp 180 ribu per  25 kg," jelas Julius.

Terkait tren penjualan terigu menjelang puasa dan lebaran, Julius Ronadi mengungkapkan, secara tahunan, penjualan terigu menjelang puasa selalu mengalami kenaikan sebesar 10 persen hingga 20 persen.

Agak turun sedikit saat momen awal puasa dan akan menanjak lagi seminggu menjelang Lebaran.

"Biasanya 1 minggu menjelang lebaran uang THR cair dan orang banyak berbelanja," tambahnya.

Kebutuhan terigu di wilayah Jawa Timur secara keseluruhan mencapai 35.000 ton hingga 40.000 ton per bulan.

Sementara serapan pasar untuk terigu Bogasari mencapai sekitar 20.000 ton atau sekitar 55 persen hingga 60 persen.

Jika dilihat dari jenis terigu, maka yang berkontribusi terbesar adalah terigu Segitiga Biru mencapai 40 persen, disusul Lencana Merah 30 persen dan sisanya ada Cakra Kembar dan lainnya.

"Kami masih menjadi market leader di Jatim, walaupun persaingan pasar cukup ketat, karena ada banyak pabrik terigu besar di sini, seperti Wilmar," ungkap Julius.

Agar pasar tetap bergairah dan permintaan terus naik, maka Bogasari gencar melakukan kampanye 'Terigu harus ada di setiap dapur masyarakat Indonesia'.

"Jadi tiap dapur harus ada, paling tidak setengah kilogram terigu. Karena dengan terigu masyarakat bisa mendapatkan banyak manfaat, bisa berkreasi sendiri," beber Julius.

Di sisi lain, Bogasari juga berupaya bagaimana terigu bisa mengangkat pertanian lokal, mendorong masyarakat untuk mengkreasikan masakan berbahan dasar terigu dengan komoditas lokal daerah yang melimpah.

"Salah satu nominator SME Award Bogasari tahun ini adalah UMKM dari Lombok. UKM tersebut mengkombinasikan terigu dengan 9 biji-bijian komoditas lokal. Ini yang sedang kami gencarkan," pungkas Julius.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved